" Aku sudah bilangkan,jangan sekali-kali kamu melarikan diri." ancaman pria itu pada seorang wanita yang berdiri tepat didepan dirinya.
" Untuk apa kamu terus mengangguku." ucap wanita itu dengan nada keras.
" Jangan pernah sekali-kali kamu mendekati pria lain selain aku." ucap pria itu dengan berani mengelus pipi kanan wanita itu.
wanita itu makin dibuat bingung kenapa pria itu terus mengejar dirinya sampai hidupnya mulai tak aman lagi setelah kedatangan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari ke dua puluh lima
seperti biasanya mona sibuk dengan pekerjaan yang dia kerjakan,Mona bekerja bersama bibi Ami yang selalu membantuku dirinya.
" Akhirnya semua selesai juga." Mona merasa lega akhirnya semua selesai juga.
" Mbak Mona istirahat saja,nanti sore mbak Mona lanjutkan lagi ." ucap Bibi Ami yang menyuruh dia untuk istirahat.
" Lalu bibi ?" tanya mona sekali lagi.
" Sudah,mbak mona istirahat saja." Bibi Ami mendorong Mona untuk segera pergi ke kamarnya untuk istirahat.
Mona pun langsung pergi ke kamarnya setelah bibi Ami menyuruh dirinya untuk istirahat.sampai dikamar Mona hanya duduk terdiam sembari melirik di jendela kamarnya.
"kangen pengen pulang ke rumah." gumam Mona yang rindu rumahnya.walaupun rumah sederhana, tapi didalamnya menyimpan semua kenangan keluarganya.
"mungkin aku belum bisa kesana dalam waktu dekat ini,tapi hanya bisa jika aku meminta waktu libur pada pria itu walaupun hanya satu hari." ucap Mona yang hanya bisa berharap itu.
Mona pun langsung tiduran ditempat tidur,sembari menatap dinding kamarnya ."Semoga masih ada harapan." ucap Mona yang begitu pusing memikirkan hal itu.
Ditempat lain
Andreas baru saja selesai rapat hari ini,hingga dia tak bisa bersantai mengerjakan pekerjaan yang lainnya.
" tok... tok..." terdengar suara ketukkan dari arah pintu .
" Masuk." ucap Andreas yang sedang sibuk memeriksa dokumen.
saat pintu dibuka,ternyata yang masuk didalam ruang kerjanya bukan asistennya.melainkan tuan Smith yang datang menghampiri putranya.
" Papa." ucap Lirih Andreas yang kaget melihat kedatangan papanya di tempat kerjanya.
"Andreas." sapa balik tuan Smith pada putranya, tuan Smith langsung duduk ditempat duduk didekat meja kerja putranya.
" Tumben papa kesini ,ada apa pa?" tanya Andreas pada papa yang datang tiba-tiba di kantornya.
"Seharusnya papa yang tanya, apa kamu sedang merencanakan sesuatu pada seseorang." ucap tuan Smith yang diam-diam mengawasi putranya.
"sepertinya papa mengetahui apa yang aku lakukan." batin Andreas yang dapat menebak.
"Hanya sekedar memberi peringatan saja,apalagi mereka datang membuat masalah dengan Andreas." jawab Andreas dengan santai.
Tuan Smith hanya membalas dengan menggelengkan kepala saat mendengar jawaban dari putranya.
" Sepertinya sifatnya tak jauh berbeda denganku saat muda dulu." batin tuan Smith yang merasa sifat putranya begitu sama dengannya.
"Lalu kamu berhasil?" tanya tuan Smith lagi.
" Berhasil,bahkan orang itu tak bisa berkutik lagi."
"Apakah orang itu tuan Johan."
mendengar jawaban itu, Andreas hanya terdiam dengan senyuman sinis.tuan Smith tahu betul bagaimana sifat putranya itu.
" Seperti papa diam-diam mengawasi Andreas ." jawab Andreas yang merasa papanya diam-diam mengawasi dirinya.
" Papa tahu dari mamamu,dan kamu bilang sendiri jika tuan Johan itu orang yang tidak bisa dipercaya bahkan papa baru dapat kabar dari seseorang jika saat ini tuan Johan sedang mengalami masalah dengan beberapa investor.dari itulah papa mencurigai jika kamu yang melakukan rencana itu hingga terjadi kebocoran data penting yang didalamnya mengenai penyalahgunaan keuangan perusahaan." jawab tuan Smith yang sedari awal sudah mencurigai jika semuanya ulah putranya sendiri.
