NovelToon NovelToon
Naii: Jangan Panggil Aku Janda

Naii: Jangan Panggil Aku Janda

Status: tamat
Genre:Tamat / spiritual
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Siti H

Nai, seorang wanita yang menjadi janda diusia yang masih muda dan memiliki dua orang anak yang berusia enam tahun dan tiga tahun.

Suami tercinta meninggalkannya demi wanita lain. Tudingan dan hinaan dari para tetangga acap kali ia dengar karena kemiskinan yang ia alami.

Akankah Naii dapat bangkit dari segala keterpurukannya?

Ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

motor-2

Naai memindahkan barang-barangnya ke kios barunya. Kios itu ada 4 buah yang saling berdempetan satu sama lain, sedangkan Naii mendapat kios paling ujung.

Hari ini ia tidak berjualan, sebab harus berberes atas kepindahannya.

Diruang sempit itu ia dan kedua anaknya akan tinggal dan memulai hidup barunya. Disisi kiri kiosnya, ada bengkel motor, lalu penjual pulsa,dan kemudian warung sembako.

Naii mulai menata barang-barangnya yang tidak seberapa. Ia berniat menjual sarapan pagi, lalu siangnyanya berjualan kue dan gorengan serta minuman lainnya.

Peluh membanjiri pelipisnya. Ia menyekanya dan melihat pekerjaannya yang hampir selesai. "Bu, kita tinggal disini?" tanya Ahnaf.

Naii menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Ia, kita akan tinggal disini," Jawab Naii dengan senyum yang dipaksakan. Ia tak memiliki pilihan lain. Baginya dapat memberikan kedua anaknya dapat tinggal tanpa terkena hujan dan juga panas mentari adalah hal yang sangat luar biasa.

Bocah itu tersenyum tipis. Ia kembali mendorong kursi rodanya dan menuju ke arah depan. Sudah sangat lama sekali ia tak melihat luasnya suasana alam, sebab ia lebih banyak dikurung didalam kamar, sebab Naii selalu berjualan keliling dan pintu dikunci.

Semua itu juga terpaksa dilakukan oleh ibunya karena demi tuntutan hidup.

"Ahnaf," panggil Naii dari dalam kios.

"Ya, Bu,"

"Jangan kemana-mana, tetap disitu," pesan Naii, ia kembali disibukkan dengan berbagai pekerjaannya.

"Ya," sahut Ahnaf. Bocah itu memandang anak-anak yang baru saja pulang sekolah. Hatinya perih saat melihat mereka berjalan dengan begitu lincah dan berlarian ke sana kemari.

Saat bersamaan, terlihat Doni dan Ijal pulang dari sekolah. Ia memandang Ahnaf dengan pandangan merendahkan. "Eh, lihat tuh, si Ahnaf. Udah ibunya pemulung, sekarang cacat pula," Doni mengucapkan kata yang terdengar lebih kepada bully-an.

"Iya, sial bener nasibnya," Ijal menimpali ucapan sahabatnya.

Ahnaf tercengang mendengar bullyan dari teman-temannya. Ia mendorong kursi rodanya, kemudian berusaha berdiri, tetapi hanya dapat menggerakkan kakinya saja.

Ia mendorong kursi roda menggunakan tangannya, dan memasuki kios dengan mata sembabnya.

Naii yang tengah sibuk dengan pekerjaannya mendadak berhenti dan menatap puteranya.

Ia melihat jika sang puteranya dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

"Ahnaf, kamu kenapa?" Naii mendekap puteranya. ia merasakan ada sebuah kesedihan dimata puteranya.

"D-Doni dan Ijal bilang jika Ahnaf anak sial," ucapnya dengan terbata, kemudian bulir bening yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh juga.

"Naii membelai ujung kepala Ahnaf dengan lembut. Ia mencoba memberikan rasa perhatian, agar sang bocah tak merasa berkecil hati dan ia merasa memiliki ada seorang tameng dihidupnya.

"Sudah, jangan sedih. Disini ada ibu. Anak laki-laki harus kuat. Karena kamu kelak akan menjadi pelindung bagi ibu dan Aliyah," Naii mencoba membesarkan hati puteranya.

"Tetapi bagaimana mungkin Ahnaf melindungi ibu dan juga Aliyah, kalau untuk berjalan saja Ahnaf tidak bisa," jawabnya dengan nada lirih. Hatinya seolah hancur dan tidak memiliki semangat dalam hidupnya.

Naii mengecup pipi puteranya. "Kamu masih dapat berjalan. Ini hanya sementara. Ibu akan melatihmu berjalan dan tunjukkan pada mereka jika kamu bisa," Naii terus memberikan semangat kepada puteranya.

"Mari ibu bantu," Naii mengulurkan tangannya, kemudian memapah puteranya dan melatih menggerakkan satu kakinya.

"Sakit, Bu," rengeknya saat kakinya yang terpasang pen terasa ngilu saat digerakkan.

"Baiklah, kita istirahat saja dulu. Esok pagi kita mulai lagi," Naii kembali meletakkan Ahnaf dikursi roda.

****

Hari masih gelap. Naii menata dagangannya. Ia menjual lontong pecal dan juga lontong sayur sebagai menu sarapan. Tak lupa ada nasi uduk yang ia jadikan menu utama. Ia sudah bangun sejak pukul tiga pagi, karena harus menjemput rezekinya sebelum ayam berkokok.

Para pekerja lainnya yang juga berjuang menjemput rezekinya setelah shalat subuh usai singgah membeli sarapan yang didagangkan oleh Naii. Dalam hitungan jam saja, sarapan itu ludes terjual.

Naii tak henti-hentinya bersyukur dan ia mulai menabung sedikit demi sedikit.

