Malam sial itu membuat Ruby harus kehilangan mahkotanya demi menggantikan seorang wanita yang diincar seorang mafia yang harus menyalurkan syahwatnya karena dijebak oleh saingan bisnisnya.
"Tuan. Tolong...! jangan lakukan itu...!" Ruby mendorong pria tampan yang dikenal sebagai mafia bringas.
"Aku sudah membayarmu maka, layani aku...! " Ujar Sean menyeringai licik.
Sean mengira Ruby adalah wanita penghibur namun ternyata Ruby adalah gadis baik-baik yang masih suci. Ia yang ingin kembali ke negaranya ternyata harus menjadi korban salah tangkap oleh anak buahnya mafia.
"Bagaimana kelanjutan kisah antara Ruby dan Sean sang mafia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Tak Berhenti Merindu
Wajah Rubby terlihat berbinar setelah bertemu dengan Sean walaupun tanpa sengaja. Entah bawaan bayinya atau dirinya memang sedang jatuh cinta. Rasanya ia ingin bertemu dengan Sean lagi.
Saat ini ia sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Nicole. Ia memang sengaja memasak sendiri makanan Indonesia. Rasanya lidahnya tidak begitu cocok dengan makanan barat.
Mungkin karena sedang hamil. Padahal makanan orang bule tidak asing baginya tentunya yang lebel halal karena ada restoran yang juga memiliki standar halal untuk orang muslim yang bermukim di negara tersebut.
"Selamat malam Rubby...!" sapa Nicole yang baru pulang kerja.
"Malam Nicole. Cuci tanganmu. Ayo kita makan malam...!" pinta Rubby penuh keibuan. Rubby mengenakan daster dengan lengan pendek membuat perutnya terlihat bulat penuh.
"Wah. Kelihatannya enak nih. Ini masakan Indonesia?" tanya Nicole yang ingin menyicipi capcay dan ayam tempura dan ayam goreng buatan Rubby. Ada juga gorengan seperti bakwan sayur.
Nicole menikmati setiap gigitannya. Rubby akhirnya nekat menanyakan Sean pada Nicole." Nicole. Siapa pria yang tadi kita ketemu di dalam lift? maksudku selain asisten pribadinya nyonya Broke.
"Oh itu. Itu tuan Sean. Wajahnya sangat menakutkan. Walaupun tampan, para gadis tidak berani mendekatinya. Apa lagi dia itu seorang mafia," tutur Nicole namun Rubby menanggapinya biasa saja.
"Apakah dia itu pejantan tangguh? Maksudku tukang main wanita," tanya Rubby.
"Soal wanita aku tidak begitu tahu karena informasi yang kami dapatkan tentang pria dingin itu hanya sedikit. Lagi pula ia tidak pernah mau menatap wanita manapun sekalipun sangat seksi di depannya seperti beberapa teman kita di kantor yang sengaja menggodanya."
Rubby tersenyum senang mendengar pria yang menjadi calon ayah bayinya. Ia mengusap perutnya yang langsung direspon bayinya dengan tendangan lembut.
"Apakah kamu senang mendengar tentang sifat ayahmu, nak? Tapi, kenapa ia justru tega memperkosa diriku?" geram Rubby kembali membenci Sean.
"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan tuan Sean, Rubby? Naksir ya?" goda Nicole membuat wajah Rubby bersemu merah.
"Tidak juga. Hanya penasaran aja sih," santai Rubby sambil melahap makanannya.
"Yah. Memang banyak wanita tergila-gila padanya. Sayangnya tidak ada yang ia lirik, jadi percuma mencoba untuk menggodanya. Entah siapa wanita yang akan membuat pria dingin itu takluk."
Nicole tidak begitu berharap banyak pada pria yang akan menyukainya karena ia tahu dirinya tidak begitu menarik dan Nicole termasuk gadis yang masih perawan yang usianya saat ini memasuki 23 tahun.
"Sudahlah. Jangan bahas dia lagi...! Aku kan hanya nanya saja," elak Rubby karena wajahnya terlihat sekali memerah karena sedang kasmaran sekaligus benci.
"Ok. Trimakasih untuk makanannya Rubby. Ini adalah salah satu makanan terenak yang pernah aku makan," puji Nicole.
"Alhamdulillah. Aku suka mendengarnya. Dengan senang hati aku akan memasak untukmu lagi dengan menu yang lainnya," ucap Rubby.
Nicole membereskan piring kotor bekas makan mereka untuk ia cuci. Rubby menyimpan lauk sisa di kulkas untuk dihangatkan lagi besok pagi. Keduanya kembali ke kamar untuk beristirahat sambil membuka ponsel mereka masing-masing sebelum berangkat tidur.
...----------------...
Berjalannya waktu, nyonya Broke sangat puas dengan hasil kerjanya Rubby. Bahkan Rubby selalu menyelesaikan masalah yang cukup rumit dengan beberapa proyek yang sedang mereka garap.
"Wah. Gadis ini sepertinya sudah berpengalaman dalam dunia bisnis. Padahal ia tidak punya pengalaman kerja sebelumnya," lirih nyonya Broke yang ingin mengangkat Rubby menjadi sekertaris nya jika Rubby sudah melahirkan dan melewati masa cuti kelahiran bayinya nanti.