"Ternyata papa lebih peka juga, Andreas melakukan itu tanpa sepengetahuan papa dibelakang tapi pada akhirnya papa mengetahui hal itu juga." jawab Andreas yang tak menyangka akan seperti ini pendapat dari papanya.
"Jangan anggap remeh papa, bukannya papa lebih pintar dalam hal menebak." tuan Smith membalas dengan senyuman mendengar jawaban dari putranya.
"Baiklah aku akui itu pa." jawab Andreas.
" Jangan lupa kamu memperkenalkan siapa calon istrimu nanti.kemarin mamamu terus mengomel pada papa masalah kamu memiliki kekasih." ucap tuan Smith yang terus menjadi tempat kesal istrinya .
Andreas langsung berubah dengan ekspresi kesal dengan pertanyaan papanya yang secara langsung bertanya soal wanita.
"Baiklah pa." jawab singkat Andreas, tuan Smith hanya tersenyum melihat ekspresi putranya yang menampakkan rasa kesalnya.
" Kenapa papa tersenyum?" tanya Andreas pada papanya.
" papa hanya berpikir,hanya mama kamu yang kamu takuti.sedangkan kepada orang lain tidak, cepat selesaikan urusanmu setelah itu bawa kekasihmu itu pada kami ." pesan Tuan Smith pada putra.
Andreas hanya membalas dengan anggukkan kepala.setelah kepergian tuan Smith mulailah Andreas menampakkan ekspresi kesalnya pada papanya yang datang tiba-tiba bertanya tentang hal itu .apalagi ia sedang berusaha untuk mendekati wanita itu.
sore hari
Mona seperti biasa mengerjakan pekerjaannya dengan bibi Ami.waktu pun tak terasa sudah waktunya Bibi Ami untuk segera pulang kerumahnya.
Bibi Ami sedang bersiap-siap dengan tas yang ia bawa." Ya sudah mbak,saya pamit dulu.nanti keburu tuan datang." jawab bibi Ami yang nampak terburu-buru hendak akan pulang.
Mona pun hanya membalas dengan anggukkan,apalagi dia sibuk menyiapkan minuman kopi untuk tuannya .
Tinggal beberapa menit lagi tuannya akan segera pulang.baru saja meletakkan minuman kopi hitam diatas meja kerja tuannya.
Tiba-tiba pintu terbuka yang ternyata itu kehadiran Andreas yang baru saja pulang dari kantornya.
" Selamat sore tuan." sapa Mona pada tuannya.
" Sore ." jawab singkat Andreas pada Mona yang saat itu masuk kedalam ruang kerja dengan tangan kanannya membawa nampan.
Mona pun bergegas keluar, dirinya tak ingin menganggu waktu istirahat tuannya.
Andreas hanya melirik kearah Mona yang sudah pergi dari tempat itu." Aku harus sabar untuk menyakinkan wanita itu ." batin Andreas yang masih dibayangi oleh perkataan dari papanya untuk segera mengenalkan wanita itu pada keluarganya.
Posisi Mona masih sibuk di dapur mempersiapkan bahan makan untuk dia masak .Mona masak makanan rumahan yang menurut dia mudah dan cepat dia kerjakan.
malam hari
seperti biasa mereka berdua makan malam bersama dengan beberapa menu yang sudah tersedia dimeja makan mereka.
" Ini makanan apa?" tanya Andreas yang baru pertama kalinya makanan seperti ini.
" Ini gorengan risol sayur tuan" jawab Mona yang sengaja membuat gorengan risol sayur untuk tuannya.
" Lumayan." ucap Andreas suka dengan gorengan yang dibuat oleh Mona.
Mona membalas dengan sedikit senyum pada Andreas yang begitu merasa senang masakannya begitu disukai oleh tuannya.
" Ini ada saos pedas kalau tuan ingin menambahkan rasa pedas." ucap Mona yang langsung memberikan saos pedas di botol.
Mereka menikmati makanan dengan santai apalagi Andreas tak terlalu banyak protes dengan makanan yang disiapkan oleh Mona.
Setelah selesai makan malam mona segera membereskan semua piring yang ada ditempat meja makan.saat posisi Mona sibuk di dapur membersihkan piring , tiba-tiba saja lampu di rumah itu mati secara langsung karena diluar rumah nampak hujan deras disertai angin yang cukup besar.
Mona pun mencoba berjalan dengan langkah pelan dengan tangan meraba meja.