Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 29
Mereka semua kini menatap penasaran kepada Ning Wie. Bocah itu pun berkata. "Entalah! Emm... aku juga tak mengerti. Yang jelas setelah dapat Spirit Pheonix Api aku langsung di kirim kembali. Hanya saja perjalanannya teramat lama, tidak seperti saat di kirim ke alam nya para Spirit gitu."
" OOHHH...." Ucap mereka serempak seperti di komando saja.
Ning Wie tersenyum puas mereka percaya begitu saja apa yang di katakan olehnya. Lagian Ning Wie juga terpaksa melakukannya. Ia terpaksa berbohong. Lagian Ning Wie berbohong juga tidak merugikan. Dan juga alasan yang di berikan nya itu masih bisa di terima akal sehat.
Tidak terasa hari semakin larut dan udara pun semakin dingin. Perayaan kegembiraan yang dilakukan oleh beberapa kelompok di Pelataran Paviliun Spirit mulai satu persatu membubarkan diri.
Hanya ada dua kelompok saja yang masih tetap tinggal dan masih merayahkan. Dan salah satu kelompok yang tertinggal itu adalah kelompok dari Klan Ning
Ning Wie dan teman- temannya sudah lama tepar dan mengelana di dunia mimpi. Yang tersisa tinggal para orang tua. Mereka bergembira hingga mentari mulai menampakkan diri. Menandakan hari telah berganti.
Ning Wie pun sudah bersiap meninggalkan pelataran Paviliun Spirit bersama dengan keluarganya. Begitu juga dengan keluarga yang lainnya. Mereka pergi sesuai dengan tujuannya masing-masing.
"Maaf Patriak, Kami pergi dulu!" Kata Ning Yahon sambil menangkupkan tangan di dada di ikuti dengan seluruh anggota keluarganya.
"Patriak, kami juga mohon diri!" Ucap Ning Dofang pemimpin cabang Ning kota Persik.
"Selamat tinggal Patriak," ucap serentak beberapa keluarga.
Patriak Ning Bing menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Dan orang - orang itu pun langsung pergi begitu dapat tanggapan.
"Bing Gege, terpaksa kita pisah di sini! Kami mau mengunjungi saudara Ning Niu." Ning Shin memakili keluarganya berpamitan kepada kakaknya.
"Patriak maaf! Kami pulang duluan. Saudara Ning Yang ternyata sudah menungguh di rumah!" Kata Panutua 1 pada ipar nya itu.
Patriak langsung menjawab, " Iya pergilah!" Kemudian lelaki paruh baya yang masih gagah dan tampan itu melangkah meninggalkan Paviliun Spirit di ikuti dari belakang oleh istri dan anaknya.
Setelah meninggalkan Paviliun Spirit, Patriak Ning Bing tidak langsung mengajak keluarganya itu pulang. Tetapi Ia mengajak Ning Ling dan Ning Wie mengunjungi Paviliun Seribu Manfaat.
Patriak Ning Bing sengaja membawa mereka berdua ke tempat itu untuk mencarikan anak tunggalnya itu buku atau perkamen jurus atau teknik yang berhubungan dengan elemen Es.
Patriak Ning terpaksa melakukan ini semua karena dia tidak mungkin menyuruh Ning Wie mempelajari jurus atau teknik elemen Es milik Klan. Hanya jurus dan teknik api yang akan Ning Wie pelajari dari perpustakaan Klan Ning.
Mereka bertiga tiba di pelataran Paviliun Seribu Manfaat lebih kurang dua jam. Sebuah bangunan tiga tingkat yang besar dan megah. Dan di atas pintu masuk bertuliskan Paviliun Seribu Manfaat yang terbuat dari emas.
"Ayo masuk! Semua kebutuhanmu WIie'er, bisa kau dapatkan di tempat ini!"
Patriak Ning Bing mengajak Ning Ling dan Ning Wie dan masuk ke dalam Paviliun Seribu manfaaf.
Begitu berada di dalam paviliun, Ning Wie baru menyadari kalau pengunjung atau pelanggan Paviliun Seribu Manfaat itu sangat banyak.
