Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1 - Persiapan Perayaan Kedewasaan
Sebuah kediaman yang begitu megah sedang dihias dengan ribuan pita berwarna merah untuk menunjukkan bahwa kediaman tersebut sedang bersuka cita.
Seorang gadis dengan gaun merah muda dan tubuh yang ramping sedang bermain di ayunan dengan riang sementara di hadapannya ada sepasang suami istri yang sedang menikmati pemandangan kolam.
"Ya'er, kamu akan segera mencapai usia dewasa besok." Ucap wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan anggun itu.
(Penggunaan kata 'er untuk menunjukkan kedekatan antara pemanggil dengan yang dipanggil. )
"Apakah itu berarti aku akan segera dinikahkan ? Kalau begitu maka aku tidak ingin dewasa. " Balas gadis yang berada di ayunan itu dengan wajah cemberut.
Sepasang matanya yang bulat , tulang hidung yang ramping dan tinggi serta bibir tipis yang kecil benar benar merupakan standar kecantikan pada saat ini.
"Tentu saja tidak, asalkan kamu tidak ingin menikah tahun ini maka kita bisa menundanya. " Ucap Pria paruh baya itu.
Dia adalah Marquis Xu, Menteri Keuangan pada saat ini dan yang di sebelahnya adalah Istrinya, Putri Hongling, adik kandung dari Kaisar saat ini.
Sementara gadis muda yang sedang duduk di ayunan itu adalah putri mereka, Xu Ya. Besok, dia akan berulang tahun ke 15 tahun yang berarti akan mencapai usia dewasa dan bisa menikah.
Marquis Xu telah menjodohkan Xu Ya dengan putra sahabatnya, Marquis Zhang yang telah pergi lebih dahulu meninggalkan putranya yang pada saat ini menjadi Sarjana terbaik di seluruh Kekaisaran.
Itu adalah pasangan yang serasi bagi Xu Ya, namun Xu Ya merasa enggan dengan pernikahan yang telah ditetapkan ini.
"Bagaimana mungkin bisa seperti itu ? Pernikahan yang telah ditetapkan tidak boleh ditunda tunda agar tidak menyebabkan bencana. " Ucap Putri Hongling dengan bijak.
"Ibu tidak menyayangiku lagi ! Buktinya Ibu ingin segera mengirimku pergi !" Seru Xu Ya mengerucutkan bibirnya.
"Bagaimana mungkin Ibu tidak menyayangimu lagi ? Kamu adalah satu satunya putri Ibu. Hanya saja sebagai seorang wanita, bagaimana mungkin bisa menemani orang tuanya selamanya ? Cepat atau lambat kamu harus menikah. " Ucap Putri Hongling berjalan dan memeluk putrinya dengan lembut.
"Kenapa wanita harus menikah di usia yang sangat muda ? Aku ingin seperti Ayah yang menuliskan artikel, menilai dan menganalisis kondisi dunia lalu memasuki pengadilan Istana. " Ucap Xu Ya merasa tidak adil.
"Tidak ada wanita yang diperbolehkan untuk memasuki pengadilan Istana. Wanita hanya diperbolehkan mempelajari enam kesenian dengan baik, baru bisa mendapatkan jodoh yang baik. Semakin menua wanita maka semakin menurun orang orang yang menyukainya, dengan begitu maka akan semakin sulit untuk mendapatkan pasangan yang setara. " Ucap Putri Hongling.
"Kalau begitu maka aku tidak akan menikah ! Jadi aku bisa menemani Ayah dan Ibu lalu aku juga bisa menjadi sarjana seperti Ayah. " Balas Xu Ya.
"Tampaknya kamu masih kurang belajar mengenai etika wanita, pergi ke kamarmu dan salin tiga kali ! Ibu akan menilainya untukmu malam ini. " Perintah Putri Hongling.
Xu Ya menghentakkan kakinya sembari cemberut dan menatap kedua orang tuanya dengan tatapan tidak senang.
"Aku benci terlahir sebagai seorang wanita !" Seru Xu Ya dengan kesal lalu berlari ke halamannya.
Pelayan kepercayaannya langsung berlari mengikuti Xu Ya ke halamannya, kedua orang tuanya memandang putri mereka sembari menghela nafas.
"Seandainya , Ya'er bisa tumbuh dewasa lebih cepat maka aku juga tidak akan merasakan kekhawatiran. " Gumam Putri Hongling dengan cemas dan khawatir.
