Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Dalam hatinya Domanick bertanya-tanya kemana Gilbert membawa Lindsey pergi? Seisi rumah telah diputari oleh Domanick sambil meneriakkan nama Lindsey, namun melihat mobil yang dikendarai oleh Gilbert tidak ada Domanick mengira Gilbert membawa Lindsey dengan mobil itu.
"Sial, bisa-bisanya Gilbert membawa Lindsey tanpa seizin ku, mau apa dia apa dia berharap bisa berduaan dengan Lindsey? Jelas sekali terlihat dari raut wajahnya kalau Gilbert menyukai Lindsey, tidak akan aku biarkan itu!"
Entah kenapa rasa kesal melihat Lindsey dibawa oleh Gilbert muncul secara alami dari dalam hati Domanick, namun ketika Domanick menyadari hatinya kesal karena itu Domanick berpikir itulah bentuk kasih sayang dia sebagai kakak sepupu pada adik sepupunya.
"Kemana mereka? Lihat saja, akan aku patahkan tulang pipi Gilbert karena sudah berani membawa Lindsey tanpa izin." Domanick terus merutuki asisten pribadinya itu sambil mengendarai mobilnya sendiri.
Sementara itu, Lindsey yang saat ini hanya mengenakan kemeja putih milik Domanick terlihat sangat kebesaran , tapi apa boleh buat hanya kemeja-kemeja milik Domanick yang ada didalam mobil ini.
"Nona, kita keluar hirup udara segar!"
"Tapi,"
"Sudah ayo tidak apa-apa,"
Setelah diyakinkan oleh Gilbert bahwa bergabung dengan orang-orang lain yang sedang melakukan car free day itu menyenangkan dan menyegarkan Lindsey akhirnya mau keluar mobil.
Ternyata mengasikan berada dilingkungan keramaian seperti ini, Lindsey sampai lupa bahwa hatinya merasa sakit akibat ulah Domanick dengan wanita bayarannya tadi.
Tiba-tiba seorang laki-laki muda yang melaju dengan cepat menggunakan scatboard menyenggol tubuh Lindsey hingga membuat tubuh Lindsey terpelanting dan hampir jatuh, untung saja Gilbert sigap meraih tubuh Lindsey dan Lindsey pun memeluk Gilbert karena masih shock akibat ulah orang di scatboard itu.
Dalam keadaan seperti itu, Domanick yang baru saja tiba melihat posisi Gilbert memeluk Lindsey didepan kedua matanya. Darah Domanick langsung berdesir, kepalanya bertanduk dan kupingnya berasap melihat adegan Lindsey dan Gilbert.
Domanick segera turun dari mobilnya dan berjalan cepat menghampiri Gilbert dan Lindsey.
"Kurang ajar, brengsek!" Diraihnya kerah kemeja Gilbert yang membuat Lindsey terlepas dari pelukan Gilbert.
"Tuan maaf Tuan, tadi nona hampir jatuh!"
"Halah kau sengaja kan mencari kesempatan, akan ku buat tulang pipi mu itu remuk!"
"Kakak, apa-apaan si!" Lindsey memisahkan Domanick dari Gilbert.
"Kau dipeluk-peluk oleh buaya ini Lindsey,"
"Memangnya kenapa? Kalau perlu aku berciuman juga dengan Gilbert tidak ada yang aneh kan dengan itu!"
"Lindsey!" Domanick membentak Lindsey.
"Kenapa kak Nick membentak ku? Aku saja tidak pernah mengganggu kakak, kenapa kakak selalu saja mengganggu ku mengganggu pikiran ku, mengganggu mood dalam diriku! Kau pengganggu!" Lindsey mengeluarkan uneg-unegnya lalu kemudian pergi meninggalkan Domanick dan Gilbert.
"Lindsey tunggu!" Domanick hendak mengejar Lindsey.
"Tuan, kau tidak jadi memukul ku?"
"Pukul sendiri dengan tanganmu!"
"Baiklah Tuan," Gilbert pun memukul pipinya sendiri menggunakan tangannya.
Begitulah Gilbert Tuannya memerintahkan apapun pasti akan dia lakukan, Gilbert dan Domanick tidak pernah bertengkar sungguhan hanya bertengkar lucu seperti itu saja.
Lindsey berjalan kaki sambil mengerucutkan bibirnya, sementara Domanick mengejarnya dengan mobil namun pelan mengikuti langkah kaki Lindsey.
"Lindsey ayo masuk ke mobil, jarak ke rumah kan lumayan!"
"Tidak mau!"
