Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman lama
Seperti biasa Ayunda,setiap pagi bersiap-siap untuk pergi bekerja.
"Mau kemana kamu,". Tegur Hendri, dari belakang.
Ayunda, menoleh kearah sumber suara tepat dibelakang.
"Kerja,". Ketusnya Ayunda
"Kerja apa kamu yu, bukannya kamu nganggur. baru berapa hari bercerai dengan ku masa udah kerja,". tanya sang mantan suami
Ayunda, menyungging kan senyuman kecilnya. "Ck,kamu kira aku wanita bodoh mas,". Kekehnya
sial,baru cerai udah kerja aja ayu, apa dia bohong selama ini,ah tidak mungkin, batin Hendri. "Kerja apa kamu ha,". Bentak Hendri.
udah jadi mantan masih aja sok bentakku,batin Ayunda. "Kerja di salonnya Tika,". Elak Ayunda.
Ayunda, masih saja menyembunyikan apa pekerjaan nya dari mantan suami.
"Ck, sudah aku duga, pasti pekerjaan kamu itu gajihnya sedikit,mana mungkin secepat itu kamu sudah memiliki pekerjaan yang bagus,kenapa takut kelaparan gak ada yang nafkahi,". Kata Hendri.
Yang panjang lebar
"Iiis,kamu tau aja sih mas,aku pergi dulu yah. Hati-hati kena amukan siti, pagi-pagi udah ngapel mantan istri,". Kekehnya Ayunda.
Ia langsung melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.
Di sebrang jalan, terlihat Siti. Ia sedang memandangi suaminya menemui mantan istrinya di depan rumah.
Hati istri mana yang tidak memanas,ketika suaminya menemui mantan istri. Siti,sangat cemburu saat suaminya pagi-pagi sudah menemui Ayunda.
Hendri, langsung bergegas mendekati Siti, dia takut jika Siti,malah salah paham.
"Ngapain kamu mas, pagi-pagi sudah menemui mantan istri mu ha,". Bentak Siti
Mereka berdua masih di jalanan. "Husst, pelan kan suara mu sit, kita bahas di rumah saja. Gak enak diliat orang-orang,". Tegur sang suami
"Gak enak diliat orang mas, bukannya kamu sudah bikin masalah.pagi-pagi ngapel mantan istri,". Sindir Siti
Awas kamu mas,berani macam-macam di belakang ku,batin Siti
Pagi-pagi bikin emosi aja ni,batin Hendri. Menatap istrinya
"Aku tadi joging pagi,gak sengaja lewat didepan Ayunda, terus aku liat dia kaya mau pergi gitu,jadi aku tanya dia mau kemana,di jawabnya mau kerja". Ujar Hendri
"Terus,kalau dia kerja kamu mau rujuk gitu mas,". Tanya Siti
"Ngapain sih nanya kek gitu Sit,kamu ini ada-ada saja,". Sahut Hendri. Dengan kesal
"Aku cuman nanya mas,awas kalau kamu bermain di belakang ku,". Ancam Siti
"Iya,untuk apa aku bermain dengan perempuan lain.sedangkan kamu aja sudah cukup,". Goda Hendri.
"Emang Ayunda, kerja apa mas,".
"Katanya kerja di salon Tika,".
Salon Tika, padahal aku baru kesana kemarin, tapi gak ada apa Ayunda,bohong. Batin Siti
"Kamu kenapa bengong Sit,". Tanya Hendri. Ia membuyarkan lamunan Siti
"Ah,gak kok mas,tadi cuman mikir menu baru apa gitu di warung makan,". Elak Siti.
"Oh,". Hendri,tanpa menaruh rasa curiga kepada Siti.
*****
"Bu, Ayunda,". Tegur sekertaris CEO di tempat nya bekerja.
"Ada apa yah,". Ayunda,nampak heran
"Bu Ayunda,di panggil keruangan CEO,dan bawa laporan keuangan bulan lalu," suruhnya
"Baik,saya segera kesana. Terimakasih,". kata Ayunda
"Sama-sama,saya permisi dulu,". Pamit sekertaris itu
Dengan langkah santai ia menuju ruangan CEO.
"Kenapa,jadi deg-degan begini,ayolah,". Gumam Ayunda.
Tok tok tok
"Masuk,". Teriak seseorang di dalam ruangan.
Ayunda, sedikit gugup saat membuka handle pintu atasannya itu.
Dengan langkah kecil ia terus maju menuju meja kerja CEO. Kepala Ayunda,hanya menunduk tanpa berani menatap atasannya.
"Sampai kapan kamu selalu menunduk yu,".
Ayunda,kaget dia sedikit familiar dengan suara tersebut. Ayunda, Langsung menegakkan kepala dan dia kaget saat menetap atasannya.
"Regan,". Ayunda menyebut namanya.
Regan,hanya terkekeh melihat ekspresi Ayunda begitu kaget
"jadi kamu CEO perusahaan besar ini,". Ayunda,nampak tak percaya.
Regan, adalah teman kuliahnya dulu,dia terkenal sebagai kutu buku.
"Mungkin,". Kekehnya
"Iiis,bisa aja kamu,gak nyangka bos aku teman sendiri,ehh maaf lupa. Ini laporan bulan lalu pak,". Ayunda, memberikan laporan keuangan itu
"Kalau sedang berdua gak usah bicara formal yu,biasa aja,". Ujar Regan
"Gak enak akunya, kalau masih di lingkungan pekerjaan biar aku manggil pak,kalau diluar baru biasa aja,". Tolaknya
"Terserah kamu,aku juga gak maksa,".
Mereka berdua pun berbincang hangat, saling bercerita tentang kehidupan mereka akhir-akhir ini. Regan, pun tau jika Ayunda, seorang Janda.
"heran aku sama kamu,mulai zaman kuliah sampai sekarang masih jomblo,aku jadi curiga deh sama kamu,".
Ayunda, menyipitkan matanya dia menaruh rasa curiga.
"Curiga apa yu,". Regan nampak heran apa yang di maksud temannya
"Curiga,kalau kamu sebenernya,". Ayunda, sengaja menggantungkan perkataannya.
Regan langsung paham apa yang dimaksud Ayunda. "Jangan memancing ku yu, suatu hari nanti akan aku buktikan kalau yang kamu pikirkan itu salah,". Regan menatap Ayunda, dengan tajam.
Dengan sekuat tenaga Ayunda,meneguk air liurnya,ia sudah berani tak wajar berkata kepada atasannya sendiri.
"Ehh,aku tadi cu-cuman bercanda kok,". Ayunda cengengesan,ia salah satu.
"Hemmm,aku paham,".
"Kalau begitu,aku pamit dulu pak. Masih banyak kerjaan,". Alasan Ayunda,ia menghindar karena tak enak sudah berani berkata seperti itu kepada Regan.
"Baiklah,nanti makan siang. Kita bareng yuk. Udah lama kita gak makan bareng,".
Waduh, bagaimana nanti kalau semua karyawan melihat aku makan Bersama CEO,batin Ayunda. "Kapan-kapan aja yah pak. Permisi,". Ayunda langsung bergegas pergi dari ruangan CEO.
Regan,hanya bergeleng kepala melihat tingkah lucu Ayunda.
"Apa dia malu,". Kata Regan sendiri.
"ceroboh, bisa-bisanya kamu bicara seperti itu yu,bikin malukan,". Ayunda menggerutu dirinya sendiri.
Dia juga melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tadi.
menurut harus yang betul.