Pada tingkat satu ini Ning Wie bisa melihat berbagai macam jenis binatang mistik yang di jual. Dengan harga yang paling murah sampai yang paling mahal.
Dari binatang mistik tingkat satu sampai binatang mistik tingkat sembilan. Dari binatang mistik yang biasa sampai binatang mistik langka. Dan para binatang itu berada di dalam sangkar besi.
Binatang mistik bisa juga berkultivasi apa bila sudah berusia di atas lima tahun. Tetapi binatang mistik tidak akan bisa berbicara. Dan binatang mistik yang di jual ini tentu saja binatang yang sudah jinak.
Para binatang mistik yang jinak ini banyak di gunakan sebagai alat transportasi. Sebab formasi transportasi hanya ada di Paviliun Dahpin yang penyebarannya hanya ada di kota - kota besar di seluruh Kerajaan Jing.
Dan transportasi juga bisa menggunakan bola BLak BLik. Tetapi harga dari atribut formasi itu yang sangat mahal sekali.
"Yang kita cari tidak ada di lantai ini. Ayo naik ke lantai dua!" ucap Patriak Ning Bing.
Segera saja Patriak Ning Bing memimpin duluan menaiki tangga Paviliun Seribu Manfaat. Tetapi Ning Wie tidak mendengarkan apa yang kata ayahnya. Gadis itu tidak mengikutinya, Ia masih berdiri di tempat. Pandangannya tidak berkedip jatuh pada sebuah sangkar yang ada di sebelah ibunya Ning Ling.
Ning Ling yang mau melangkah mengikuti suami nya akhirnya berhenti. Ia mengikuti arah pandang Putri tunggalnya itu. Dan akhirnya ia menyadari kalau putri kesayangannya itu sedang terpikat dan tertarik pada binatang mistik tingkat dua.
Ning Ling tersenyum melihatnya kemudian berkata. " Apakah kau mau binatang mistic itu Wie'er?"
"Ya maulah, Bu! Aku mau banget! Kalau di ijinkan sich. Tapiiii Hehe.. Aku tidak punya uang cukup untuk membelinya."
HAHA HAHA
Ning Ling langsung tertawa terbahak- bahak mendengar perkataan Putri kesayangannya itu. "Kalau kamu mau, tentu saja ibu yang akan membelikan nya untukmu. Apa sich yang tidak buat anak kesayangan ibu? Anggap saja Itu hadiah dari ibu dan ayah."
Ning Wie langsung tersenyum lebar. Matanya berbinar. Bocah kecil itu senang sekali mendapat binatang mistik itu sebagai hadiah.
Ning Ling memberi isyarat tangan memanggil petugas paviliun yang berdiri agak jauh. Dan petugas yang melihat langsung berjalan mendekat.
" Apa yang bisa saya bantu Nyonya?" Tanya petugas itu ramah dan sopan.
" Saya mau binatang mistic itu." Ucap Ning Ling sambil menelunjuk Harimau Putih. "Berapa harganya?"
"Harga dari Binatang Mistik Harimau putih itu dua puluh lima koin emas, Nyonya."
Sedangkan Patriak Ning Bing yang menyadari kalau istri dan anaknya tidak mengikutinya langsung berbalik arah. Tidak sampai satu kali tarikan nafas Ning Bing sudah kembali ke lantai satu.
Tepat bersamaan dengan Ning Ling berdiri di depan kasir mau membayar harga Harimau Putih incaran Ning Wie. Ning Ling segera mengeluarkan koin emas nya dari cincin ruang nya. Koin emas itu Ia tumpuk di meja kasir.
"Saya membeli Harimau Putih di sana itu. Harganya dua puluh lima koin emas. Dan ini uangnya. Silahkan Anda menghitungnya!"
Panjaga kasir langsung menghitung uang yang di serahkan padanya. " Saya sudah menghitungnya. Uangnya pas, Nyonya. Terima kasih."
Petugas Paviliun mendekat dan menyerahkan binatang mistik Harimau Putih tingkat dua pada Ning Ling. Juga Bola Batu jiwa milik Harimau Putih yang takluk agar dapat selalu terkontrol.
Bola Batu Jiwa adalah Atribut formasi yang berisi formasi perangkap dan dapat menampung teknik pejinak binatang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...