NovelToon NovelToon
Love Is Never Boastful

Love Is Never Boastful

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Beda Usia
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yuliastro

Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilihan sulit.

Ben sedang duduk di dalam mobilnya sambil membaca majalah bisnis.Sesekali ia tampak mengalihkan pandangannya keluar kaca jendela mobil.Dia terlihat gelisah dan sedang menantikan seseorang.Matanya pun tidak benar-benar fokus membaca,hanya membalik-balik halaman per halaman.

Tiba-tiba pintu kaca mobil diketuk oleh seorang pengawal pribadinya.

Dengan buru-buru Ben langsung membuka kaca mobil,"Bagaimana?apakah dia sudah terlihat?"tanyanya. 

"Belum Tuan muda Ben,tapi saya mendapatkan info dari satpam kurang lebih lima menit lagi sudah waktunya pulang"jawab sang pengawal tegas.

"Baik,aku akan menunggu bersama kamu."Ben langsung meletakkan majalah begitu saja dan beranjak keluar dari mobil.

"Apakah Tuan muda Ben benar-benar ingin ikut bersama saya menunggu diluar?Diluar cukup terik dan akan banyak orang yang akan mengenali Tuan"tanya sang pengawal.

"Dia terlalu licik dan cerdik.Jika kau sendirian tidak akan bisa menangkapnya.Maka kerahkan teman-temannya yang lain untuk berjaga di titik lain,berjaga-jaga jika dia ingin kabur"jawab Ben.

"Baik Tuan"sahut sang pengawal tanpa membantah. 

Bel pulang sekolah berbunyi,banyak anak-anak keluar dari halaman sekolah. 

Begitu juga dengan Kay dan dua sahabatnya.Mereka berjalan beriringan,dengan Kay berada di tengah diapit oleh Juju dan Bilbil.

Kedua teman Kay penasaran dengan gadis yang dilamar oleh Ben,dan yang akan dinikahinya.

Kay bilang kepada kedua sahabatnya,"Apa kalian benar-benar ingin tahu gadis itu?."

Juju dan Bilbil mengangguk bersamaan.

Kay yang berniat ingin memperlihatkan rekaman Ben bersama Dea dari ponselnya.Tiba-tiba tidak jadi melakukannya,setelah banyak murid perempuan berteriak histeris.Termasuk juga dengan kedua sahabatnya.

Kay kaget dan langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku baju kemeja sekolahnya.Setelah ia melihat semua murid perempuan berlari ingin berusaha mendekati Ben,tapi mereka ditahan oleh para pengawalnya. 

Tanpa sengaja Ben dan Kay saling melihat dan bertatapan satu sama lain.

"Ya Tuhan,apa yang dia lakukan di sekolahku.Apa dia masih berusaha menginterogasi soal pembicaraannya yang tak sengaja kudengar?"batin Kay pelan.

Juju dan Bilbil ingin berlari mendekati kerumunan Ben,tapi dihentikan oleh Kay dengan cepat.

"Mau kemana kalian?ayo kita pergi sekarang dan pulang!Aku tidak ingin berurusan dengan pria sombong itu lagi"kata Kay tegas menarik lengan kedua sahabatnya itu. 

Kay memanfaatkan keramaian yang ada untuk menyelinap dan berusaha kabur menghindari Ben.

"Akhirnya kita sudah aman dan jauh dari pria sombong ini"ucap Kay lega.

"Beraninya kau mengatakan aku pria sombong!."Suara seorang laki-laki dengan tegas dan sedikit keras menjawab perkataan Kay.

Kay berbalik badan untuk melihat suara laki-laki itu,dan betapa terkejutnya Kay begitu melihat jika bukan kedua sahabatnya yang sedang bersamanya,tetapi Ben dan pengawalnya.

Ben tersenyum sinis dan senang karena bisa mengelabui Kay.

"Bagaimana bisa aku menarik lenganmu?bukankah tadi kamu berada di kerumunan?"tanya Kay bingung.

"Kenapa kamu heran bukan dengan kecerdikan ku"jawab Ben sinis.

Kay diam berpikir mencoba mencari cara menjauh dari Ben dan tetap bersikap tenang.

"Yang berdiri di kerumunan itu pengawalnya yang sudah aku make over menyerupai diriku.Sehingga aku bisa menangkapmu jika kamu kabur seperti ini"kata Ben lagi.

"Dasar licik"ucap Kay pelan.

Ben menatap Kay,"Apa yang kau katakan barusan?."

