Kehidupan berat dan pahit harus dirasakan Cristal Aaron setelah kematian suaminya. Kematian sang suami yang mendadak meninggalkan banyak hutang yang membuatnya harus pontang panting mencari uang dan menjadi seorang penari striptis untuk membayar hutang yang ditinggalkan oleh suaminya dan menghidupi putri kecilnya yang berusia 3 tahun juga ibu mertuanya yang sakit-sakitan.
Gail Bernard seorang mantan mafia yang tidak mengenal cinta selalu memperhatikan Cristal saat sore hari dan pada akhirnya menyadari jika dia telah jatuh cinta pada wanita itu.
Semula dia patah hati karena mengira Cristal seorang jal*ng dan melupakan cintanya namun suatu hari Gail bertemu dengan Cristal yang sedang dalam masalah karena dia diincar oleh mafia yang menginginkan tubuhnya.
Akankah Gail kembali ke dunia hitam yang sudah dia tinggalkan sejak lama untuk membantu Cristal dan apakah dia mau memperjuangkan wanita itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Mobil yang dibawa oleh Gail sudah hampir tiba di rumah Cristal karena saat itu dia sedang mengantar Cristal pulang. Selama di perjalanan, mereka tidak mengatakan apa pun. Cristal tidak berani bertanya apa pun walau dia sangat ingin tahu kenapa lagi-lagi Gail menolongnya. Jujur saja pria itu terlihat menakutkan. Tidak ada senyum sedikitpun, ekspresi wajahnya kaku dan dingin.
Cristal menebak jika pria bernama Gail itu tidak jauh berbeda dengan Lucius. Jangan sampai dia keluar dari mulut buaya justru masuk ke dalam mulut singa karena bisa saja Gail juga menginginkan tubuhnya seperti Lucius. Dia bahkan takut jika Gail lebih berbahaya dari Lucius, semua itu bisa dia lihat dari reaksi Lucius saat pria itu menodonginya senjata api.
Gail bahkan tidak ragu mengeluarkan pistol di depan umum, sial. Entah kenapa semenjak kematian Alvin, hidupnya selalu berada di dalam masalah. Tidak saja harus melarikan diri dari penagih hutang tapi sekarang dia harus waspada dari dua pria berbahaya yang menginginkan tubuhnya. Kenapa pemasalahan datang tanpa henti? Kapan semua itu bisa berakhir? Rasanya ingin menggali makam Alvin dan memukulnya sampai dia bisa bangun lagi karena dia sangat ingin tahu untuk apa semua uang yang dia pinjam.
Cristal menunduk, Gail meliriknya sekilas. Apa wanita itu takut dengannya? Itu bisa saja terjadi. Padahal dia ingin hidup normal namun dia tidak bisa berjauhan dengan senjata api. Ekspresi wajahnya juga tidak menyenangkan sama sekali, dia tahu itu. Pertemuan mereka bahkan tidak mengenakkan, kesan yang ditinggalkan pasti membuat Cristal ketakutan.
Mobil yang dibawanya sudah berhenti, karena saat itu mereka sudah tiba. Cristal masih tidak bersuara karena dia tidak tahu harus mengatakan apa.
"Tidak mau turun? Atau kau mau aku yang menggendongmu sampai ke rumahmu?" ucap Gail. Sungguh bodoh, perkataan seperti apa yang sedang dia ucapkan?
Cristal semakin tidak berani memandanginya karena dia menganggap ucapan Gail adalah sebuah cibiran pedas untuknya.
"A-Aku sangat berterima kasih padamu karena lagi-lagi kau membantu aku," ucap Cristal pelan.
"Tidak perlu berterima kasih, bukankah kau berkata kau tidak akan berterima kasih?"
"Maafkan ucapanku waktu itu, aku kira kau anak buah yang dikirim oleh Lucius untuk menjebakku."
"Tidak perlu dipikirkan, aku tidak seperti dirinya. Jangan kembali ke club malam itu lagi, aku akan pergi mengambilkan barang yang kau tinggalkan."
"Kenapa kau membantuku?" kini Cristal memandanginya. Sungguh dia sangat ingin tahu.
"Aku tidak tahu," Gail mengusap rambutnya, "Anggap saja aku sudah gila!" ucapnya lagi.
Cristal mengernyitkan dahi, sungguh dia tidak mengerti tapi bukan dia saja yang tidak mengerti, Gail juga tidak mengerti kenapa dia mau menolong wanita itu bahkan mau berseteru dengan Lucius. Sungguh hebat, hidup tenangnya akan terganggu karena dia memiliki musuh.
"Apa pun alasanmu, aku tetap berterimakasih. Aku pasti akan membayar uang yang kau gunakan untuk membayar hutangku waktu itu."
"Tidak perlu membayar, aku tidak menginginkannya!" tolak Gail.