"Iya kakak salah, maaf tadi sudah membentak mu!"
"Bodo amat,"
"Lindsey, ayolah jangan marah begitu! Kakak hanya khawatir saja,"
"Sana pergi!"
Domanick pun menepikan mobilnya, lalu berlari mengejar Lindsey.
"Lindsey, ayo naik mobil kakak,"
"Lagian untuk apa kak Nick menyusul aku dan Gilbert kesini? Kak Nick itu ganggu banget tau engga si,"
"Kau tidak boleh pergi dengan laki-laki begitu Lindsey, kau itu tanggung jawab kakak,"
"Gilbert itu kan asisten pribadi Kakak, jadi untuk apa khawatir,"
"Karena kau wanita, kau cantik, kau seksi, bagaimana jika Gilbert melakukan hal-hal yang tidak-tidak padamu karena tidak bisa menahan hasratnya?"
Sontak saja Lindsey melongo dengan pengakuan jujur Domanick yang mengatakan dirinya cantik dan seksi.
"Apa benar aku cantik dan seksi? Kak Nick mengakui itu?"
"Lupakan ucapan ku tadi, cepat ikut!"
"Sudahlah, aku akan pulang dengan Gilbert saja! Kakak pulang duluan saja,"
"Tidak, kau harus pulang denganku?"
Domanick kembali menggendong tubuh Lindsey.
"Kak Nick, kebiasaan sekali si maen gendong-gendong begini turunkan aku!"
Namun Domanick kekeh memasukkan Lindsey kedalam mobilnya dan duduk dijok depan mobil, Lindsey tetap meronta meminta turun dari mobil itu tapi hal itu justru membuat wajahnya dan wajah Domanick berdekatan.
Jantung Lindsey langsung berdetak lebih kencang saat ini karena Domanick justru memegangi pinggulnya dan wajahnya berada hanya beberapa inci dari dirinya.
"Kakak awas,"
"Kau mau berontak lagi?"
Kedua pasang mata keduanya saling bertatapan, dadaa Lindsey kembang kempis dan melihat bibir Domanick dari jarak seperti saat ini membuat otak nakal Lindsey bekerja lebih dulu dari otak warisnya, Lindsey menelan salivanya.
Begitu juga dengan Domanick, pandanganya sudah tidak sehat lagi karena terus terpaku pada bibir ranum dan lembab milik Lindsey.
"Jangan melawan Kakak lagi Lindsey," tatapan mata Domanick begitu sendu.
Namun Lindsey yang sudah tidak berkonsentrasi lagi malah mencium pipi Domanick dengan gilanya. Membuat Domanick membulatkan matanya lalu buru-buru pergi menuju kursi kemudi mobil.
"Aduh Lindsey apa yang baru saja kau lakukan? Apa otakmu sudah tidak waras, kenapa mencium pipi kak Nick begitu memalukan!" Lindsey terus mengutuk dirinya sendiri didalam hatinya.
Sedangkan Domanick fokus menyetir dan tidak membahas apapun soal Lindsey mencium pipinya. Akhirnya mobil Domanick tiba di kediamannya, Lindsey dan Domanick turun dari mobil tanpa saling mengobrol.
"Kakak tunggu di meja makan, kau mandilah!"
"Iya kak!"
Sementara mobil Gilbert menyusul dibelakang.
Sore harinya, Gilbert, Domanick dan Lindsey pergi ke bandara untuk menjemput orangtua mereka setibanya di bandara rupanya mereka sudah landing sejak beberapa menit lalu.
"Mom," Lindsey langsung berlarian dan memeluk Laluna.
"Aduh anak gadis momy, kau rindu?"
"Iya!"
"Lindsey apa Kak Nick merawat mu dengan baik?" tanya Tuan Lan.
"Iya Paman, Kak Nick merawat dan menjaga ku dengan baik,"
"Kenapa kalian meragukan aku tidak bisa menjaga sepupuku sendiri?" Domanick mencium pipi Larisha.
"Yah kan kami hanya takut kau sibuk berkencan sana sini sampai lupa menjaga sepupumu ini," sindir Larisha.
"Sudahlah cepat, kita pulang ke rumah!" kata Domanick karena tidak mau Larisha dan Tuan Lan kembali menyerangnya dengan sindiran-sindiran soal perilakunya yang selalu mempermainkan wanita.
♥️♥️♥️
Maaf ya sayang-sayangku maak telat upnya, tapi diusahakan banyak loh up nya jadi jangan
lupa di like ya setiap babnya, oke oke🙏🙏😁
mampir yuk ke novel aku❤☺