"Tidak ada"jawab Kay santai.

Ben berjalan mendekati Kay hingga jarak diantara keduanya begitu dekat.Lalu mendekatkan wajahnya ke arah Kay.

"Jangan macam-macam ya!Aku bisa memukul atau menggigit wajahmu hingga robek"ancam Kay tegas.

Ben tersenyum sinis mendengar ucapan Kay,"Kamu bukan tipeku.Lagipula,mana mungkin aku menyukai gadis serigala jadi-jadian seperti kamu.Jadi jangan sok pede"ujar Ben ketus.

"Apa katamu?aku gadis serigala jadi-jadian.Kamu memang pria yang tidak punya sopan santun ya!Jangan kamu kira juga,aku tertarik dan suka padamu seperti murid perempuan di sekolahku.Awas!minggir!urusan kita sudah selesai,aku mau pergi"balas Kay kesal.

Lalu Kay berusaha mendorong tubuh tinggi Ben untuk menyingkir darinya.Tapi Ben langsung menarik tangan Kay untuk tetap berada di hadapannya.

Ben mendekatkan lagi wajahnya ke arah wajah Kay.Mereka berdua tak sengaja saling bertatapan.

"Jangan kau sebarkan apa yang sudah kau dengar!"ancam Ben tegas.

Tiba-tiba entah dari mana ada wartawan yang memfoto mereka berdua.

Tentu saja melihat hal itu para pengawal Ben tidak tinggal diam,dan langsung membekuk wartawan itu lalu mengambil memori kameranya.

Kay yang menyadari fokus Ben teralihkan,langsung menginjak kaki Ben dan kabur.

Ben merintih kesakitan sambil melihat Kay yang menjauh darinya.

"Pria aneh!"ucap Kay yang semakin kesal pada Ben.

***

Di kediaman keluarga Hartanto.

Nenek Ben sedang berbincang dengan mamanya Ben di ruang keluarga,sembari menunggu kepulangan Ben dan papanya.

"Ada apa bu?Ibu bilang ingin mengatakan hal penting denganku.Perihal apa itu Bu?"tanya Mama Ben.

Nenek Ben tersenyum menatap wajah sang menantu yang duduk di sampingnya.

"Ini masalah pernikahan putramu Ben,Eni"jawab Nenek Ben tenang.

Raut wajah Mama Ben berubah kecut seketika setelah mendengar jawaban dari Ibu mertuanya.

Lalu tanpa sungkan dan ragu ia pun mengutarakan isi hatinya.

"Jujur Bu,saya pribadi kurang setuju dengan rencana pernikahan Ben."

"Lho kenapa,Eni?"tanya Nenek Ben.

Mama Ben menghela nafas pendek dengan wajah serius menatap tajam Nenek Ben dan berkata,"Sebab Ben sama sekali belum mengenal gadis yang akan dijodohkan dengannya Bu.Bagaimana Ben bisa menikahi seorang gadis yang asing?pernikahan bukan main-main kan Bu.Saya berharap  Ben hanya menikah sekali untuk seumur hidupnya,tentunya dengan gadis yang tepat dan dicintainya."

Nenek Ben tersenyum sambil menepuk pelan pundak menantunya itu.

"Ibu paham kegelisahan mu Eni.Itu sangat wajar dan alami,sebab kamu ibunya Ben.Kecemasanmu itu sah-sah saja"ucap Nenek Ben.

Kemudian Nenek Ben mengambil sesuatu dari kotak berukuran kecil yang berada tepat di samping kanannya.

"Surat apa itu Bu?"tanya Mama Ben bingung.

Nenek Ben lalu memperlihatkan surat tersebut pada Mama Ben dan mempersilahkan untuk membacanya.

"Ini adalah surat yang ditulis langsung oleh mendiang suamiku,ayah dari suamimu dan kakeknya Ben,Irwan Hartanto.Lihat dan bacalah surat ini Eni,setelah itu kamu akan paham dan mengerti semuanya"jelas Nenek Ben.

Setelah mendapatkan izin Mama Ben lalu membaca surat itu.

Dalam surat itu tertulis bahwa mendiang Kakek Ben yang bernama Irwan Hartanto memiliki keinginan menjodohkan anaknya

dengan anak sahabat karibnya untuk menikah.Tapi karena masing-masing dari mereka memiliki anak laki-laki,sehingga keinginan itu tidak dapat terlaksana.Dan janji untuk perjodohan itu turun pada cucu mereka.Alasan kuat mendiang Irwan Hartanto melakukan janji ini yaitu untuk membalas jasa dari keluarga Budi Setyo Jati (kakeknya Kay),karena telah menyelamatkan nyawanya dan memberikan modal usaha gratis pada Irwan Hartanto untuk memulai kembali bisnisnya yang hancur dari nol.

