'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.
Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.
Suatu hari dia di jebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali di tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?
Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Bos kita kehilangannya anak itu," ucap salah satu preman yang mengejar anak kecil tadi melapor pada bosnya.
"Dasar bodoh, bagaimana kalian bisa kalah cepat dengan seorang anak anak, dasar tidak berguna," umpat sang bos pada anak buahnya.
Mereka yang dimarahi oleh sang bos hanya tertunduk takut.
"Sudahlah pergi sana! Lagipula dia masih kecil, walaupun bebas dari kita, dia tidak akan bisa bertahan hidup di luar sana," ujarnya mengusir para anak buahnya dari ruangannya.
"Baik bos"
______
3 hari kemudian...
"Dimana ini?," ucapnya ketika dia membukanya matanya, dilihatnya ruangan bernuansa putih dengan bau disinfektan tercium di hidung nya.
"Apakah aku selamat?, tapi bagaimana mungkin??, waktu itu aku tertembak tepat di kepala..." Gumam nya heran
"Tunggu! Mengapa suaraku menjadi seperti anak kecil??," ucapnya kaget baru tersadar
Dia melihat tangan dan kakinya juga terlihat kecil seperti anak anak.
Leo terdiam...
Ya dia adalah Galileo Fernandez seorang mafia kejam yang saat ini tengah bingung dengan apa yang dialaminya saat ini.
Saat dia sedang mencerna apa yang dialaminya, tiba tiba sekelibat ingatan masuk kedalam benaknya.
"Arghhh," teriak Leo Karena merasakan sakit dikepala nya.
Pintu masuk terbuka, terlihat seorang wanita yang menghampiri nya dengan raut wajah khawatir.
"Hei nak... Kau kenapa, Dokterrrr," teriak wanita itu panik sambil menekan bell pemanggil dokter di ruangan itu.
Leo masih merintih kesakitan, dia merasa kepalanya seperti pecah terbagi dua.
Dokter segera masuk ke ruangan itu dan menyuntikan obat pereda rasa sakit pada Leo.
Leo yang sudah diberikan obat pereda rasa sakit berhenti merintih dan kembali tertidur, keringat membasahi tubuhnya karena merasakan rasa sakit yang benar benar menyakitkan.
"Dok ada apa dengannya, kenapa saat dia terbangun dia berteriak kesakitan seperti itu, apa ada yang salah dengan kepalanya?," tanya wanita itu.
"Mungkin ini adalah efek dari benturan pasca kecelakaan Bu, anda tidak perlu khawatir, tidak ada luka serius di kepalanya, setelah dia sadar kembali dia akan baik baik saja," ucap dokter pada wanita itu.
Wanita itu bernafas lega
"Syukurlah kalau begitu," ucapnya lega
"Kalau begitu saya permisi Bu," pamit dokter itu.
Wanita itu hanya mengangguk dan tersenyum lalu mengantar dokter keluar dari ruangan tempat Leo di rawat dan kembali kedalam.
"Semoga kau segera sembuh nak, kau sudah tidak sadarkan diri selama lima hari," gumamnya mengusap rambut Leo lembut.
Wanita itu bernama Zivanna Louis, seorang wanita berusia 35 tahun, pemilik bisnis fashion yang lumayan besar dan tersohor di negara ini. Dia juga adalah wanita yang saat itu tidak sengaja menabrak seorang anak kecil yang di duga adalah pemilik tubuh dari anak kecil yang di rasuki Leo saat ini.
***
Malam harinya Leo terbangun dan duduk bersandar di kasur bangsalnya.
Leo terdiam mengingat ingatan pemilik tubuh yang saat terbangun tadi masuk ke dalam ingatan miliknya.
"Jadi tubuh anak ini bernama Max. Di ingatan terakhir nya dia melarikan diri ketika seorang penagih hutang menyiksa ibunya..." Gumam Leo
"Jadi aku bereinkarnasi ke tubuh seorang anak kecil ini... Hufttt merepotkan," gumam Leo kesal
"Tetapi bagaimana ya dengan keadaan Gavin sekarang, apakah dia berhasil melarikan diri dan menyelamatkan killer Crow?," lirihnya bertanya tanya
Gumaman Leo yang lirih membangunkan seseorang yang sedari tadi menunggu nya sadar.
"Kau sudah sadar nak, syukurlah..." Ucapnya bersyukur dan tersenyum senang
Leo menoleh dan hanya menatapnya datar
"Apakah masih ada yang sakit?," tanya Zivanna pada Leo
Leo terdiam dan menggelengkan kepalanya
"Hufttt syukurlah, maafkan aku karena waktu itu tidak sengaja menabrak mu," ucap Zivanna merasa bersalah
Leo hanya menganggukkan kepalanya kecil, dia tidak peduli apakah dia pelaku atas tertabrak nya tubuh anak kecil ini atau bukan, toh bukan dia yang mengalami nya.
"Terimakasih telah memaafkanku..." ucapnya tersenyum
"Oh ya kalau boleh Tante tau, siapa namamu nak?," tanya nya lembut sembari duduk di samping kasur Leo
Leo tidak langsung menjawab, dia bingung apakah dia harus mengatakan nama pemilik tubuh ini atau jiwanya saat ini yang tak lain adalah Leo, si pebisnis jenius dan seorang mafia kejam tanpa ampun.
"Max," ucapnya singkat
"Hmm jadi namamu adalah max, Tante mau bertanya apakah max ingat dengan orang tua atau rumah max?," ucap Zivanna lembut pada max (oke sekarang kita memanggil Leo dengan sebutan max ya)
Max mengernyit tidak suka pada nada bicara wanita di depannya ini, biar bagaimanapun jiwa nya sudah dewasa, dan dimana martabat seorang Leo sang mafia kejam dan terhebat abad ini jika diperlakukan seperti anak kecil begini.
Melihat keterdiaman Max membuat Zivanna bertanya kembali
"Bagaimana?, apa kau sudah ingat dengan orang tuamu?,"
Max hanya menganggukkan kepalanya kecil
Zivanna tersenyum, dia pikir max adalah seorang anak kecil yang irit bicara dan pendiam.
"Baiklah setelah kau boleh pulang oleh dokter nanti Tante akan antarkan kamu ke rumahmu ya, sekarang kau tidur lagi terlebih dahulu, ini masih jam 3 pagi," ucap Zivanna pada max.
Max tanpa berbicara sepatah katapun menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh kecilnya.
Zivanna hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak marah dengan sikap abai max yang dilakukan padanya, tetapi merasa lucu melihat nya, bagaimana mungkin seorang anak kecil berwajah lucu berbicara dan berekspresi dengan wajah datar?. Zivanna memang sangat menyukai anak kecil, karena itu mengingatkannya dengan calon putranya yang dulu tidak sempat lahir ke dunia ini karena dia mengalami keguguran pasca suaminya meninggal karena kecelakaan, jadi melihat anak kecil bagaikan obat yang menyembuhkan kesedihan nya.
.
.
.
.
.
.