Saat ini Rubby sedang memeriksa kehamilannya di salah satu rumah sakit. Usia kandungannya yang sudah memasuki sembilan bulan membuatnya cukup sulit dalam bergerak. Ia harus dibantu oleh temannya Nicole.
Nicole sengaja mengambil cuti untuk menjadi teman siaga saat Rubby melahirkan yang hanya tinggal menghitung hari. Rubby sengaja tidak ingin mengetahui jenis kelamin bayinya biar menjadi surprise.
Bahkan ia dan Nicole berkunjung ke salah satu pusat perbelanjaan untuk membeli baju bayi. Rubby mencari baju bayi dengan warna netral yang dipakai cowok atau cewek.
Di konter yang sama, Sarah juga sedang memilih beberapa baju bayinya. Ia langsung memilih baju bayi untuk anak perempuan karena ia sudah mengetahui jenis kelamin bayinya dari hasil USG tiga dimensi saat kandungnya berusia tujuh bulan. Saat ini Sarah tidak ditemani oleh Sean. Pria tampan itu hanya menemani Sarah saat sedang berkunjung ke dokter SpOG.
"Sialan....! Andai saja Sean berada bersamaku saat ini, aku akan memintanya membeli tas dan perhiasan dengan terbaru yang tadi sempat aku lihat," Geram Sarah yang tidak bisa belanja banyak untuk kepentingan pribadinya karena Sean begitu pelit padanya.
Sean hanya memenuhi kebutuhan makanan dan juga kunjungan ke dokter untuk Sarah yang sedang mengandung bayinya. Setibanya di apartemen miliknya, Sarah ditemani oleh beberapa maid nya yang membereskan belanjaan Sarah.
Tidak lama kemudian, Sean datang ke apartemennya membuat wajah Sarah terpesona. Ia buru-buru menyambut Sean dengan nyosor bibirnya duluan namun Sean mendorong wajah wanita cantik itu dengan telapak tangannya.
"Jangan coba-coba menyentuhku...!" datar Sean lalu duduk di sofa dan menyalakan ponselnya.
"Kenapa aku tidak boleh menyentuhmu. Apakah kita tidak bisa bercinta sekali saja agar memudahkan aku melahirkan nanti? Bukankah itu juga atas dasar saran dokter agar kamu rajin mengunjungi baby-nya menjelang aku melahirkan?" rayu Sarah yang saat ini terlihat lebih gendut karena sulit mengontrol makanannya.
"Kenapa harus aku? Bukankah tanpa aku kamu biasa menawarkan tubuhmu pada berbagai pria yang kamu sukai?" sarkas Sean membuat Sarah sangat kaget.
"Sialan...! Bagaimana dia bisa tahu kalau aku masih sempat bercinta dengan pria lain? Apakah jangan-jangan dia sengaja menyuruh anak buahnya untuk mengawasi gerak-gerik ku selama ini. Oh....!" sialan sekali. Kenapa aku tidak menyadari akan hal itu. Bodoh...bodoh...bodoh...!" maki Rubby merutuki dirinya sendiri.
"Kapan kamu akan melahirkan?" tanya Sean sambil mengusap perut besar Sarah hanya untuk merasakan pergerakan bayinya namun lagi-lagi tidak direspon sama sekali oleh calon bayinya itu.
"Bukankah kamu juga sudah tahu kalau persalinanku sekitar tiga pekan lagi?" geram Sarah yang merasa dicuekin Sean.
"Baiklah. Aku akan meluangkan waktu untuk menemanimu lahiran nanti. Aku ingin memastikan bayi dalam kandunganmu itu adalah darah dagingku melalui tes DNA pastinya. Jika kamu berbohong, maka kamu harus keluar dari apartemen ini bahkan kamu bisa kembali ke negaramu Swedia," ancam Sean membuat wajah Sarah ketakutan.
Pasalnya ia juga tidak begitu yakin dengan bayi yang dikandungnya adalah bayinya Sean karena banyaknya benih dari lelaki lain yang masuk dalam rahimnya.
"Aku pergi dulu. Jaga dirimu dan bayiku...!" ucap Sean yang tidak begitu betah berlama-lama menemani Sarah setelah bayinya tidak merespon dirinya saat tangannya mengusap permukaan perut Sarah.
Ketika pintu utama itu ditutup, Sarah meluapkan emosinya dengan melemparkan vas bunga keramik ke arah pintu." Dasar bajingan kau Sean...!" umpat Sarah yang menyesal menggoda Sean untuk kedua kalinya saat pria itu dalam keadaan mabuk.
Sean saat ini mabuk parah karena tidak bisa menemukan Rubby. Dalam keadaan mabuk ia melihat wajah Sarah yang ada di hadapannya adalah Rubby. Dan Sarah memanfaatkan situasi itu agar Sean menyentuhnya.
"Mengapa janin diperut Sarah tidak pernah merespon saat aku mengusap perutnya? Apakah bayi itu bukan bayiku? Padahal aku ingin merasakan gerakan bayi saat aku tanpa sengaja pegang perut wanita yang bernama sama dengan Rubby ku," geram Sean lalu masuk ke dalam lift untuk pulang ke mansion mewahnya.
"Sayangku Rubby. Aku tidak berhenti merindukanmu," ucap Sean dengan wajah sendu hingga tidak sadar pintu lift itu sudah terbuka.
Rasanya masih pengin 😭😭😭
Rubby selalu saja hidup mu dalam bahaya semoga kamu baik' saja iya Rubby