Setelah membaca dan memahami surat mendiang ayah mertuanya,akhirnya membuat Mama Ben paham dan berusaha untuk menghormati keputusan yang akan diambil oleh ibu mertuanya dan juga suaminya.

"Kemewahan dan semua yang kita nikmati dan miliki saat ini,termasuk kebahagian mu dan keluarga kita.Tidak akan dapat terwujud jika sahabat baik dari mendiang Kakek Ben tidak membantu"ujar Nenek Ben.

Mama Ben mengangguk tanpa berkomentar lagi.

Tak lama kemudian Papa Ben sudah pulang dan menuju ke ruang kerjanya.

Mengetahui hal itu Mama Ben langsung beranjak dari ruang keluarga setelah permisi pada Nenek Ben.

Lalu menyambut kedatangan sang suami sambil membawakan teh hangat tawar.

Keduanya terlihat sangat harmonis dan serasi,sembari berbincang santai mengenai perjodohan putra mereka.

Saat keduanya sedang asyik berbicara mendadak Ben masuk.

Papa Ben tersenyum dan mempersilahkan putranya untuk duduk.

Ben terlihat menggenggam sesuatu di tangannya dan tanpa ia sadari papanya mengamati hal itu.

"Apa itu Ben yang ada di tanganmu?apakah itu ponsel baru mu?"tanya Papa Ben.

"Bukan apa-apa pah"sahut Ben.

"Gadis itu benar-benar membuatku kesal"gerutu Ben didalam hati. 

Rupanya ponsel yang ada di tangan Ben sekarang adalah milik Kay.Tidak sengaja jatuh tertinggal saat ia berusaha kabur dari Ben.

"Jadi apakah kau sudah memilih,Ben?"tanya Papa Ben.

Lamunan Ben buyar mendengar pertanyaan dari sang ayah.

"Memilih apa maksud papa?"Ben balik bertanya.

"Tentu saja memilih seorang istri untuk menjadi pasangan hidupmu"jawab Papa Ben.

"Kenapa aku harus susah memilih Pah,kalau aku tidak bisa memilih"sahut Ben dengan dingin.

"Apa maksudmu?"tanya Papa Ben lagi.

"Maksudku kenapa aku harus memilih jika hal itu sudah di pilihankan dan ditentukan untukku"jawab Ben sambil memainkan ponsel Kay.

"Apakah tidak bisa kau letakkan atau simpan ponsel yang ada di tanganmu itu dulu!"pinta Papa Ben tegas.

Ben segera memasukkan ponsel milik Kay ke dalam saku celananya.

Tanpa Ben sadari mamanya terus mengamatinya dengan seksama.

"Hubungan macam apa sampai mendiang Kakek membuat perjanjian aneh dengan perjodohan seperti ini?"tanya Ben.

Ben  belum mengetahui latar belakang di balik alasan mendiang kakeknya melakukan perjanjian perjodohan ini.

"Perjanjian ini tidak aneh,Ben.Ada alasan kuat dan mendasar di baliknya.Ini adalah perjanjian yang dibuat Kakekmu dengan satu-satunya sahabat terbaiknya.Dan anak dari sahabat terbaik Kakekmu juga sahabat baik papa"jawab Papa Ben.

"Satu-satunya sahabat terbaik?apa kakek tidak memiliki teman lain?"ucap Ben sinis.

Melihat sikap Ben membuat mamanya marah dan membentaknya.

"Ben,jaga sikapmu!Kau sedang berbicara dengan Papa mu.Tingkah tidak sopan macam apa yang kau tunjukkan itu.Kau bukan anak-anak lagi,Ben"ucap Mama Ben .

Ben menghela nafas panjang.

Sementara itu,mamanya diam kembali dan terus mengamati Ben.

"Seperti yang kau tanyakan.Sebelumnya kakek memiliki banyak teman.Tapi tidak ada satupun yang mau menolongnya di saat dia terpuruk.Bahkan sebagian hanya memanfaatkannya saja untuk memperoleh keuntungan.Itulah sebabnya dia hanya memiliki satu sahabat saja,setelah bangkit dari masa buruknya.Satu teman yang sangat mengerti dirinya dan sangat dibutuhkannya,membuat dirinya dapat bangkit dan terus menata kehidupan. Kakekmu sangat beruntung karena dia memiliki seorang teman seperti itu.Oleh karena itu,dia ingin menghadiahi sesuatu hal yang berharga pada teman baiknya itu. 

