Ratu Ular

Bila tidak ingat semedi nya akan sia sia, Arya pasti sudah lari meninggalkan alas roban karena sangat frustasi dengan kelakuan angsa putih yang satu ini, dia memang membantu menghalau para iblis yang akan menyakiti Arya, namun dia juga yang membuat Arya sangat geli dengan sikap nya. semalaman penuh dia tidur di pangkuan nya Arya tanpa bergerak sedikit pun, andai saja bisa maka Arya akan melemparkan angsa putih yang sangat ganjen ini, namun dia tidak mungkin membuang dua puluh tahun nya hanya untuk melemparkan angsa putih masuk kedalam air sana, tapi dia tak mau gagal jadi yang terpaksa diam saja dengan hati yang sangat geram.

Dalam hati dia bertekad akan menjitak kepala angsa putih bila nanti sudah jadi manusia, tunggu saja delapan puluh tahun lagi maka dia akan membuat Angsa putih minta ampun dengan nya, kesal sekali hati Arya karena malah di titipkan dengan gadis yang luar biasa centil nya ini, dia tak peduli mau secantik apa dia. bila centil maka Arya tak akan suka, dan lagi dari mana dia sangat yakin bahwa Arya akan calon suami nya di masa depan, bosan juga karena. Sudah seharian di ceritakan oleh Angsa putih bahwa dia adalah calon suami nya di masa yang akan datang.

Angsa putih membuka mata saat pagi sudah datang dengan indah nya, dia langsung terbang masuk kedalam air agar tubuh nya segar, begitu masuk pun dia kembali jadi manusia yang sangat cantik sekali wujud nya. kalau soal wajah dia memang unggul di sini, namun kalau soal etika maka di kalah karena Angsa putih sangat ganjen sekali, walau pun benar Arya adalah calon suami nya di masa yang akan datang namun tidak sepantas nya pula dia terua meraba punggung Arya. yang di raba ini merasa tidak nyaman, andai saja bisa maka dia akan menyusul Kakak nya saja menuju istana ular milik mereka.

"Mas Aryaaaaa, besok kita mandi sama sama ya." Angsa putih berenang girang.

"Tidak sudi aku berenang bersama mu, bisa habis bulu ku bila mandi dengan mu." batin Arya.

"Uuuhhh segar sekali loh, Mas." Angsa putih berenang kesana kemari dengan senang nya.

"Kenapa tidak ada iblis yang kuat dan menarik nya saja agar musnah dia." kesal Arya.

Sedang angsa putih berenang kesana kemari, Leo datang dengan mengendap endap karena dia mau mencari tas nya yang kemarin ia tinggalkan, namun dia harus berhenti dulu karena air itu terbergelombang sehingga membuat Leo sangat ketakutan sebab mengira di dalam sana binatang buas tersebut sedang mengamuk.

"Itu buaya atau anaconda ya." batin Leo.

Namun rasa nya dia sudah sedekat ini bila harus pergi lagi, sedangkan perut ini sudah keroncongan karena tak ada makanan yang masuk sama sekali, lapar dan juga takut membuat Leo sangat gemetar tidak karuan. hingga akhir nya dia pun nekat untuk memgambil tas nya yang masih ada di sana, Angsa putih tertawa melihat Leo yang pasti sedang ketakutan.

Sifat usil nya pun kambuh bila sudah melihat manusia yang sedang takut begini, dia membuat gelombang yang tambah besar sehingga Leo kian takut saja rasa nya, tidak bisa bila terus takut karena dia juga di dorong oleh rasa lapar.

Sreeeet.

Leo mendapatkan tas nya yang berisi makanan, yang tas tenda di biarkan saja karena dia tak. Ada niat untuk mendirikan tenda di sini, yang ada dia nanti malah mati di makan oleh hewan ganas, maka Leo segera lari membawa tas dan juga senapan berburu nya.

"Astaga aku lapar sekali." Leo memakan roti nya dengan rakus.

Duduk di bawah pohon sambil menatap kesana kemari karena dia sangat lapar, nanti enak makan malah bertemu dengan siluman, kan nanti malah nyangkut roti di tenggorokan. Leo tidak mau bila sedang makan enak malah di sergah dari belakang, rasa nya nikmat sekali walau hanya sepotong roti coklat biasa karena yang nama nya lapar ya pasti begini rasa nya.

Grusaaaak.

"Hah?!" Leo sigap menyiapkan senjata karena dia takut itu hewan buas.

Di dalam semak memang ada yang bergoyang goyang, Leo sudah berdebar kencang takut bila sebentar lagi dia bakal di serang hewan buas, namun ternyata itu adalah Ken yang sedang mencari nya bersama Surti. betapa senang nya hati Ken karena teman nya masih hidup walau hanya sendirian, entah kemana yang dua lagi karena Ken hanya tahu Jerry yang sudah di mangsa oleh siluman babi saat bersama nya kemarin di sini juga.

"Syukurlah kalau kau selamat." Ken sangat senang.

"Ku kira kau tadi binatang ganas, alhamdulilah kau selamat." Leo pun sangat senang.

"Di mana yang lain nya, Leo?" tanya Ken menatap kesana kemari.

"Aku tidak tahu, yang ku tahu hanya Rendra saja, dia mati di makan sesuatu di dalam air sana." jelas Leo.

"Apa yang ada di dalam air?" tanya Ken heran.

Leo menggeleng karena dia juga tidak tahu apa yang ada di dalam air sana sehingga bisa membuat Rendra celaka, pasti nya sangat ganas karena hanya dalam waktu sebentar saja tubuh teman nya itu sudah tercabik cabik hancur di buat nya.

"Jelas nya aku tidak tahu apa yang ada di dalam air, tapi aku juga baru dari dalam sana dan tiba tiba Rendra sudah habis di cabik nya." jelas Leo.

"Apa mungkin di dalam sana ada siluman?" tanya Ken.

"Siluman apa?" Leo tidak tahu karena tadi malam dia hanya melihat siluman kerbau.

"Oh iya ada yang ku lupakan! seperti nya Dev juga sudah meninggal, sungguh aku sedang tidak halusinasi karena aku melihat seorang manusia kepala kerbau dan dia menyeret kaki nya Dev." cerita Leo.

"Apa mungkin ada siluman kerbau juga? kau melihat siluman babi dan aku melihat siluman ular!" Surti lemas sendiri jadi nya.

Leo hanya melirik pada gadis manis yang ada di sebelah Ken, dia tidak mengenal nya dan entah kenapa Ken membawa teman baru pula di hutan ini.

"Dia siapa, Ken? apa dia juga siluman." cemas Leo.

"Aku korban nya siluman! ada banyak sekali siluman di sini, ayo kita pergi sekarang." ajak Surti.

"Benar sebaik nya kita pergi sekarang, Rendra sudah mati dan Dev juga katamu sudah mati, Jerry pun juga sama." ucap Ken.

"Jerry mati juga?!" pekik Leo kaget.

Ken mengangguk dan mereka segera berjalan pergi meninggalkan hutan ini, rasa nya bahaya sekali berlama lama di sini karena mereka bisa celaka.