Siang harinya. Naii menjual gorengan dan orang-orang yang singgah dibengkel motor membeli dagangannya. Ia merasa jika ini adalah jalannya untuk keluar dari keterpurukan.

Maya dan Rani melintas. Ia melihat kios tempat dimana Naii berjualan tampak begitu ramai.

"Buusyeet. Si janda pindah lapak dan dagangannya laris manis. Ini tidak bisa dibiarkan," Maya berdecak kesal. Ia tidak dapat menerima jika orang yang ia sebut janda itu harus lebih sukses darinya.

"Kita jahilin saja, yuk," usul.Rani. Ia juga tak sabar untuk membalas perbuatan Naii tempo hari.

Keduanya menuju kios Naii dengan membawa misi balas dendam. Setibanya di depan warung. Maya dan juga Rani berdiri didepan kaca etalase. Keduanya berteriak lantang menyerukan kepada pembeli.

"Bapak-bapak, ibu-ibu semuanya," ucap Rani sembari menarik perhatian para pembeli yang saat ini sedang menatapnya.

Naii menatap dua manusia yang sedang berusaha mengancurkan usahanya.

"Kalian jangan dibeli disini, ya. Sebab si Janda satu ini menggunakan tumbal pesugihan untuk dagangannya, yang ada nantinya kamu dijadiin tumbal," ucap Rani dengan antusias.

Para pembeli saling pandang, dan mulai berdesas-desus.

"Eh, Mbak, apa buktinya jika si Mbak ini pakai pesugihan?" tanya salah seorang pembeli.

"Lihat saja warung miliknya, baru satu hari buka sudah ramai, bukankah itu cukup jelas jika si janda ini menggunakan pesugihan!" sahut Maya sembari menegaskan ucapanya.

"Ah, ngaco kamu, Mbak. Ini laris karena emang gorengannya enak," jawab salah seorang pembeli.

Maya dan juga Rani semakin panas hati saat mendengar masakan Naii dipuji pembeli.

"Yeee... Si Bapak gak percaya. Itu enak karena sudah ditetesin air liur setan pocong yang menjadi pesugihannya," Rani menimpali.

Beberapa pembeli termakan ucapan Maya dan Rani, kemudian memilih pergi meninggalkan pesanannya.

Setelah beberapa orang pembeli yang tidak termakan hasutan duo iblis betina itu membayar pesanannya. Maya dan Rani menatap Naii balik kaca etalase dengan mengejek.

"Kau fikir kau bisa melawan kami, hah!" Maya berkacak pinggang dengan bibir dicebikkan.

Naii keluar dari pintu kios dan menatap keduanya. "Mau kalian apa?" tanya Naii dengan dingin.

"Hahahahaha, kau sangat lucu sekali," Maya terlihat sangat geli mendengar ucapan Naii yang ia anggap hanya sebuah gertakan kerupuk saja.

"Kau mau tau apa keinginan kami?"tantang Maya.

"Ya," jawab Naii dengan penuh penekanan. Keributan yang terjadi membuat warga sekitar kios terlihat jengah.

"Kami ingin melihat kau, Janda! Jatuh terpuruk dan memjadi gelandangan dijalanan," sergah Rani dengan wajah sombongnya.

Naii menghela nafasnya dengan berat. "Kita lihat ke deoqnnya, siapa yang akan menjadi gelandangan, Aku," Naii menunjuk dirinya sendiri, "Atau kalian!" kini jemari telunjuk Naii tepat berada didepan wajah Rani dan beralih kepada Maya.

Kedua wanita iblis itu saling pandang, lalu Maya mengayunkan tangannya dan siap untuk menampar Naii. "Turunkan tanganmu, atau camera cctv disinii siapa merekammu," ancam Naii dengan tatapan tajam.

1
Lina Sofi
gereget bodoh abis nai lawan kalo g lapor polisi
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah... akhirnya semua mendapatkan kebahagiaan. terimakasih thor. sehat selalu dan ditunggu untuk cerita yang lain
Lina Yulianti
happy ending thor
Tuti Rusnadi
Alhamdulillah....semua berakhir bahagia, sedang bagi yang tidak bersyukur berakhir tragis.... terimakasih Kak atas pembelajarannya.... ditunggu karya selanjutnya..../Kiss//Kiss//Kiss/
fiqa
alhamdulillah
betriz mom
terimakasih Author karya yang bagus.
di tunggu karya berikutnya yang bergenre seperti ini saja ya Thor, karena yang sudah ada kebanyakan serem dr judul nya jadi ga berani baca🙏🙏🤭
❤Lembayung Jingga❤: bantu judul Tuhan, Apa salahkubun, buat naikin retensi🙏
total 1 replies
Anie Abdullah
🤣🤣😂
La Rue
Alhamdulillah, terimakasih utk Penulis yang telah menyajikan cerita yang bagus dan inspiratif
Santi Dewi
josssss
Santi Dewi
terimakasih thor...akhir yg indah...sukaaa bangeett❤️❤️❤️👍👍
Yunita aristya
happy ending🥰🥰
Asyatun 1
keren thoor
Dewi kunti
habiiiiiiissss🙏🙏🙏
Antyrahmawati
terima kasih juga thor
Mulyana
lanjut
Julia Juliawati
bagus certanya bnyk pengalaman hidup yg patut kita contoh mksh thor
Dewi Eka
Nasib anak Sherly dan Hardi bagaimana?
❤Lembayung Jingga❤: tentu akhir yang bahagia😘
total 1 replies
Yolla
aamiin
Oki ammar'
tks kk thor d tunggu karya lainmu
❤Lembayung Jingga❤: singgah di Tuhan, Apa salahku🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
Alhamdulillah akhirnya mereka bersatu semua dan happy ending


di tunggu karya terbaru nya thor 🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!