Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.
Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.
Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.
Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
soto panas dan pedas
Deggg...
Mata elang Yuga bertemu dengan sepasang mata indah yang pemiliknya baru saja keluar dari kamar bertepatan dengan kedatangan Yuga.
Mereka terpaku beberapa detik tanpa ada yang berniat memutuskan tatapan mereka. Entah apa yang mereka pikirkan di dalam diri mereka masing-masing.
Yuga sedikit gugup kemudian membuang pandangannya. Sesa pun juga begitu, tak menghiraukan kedatangan Yuga tapi malah melangkah ke dapur. Menangis seharian ternyata membuatnya lapar. Karena mood nya yang sedang tidak baik Sesa ingin sekali makan sesuatu yang berkuah, panas dan pedas. Melihat isi kulkasnya ternyata masih ada beberapa potong ayam dan bahan-bahan lainnya. Muncul ide untuk membuat soto, sepertinya cocok sore-sore begini.
Sesa sama sekali tak menghiraukan keberadaan Yuga. Sesa kira Yuga masuk ke kamar ternyata, suaminya itu duduk di sofa depan televisi yang bersebelahan langsung dengan dapur. Yuga menyalakan televisi kemudian membaringkan tubuhnya, Sesa dapat melihat itu semua dari ekor matanya.
Bau harum dari masakan Sesa tercium di seluruh penjuru ruangan. Membuat cacing di perut meronta-ronta meminta jatahnya. Soto buatan Sesa sudah siap di meja makan, lengkap dengan tempe goreng dan sambal yang menggugah selera.
Walaupun dalam hatinya sedang tak ingin bersinggungan dengan suaminya tapi ia ingat kodratnya sebagai seorang istri. Sesa menyiapkan dua mangkuk kosong, entah suaminya itu mau makan masakannya atau menolak seperti biasanya Sesa tak masalah. Yang penting Allah sudah tau niat baiknya.
Sesa mendekat ke arah sofa yang dijadikan tempat pembaringan suaminya. Matanya terlihat terpejam namun entah benar-benar tidur atau hanya memejamkan matanya saja.
"Mas Yuga?" Suara Sesa yang lembut merasuk kedalam gendang telinga Yuga yang masih dalam kesadaran 100%, artinya dia tidak tidur.
Yuga membuka matanya tanpa menjawab.
"Mas Yuga udah makan? atau mungkin kali ini mas Yuga mau makan bareng Sesa?" Suara yang begitu lembut tanpa adanya penekanan di setiap kalimatnya mengingat tadi pagi wanita didepan yuga ini sempat meluapkan emosinya.
Yuga ingat jika dari tadi pagi ia belum sempat makan. Tadi saat bersama Della pun hanya memakan makanan ringan yang di beli Della. Pantas saja dari tadi perutnya sudah bergejolak saat mencium bau masakan Sesa.
Merasa tak ada jawaban dari Yuga, Sesa tersenyum tipis kemudian membalikan badannya untuk segera menikmati masakannya.
Tapi sebuah suara yang tak ia duga terdengar di telinganya.
"Siapkan juga untuk saya" Suara berat itu melantun begitu saja.
Sesa sedikit membeku, apa benar itu suara suaminya atau halusinasinya saja. Jika benar bukankah sebuah keajaiban dunia ke 10?
"Ayo cepat saya sudah lapar!!" Ucapan susulan kembali mengejutkan Sesa karena saat ini suaminya sudah duduk di meja makan. Apa Sesa terpaku selama itu hingga tak menyadari pergerakan suaminya.
"Iy..iya" Sesa buru-buru menghampiri meja makan. Yuga duduk di ujung meja berbentuk persegi panjang namun tak terlalu besar.
Dengan telaten Sesa meracik soto untuk suaminya.
"Mas Yuga mau pakai toge?" Tanya Sesa takut suaminya tak suka.
"Apa saja" Balasan singkat membuat sesa memasukkan semuanya ke dalam mangkuk kecuali sambal.
"Ini mas, awas hati-hati kuahnya masih panas" Sesa meletakan mangkuk dengan pelan.
Kemudian sesa mulai menyiapkan untuk dirinya senri. Sesa merasa puas dengan hasil masakan sore ini, sesuai dengan ekspektasinya. Mereka makan malam dalam diam tak ada obrolan sama sekali. Hanya dentingan sendok yang terdengar di ruangan itu.