"Tidak, aku tidak mau berhutang budi pada siapa pun. Walaupun aku memiliki banyak hutang, walaupun aku mengalami kesulitan tapi aku tidak mau merepotkan orang lain jadi aku pasti akan mengganti uangmu."
"Terserah kau saja," ucap Gail karena dia malas berdebat.
Cristal tersenyum tipis, entah kenapa dia merasa pria itu tidak jahat seperti rupanya yang menakutkan. Mungkin dia sudah salah paham tapi dia harus tetap waspada terlepas siapa pun pria itu dan motif dibalik kebaikannya.
"Sekali lagi, terima kasih. Aku akan mengembalikan bajumu nanti," Cristal membuka pintu, sebaiknya dia segera keluar dari mobil itu.
"Tunggu," Gail menahannya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam dompetnya.
"Kau harus ingat, jangan kembali ke club malam itu lagi karena Lucius tidak akan melepaskan dirimu. Cari aku jika pria itu mengganggumu," Gail memberikan kartu namanya pada Cristal, "Jika kau butuh pekerjaan, kau bisa mencariku juga. Mungkin aku bisa membantumu," ucapnya lagi.
"Te-Terima kasih," Cristal mengambil kartu nama yang diberikan oleh Gail dengan perasaan ragu.
"Masuklah, sudah malam. Kau tidak perlu takut karena aku bukan orang jahat."
Cristal mengangguk dan keluar dari mobil. Dia masih berdiri di sisi jalan melihat kepergian Gail. Sungguh pria yang aneh. Dia kira pria itu adalah penagih hutang dan dia salah besar. Entah dia harus senang karena ada yang menolongnya atau tidak yang pasti dia harus waspada karena dia tidak boleh terbuai dengan kebaikan dari pria yang sepertinya memiliki sebuah motif tersembunyi itu.
Sebaiknya dia masuk saja, dia takut anak buah Lucius ada di sana. Udara juga semakin dingin, dibalik baju kemeja dan celana kebesaran yang dia gunakan sesungguhnya dia tidak mengenakan apa pun. Cristal berlari menuju rumahnya, sedangkan saat itu Gail pergi ke club malam untuk mengambil barang yang ditinggalkan oleh Cristal. Jangan tanya kenapa tapi anggap saja dia sudah gila, by Maximus Smith. wkwkwk...{Promo tersembunyi 🤣🤣}
Cristal masih tidak percaya jika dia membiarkan pria itu mencium dan menyentuh tubuhnya. Dia bahkan menggoda Gail, walau dia sedang dalam pengaruh obat namun hal itu sungguh memalukan. Beruntungnya pria itu tidak mengungkit hal itu yang bisa membuatnya semakin malu.
Dia juga sangat bersyukur Gail tidak melakukan hal di luar batas. Jika pria lain, dia rasa dia tidak akan seberuntung ini. Lain kali dia harus berhati-hati, benar yang pria itu katakan. Dia tidak akan kembali ke club malam lagi. Dia harap Lucius tidak mengganggunya lagi namun sayangnya, Lucius tidak akan pernah berhenti sebelum dia mendapatkan apa yang dia inginkan.
Saat tiba di club, Gail langsung mencari sang manager dan meminta barang milik Cristal. Tentu sang manager ketakutan melihatnya. Gara-Gara pemuda itu dia dihajar sampai babak belur oleh Lucius dan anak buahnya. Barang Cristal pun diberikan, dia bahkan meminta Gail menyampaikan pesan pada Cristal untuk tidak kembali lagi.
Gail tidak langsung pergi, dia ingin di sana sebentar untuk mendinginkan kepalanya. Sebotol minuman sudah berada di atas meja, Gail mengusir beberapa wanita yang ingin menemaninya. Dia butuh waktu sendiri, butuh menjernihkan pikirannya yang sedang kacau.
Malam yang aneh, Gail menatap telapak tangannya begitu lama. Ini pertama kali dia menyentuh wanita, sial. Rasa lembut itu teringat. Seharusnya dulu dia berhubungan dengan beberapa wanita walau tanpa perasaan. Jujur saja jika dia mau, dia bisa memilih wanita mana pun yang dia inginkan karena setiap kali dia pergi ke club bersama dengan bosnya, puluhan wanita bisa dia pilih sesuka hati namun pada saat itu dia adalah penjahat, bukan baj*ngan.
Minuman di tuang ke dalam gelas dan di teguk sampai habis. Dia adalah mesin pembunuh, dia dibentuk seperti itu tapi kenapa hanya karena seorang wanita membuatnya kacau seperti ini? Minuman kembali di tuang dan di teguk sampai habis. Hebat, Gail Bernard yang membunuh siapa saja tanpa ragu, tiba-tiba jadi gila dan bodoh karena seorang wanita. Sungguh hebat dan dia rasa, dia akan semakin bodoh dan gila untuk kedepannya karena sekarang dia sudah tidak bisa mundur lagi.
karya mu keren keren,ada lucunya tegangnya,sedihnya,romantisnya semangat trs thor