Dengan membuat ikatan yang kuat dan dekat melalui perjodohan pernikahan"jelas Papa Ben panjang lebar.

Ben tersenyum sinis sambil menggelengkan kepalanya.

"Ini benar-benar hal yang konyol dan lucu.Perjodohan antara seorang cucu konglomerat terkenal dan cucu dari sahabat terbaik kakek.Kenapa tidak menghadiahi temannya itu uang atau hal lain saja?tidak dengan perjodohan aneh seperti ini."

"Ben jaga sikapmu!"pinta Mamanya.

"Mah,bisakah tolong ambilkan surat peninggalan mendiang ayah pada Ibu.Papa yakin setelah membaca surat itu.Ben akan memahami semuanya dan mengerti"pinta Papa Ben.

"Baik pah."Mama Ben beranjak dari duduknya dan bergegas menemui Nenek Ben kembali di ruang keluarga.

"Tidak perlu mengambilnya Mah!Aku tidak mau membacanya.Itu tidak penting bagiku"sahut Ben ketus.

Langkah Mama Ben berhenti dan menatap tajam ke arah Ben.

"Ben,jaga sikap dan perkataanmu Nak."

Ben kembali diam dan bersikap acuh tak acuh.

Papa Ben kemudian meminta istrinya untuk duduk kembali dan bersikap tenang.

Dia mengerti dibalik sikap dingin Ben dan tetap tenang menghadapi putranya itu.

"Sebenarnya yang terjadi tidak seperti kau pikirkan,Ben.Perjanjian itu dibuat saat mendiang Kakekmu masih hidup.Perjanjian itu sebenarnya terjadi pada generasi ayah.Tapi karena anak dari sahabat kakek juga laki-laki dan sama-sama anak tunggal,maka perjanjian itu tidak terjadi.Dan sekarang akhirnya perjanjian itu pun menurun padamu"jelas Papa Ben.

Ben diam dan bersikap tidak peduli,tapi dia mendengarkan perkataan ayahnya dengan baik.

Papa Ben lalu menghampiri Ben dan duduk di sampingnya,dengan pelan diusapnya lembut kepala Ben seraya berkata,"Yang paling penting adalah perasaanmu.Papa tidak ingin memaksamu untuk melakukan perjodohan pernikahan ini,kalau kau tak menginginkannya.Sebab hal ini juga menyangkut tentang masa depan dan hidupmu.Papa hanya ingin melihat kamu bahagia."

Ben tidak merespon dan masih diam.

Papa Ben lalu meneruskan perkataannya lagi,"Tapi kau juga harus menghormati keputusan Kakekmu.Dia tidak sembarangan dan asal-asalan mengambil janji ini.Jika papa diberi kesempatan untuk melakukan janji dari Kakekmu tentu akan papa lakukan.Dengan harapan mendiang Kakekmu akan tenang disana.Namun,papa tidak memiliki kesempatan untuk melakukan hal itu."

Ben berpikir sambil menatap wajah papanya yang terlihat sendu.

"Satu lagi Ben,jika kamu memilih tidak ingin melakukan perjodohan ini.Maka kamu tidak berhak mendapatkan semua aset dan warisan sebagai penerus keluarga Hartanto,meskipun hanya sepeser pun.Semua harta kekayaan yang kita miliki akan di sumbangkan.Hal itu juga disebutkan dalam surat wasiat mendiang kakek.Jadi pikirkan hal ini dengan baik dan bijak"jelas Papa Ben kembali.

Ben tercengang dan sangat kaget mendengar perkataan papanya.

"Itu hal gila yang pernah kudengar pah.Bagaimana bisa kakek membuat wasiat seperti itu!"kata Ben marah.

Papa Ben tersenyum tipis ke arah Ben sambil mengusap kepala Ben.

"Jangan salah mengambil keputusan dan pikirkan ini dengan baik"ucapnya beranjak dari tempat duduk. 

Ben terdiam sambil berpikir keras.

Sementara itu, kedua orang tuanya sudah keluar dari ruangan menuju ruang keluarga untuk menemui sang Nenek. 

 

1
Yuni Andrianih
annyeong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!