"Makanan yang sama seperti di rumah mama, akhirnya rasa rindu masakan mama sedikit terobati. Selama beberapa hari ini aku makan makanan yang kurang sehat" Ucap Yuga dalam hati.
Yuga memang suka sekali masakan mamanya. Setelah pernikahannya dengan Sesa sebulan yang lalu dan pindah ke apartemen ini, Yuga sangat merindukan masakan Vani.
Dalam diamnya Sesa juga bertanya-tanya dalam hati.
"Kenapa mas Yuga tiba-tiba mau makan masakan ku? Apa karena ucapan ku tadi pagi? Benarkah efeknya secepat ini?" Sesa sedikit menyunggingkan senyum tipisnya, sangat tipis bahkan jika kalian melihat kalian tak akan menyadarinya.
Kini Sesa sedang membereskan dapur serta mencuci piring bekas makan malam mereka. Entah Yuga sedang apa sekarang, karena setelah habis soto di mangkuknya ia bangkit dan menuju ke kamar. Mungkin sedang mandi pikir Sesa.
Setelah semua bersih dan tak ada tanda-tanda kekacauan di dapurnya Sesa pergi ke kamar untuk membersihkan badannya yang sudah bau masakan.
Sesa melihat Yuga duduk di ranjang dengan meluruskan kakinya, laptop terlihat di pangkuannya. Rambut sedikit basah dan pakaian yang sudah berganti lebih santai menandakan suami tampannya itu sudah mandi.
Sesa pergi ke kamar mandi begitu saja setelah melirik sedikit ke arah Yuga yang ternyata sedang menatapnya. Karena terlalu gugup Sesa tak sengaja menutup pintu kamar mandi sedikit keras.
"Kenapa dia" Yuga bingung dengan kelakuan Sesa yang lembut namun ternyata bisa membanting pintu juga.
30 menit berlalu, Sesa selesai dengan ritual mandinya. Piyama berbahan satin sedikit di atas lutut melekat di tubuhnya. Memperlihatkan betisnya yang putih mulus. Sesa terus berjalan hingga duduk di depan meja rias yang sebagian besar terisi oleh parfum mahal milik Yuga. Sesa mengoleskan skin care rutin di atas kulit wajahnya yang cantik terawat. Rambutnya sudah sedikit mengering karena sudah ia keringkan dengan hair dryer. Sesa menyelesaikan aktivitas sebelum tidurnya kemudian mendekati ranjang. Dan masih sama Sesa tetap tak peduli dengan keberadaan Yuga, bukankah itu yang Yuga mau?
Yuga melirik Sesa yang mendekat, dapat dilihat dari matanya yang tajam bahwa sebenarnya Sesa memang gadis yang cantik. Kemolekan tubuhnya juga disadari oleh Yuga.
"Memang benar-benar penggoda" Yuga bergumam pelan.
Siapa yang penggoda? Atau justru Yuga lah yang tergoda? Sesa memang biasa tidur dengan gaya seperti ini. Tapi piyama yang Sesa pakai tidaklah begitu terbuka. Panjang masih wajar karena berada di atas lutut tidak separuh pahanya. Bagian atasnya pun tertutup, tidak memperlihatkan asetnya. Bajunya pun masih berlengan tidak bertali kecil. Lalu siapa yang dimaksud penggoda oleh Yuga? Tapi bukankah berpahala bagi istri jika menggoda suaminya?
Sesa sudah berbaring tepat di sebelah Yuga, walaupun masih ada jarak karena ranjang yang berukuran besar. Seperti biasa, Sesa akan mengambil posisi memunggungi Yuga.
Yuga tak melepaskan pandangannya dari gerak gerik istri tak dianggapnya itu.
Entah kenapa dari tadi Yuga bukanlah Yuga yang seperti sebelumnya. Yuga yang tak peduli pada apapun yang dilakukan Sesa, tapi mengapa tiba-tiba Yuga berubah?
Benarkah Yuga mulai membuka hatinya untuk sesa? Atau hanya rasa bersalahnya karena ucapan Sesa tadi pagi?
Baru beberapa detik Sesa memejamkan matanya, Sesa dibuat membuka matanya kembali oleh penghuni ranjang dibelakangnya.
"Sa" Baru kali ini Sesa mendengar Yuga memanggil namanya, membuat Mata sesa seketika membola dengan hatinya yang berdesir.
-
-
Jangan lupa beri like kalian ya readers, biar lebih semangat updatenya hehe 😘😘