Putri Hongling bersandar kepada suaminya dan suaminya memeluknya dari belakang sembari memilin rambut Putri Hongling.
"Biarkan Ya'er tumbuh secara perlahan. Lagipula waktu kita bersamanya juga masih panjang, jika dia masih menjadi anak anak sepanjang waktu maka kita bisa membiayainya seumur hidupnya. Tidak perlu bergantung pada suami untuk bertahan hidup. " Ucap Marquis Xu.
"Benar juga, hanya saja dia mungkin akan menerima kritikan dari mana saja jika dia melakukan hal tersebut. Terlebih lagi di situasi yang kacau pada saat ini, jika dia bisa melindungi dirinya sendiri saja maka aku akan merasa sangat puas. Paling tidak, jika dia menikah dengan keluarga yang baik maka di masa depan dia akan memiliki sandaran. " Balas Putri Hongling menghela nafas sekali lagi.
Marquis Xu tidak menjawab dan hanya mendengarkan keluhan keluhan dari Istrinya, keluarga mereka harmonis dan tidak memiliki selir. Mereka juga hanya memiliki satu Putri yaitu Xu Ya.
Sayang sekali bahwa situasi pada saat ini kacau karena situasi perebutan tahkta dan kondisi Kaisar yang sudah mulai menurun sehingga tidak ada rasa aman lagi di Ibukota ini.
Sementara di sisi lain, Xu Ya mengeluh dan mengambil kitab yang berisikan etika wanita bangsawan. Lalu mulai menyalinnya sembari bertopang dagu.
"Kenapa para wanita hanya boleh membaca buku ini sementara jika pria bisa membaca buku yang tak terbatas jumlahnya ? Mereka bahkan bisa pergi ke Akademi untuk belajar dan bersaing, bukankah aku juga bisa melakukan hal yang sama ?" Tanya Xu Ya masih tidak mengerti dengan pola pikir masyarakat pada saat ini.
"Nona jangan mengatakan hal ini lagi di masa depan, dengan begitu Nyonya tidak akan menghukum Nona lagi. Terutama besok adalah upacara kedewasaan Nona. " Ucap pelayan kepercayaannya, Qingchen.
Qingchen telah menemaninya dari ketika dia berusia 6 tahun dan Qingchen baru saja berusia 10 tahun, keduanya tumbuh bersama dan tidak berbeda dari saudari pada umumnya.
"Kamu benar, hanya saja aku merasa penasaran kenapa dunia ini sangat tidak adil pada wanita ?" Tanya Xu Ya sembari termenung.
Ketika malam tiba, Putri Hongling benar benar datang untuk melihat pekerjaan Xu Ya sekaligus membawakan sup ginseng untuk menghangatkan diri.
Ketika tiba, Putri Hongling bisa melihat Qingchen yang sedang berdiri di depan kamar Xu Ya dengan wajah yang gelisah.
"Nyonya, mohon berbelas kasih kepada Nona. Nona merasa kelelahan belakangan ini sehingga tertidur lelap, Qingchen tidak berani untuk membangunkan Nona. Mohon Nyonya menghukum Qingchen saja. " Ucap Qingchen segera berlutut.
Putri Hongling menghela nafas dan memberikan sup ginseng kepada pelayan kepercayaannya lalu membantu Qingchen untuk berdiri.
"Lupakan saja, aku juga tidak benar benar ingin menghukumnya. Hanya berharap bahwa dia bisa lebih bijaksana dalam berucap. " Ucap Putri Hongling.
"Terima kasih Nyonya !" Seru Qingchen dengan suara tertahan agar tidak mengganggu Xu Ya.
Putri Hongling masuk ke dalam kamar putrinya dan melihat putrinya yang sedang tertidur sembari memegang kuas.
Kedua pelayan langsung mengangkat Xu Ya untuk berbaring di atas ranjang, lalu Putri Hongling menarik selimut untuk menutupi tubuh putrinya.
Entah mengapa, dia merasa cemas dan gelisah berlebihan sejak tadi. Putri Hongling duduk di tepi ranjang putrinya lalu melepaskan gelang giok yang selalu dia gunakan lalu memasangnya di tangan Xu Ya.
...----------------...
Terima kasih untuk teman teman yang sudah membaca karya author yang baru ini, mohon dukungannya ya teman teman sekalian !!!
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,