Di saat seorang pria tampan yang sedang tulus mencintai seseorang,tapi tiba-tiba saja pria tersebut di campakkan dan juga di hina oleh sang kekasih karena dirinya yang hidup serba kekurangan.
Dari situlah,dirinya memutuskan untuk tidak akan mau mencintai wanita lagi dan menutup hatinya untuk wanita manapun.Tapi belum sempat luka di hatinya sepenuhnya pulih,di saat itu juga,seorang wanita yang derajatnya sangat berbeda jauh dari dirinya yang jauh dari kata mewah,malah selalu terlibat di dalam kehidupannya dan perlahan-lahan berhasil membuka hatinya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.eliane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11
"Mungkin karena aku terlalu lama tinggal di Australia,makanya aku jadi aneh begini.Tapi di pikir-pikir lagi,aku seperti ini kan sejak aku bertemu sama pria aneh itu.Aku tahu,semua ini pasti gara-gara pria aneh itu,makanya aku jadi seperti ini.Bahkan pria aneh itu pergi begitu saja tanpa menoleh ke belakang dan tidak memperdulikan aku lagi" gumam Jennifer lagi,dengan nada kesalnya dan berubah menjadi nada kecewa di akhir kalimatnya.
"Tapi memangnya aku siapanya dia,sampai pria aneh itu harus memperdulikan aku,bahkan aku sendiri tidak tahu siapa namanya.Aku ini semakin lama semakin aneh saja" gumam Jennifer lagi,dengan wajah yang tersenyum bodoh karena sedang memikirkan perkataannya barusan.
Sedangkan tante dan yang lainnya,mereka semua tersenyum lucu saat mereka semua melihat tingkah lucunya Nona Muda mereka itu.
Tatapan mereka semua tidak lepas dari Nona Muda mereka,sejak dari perdebatan di mulai tadi.Tidak pernah ada pria yang akan secara terang-terangan berdebat sama Nona Muda mereka,dan selama mereka semua menjaga Nona Muda mereka ini, pria yang tadi adalah yang pertama.
"Nona Muda,apa sebaiknya kita pulang saja?" tanya Tante tersebut dengan wajah yang tersenyum,sambil berjalan mendekat ke arah Nona Mudanya yang masih saja berwajah kesal.
Ia juga khawatir kalau Tuan mereka akan meneleponnya nanti,karena tadi Nona Muda mereka hanya pamit untuk sekedar mencari angin saja.Sekarang mereka sudah keluar rumah selama hampir 3 jam,dan sebentar lagi akan tiba waktunya makan siang.
"Kenapa sekarang malah Tante yang menjadi aneh...Tentu saja kita pulang sekarang,tidak mungkin Tante menyuruhku berada di sini sampai malam kan?" tanya Jennifer balik dengan nada herannya,sambil berjalan pergi dari tempatnya berdiri tadi dan langsung di ikuti oleh Tante tersebut dari belakangnya.
"Maaf Nona" jawab Tante tersebut dengan wajah yang terus tersenyum,begini jadinya kalau Nona Mudanya ini sedang kesal,salah satu dari mereka pasti akan menjadi sasaran luapan kesal darinya.
"Sudahlah Tante.Maaf Tante,barusan itu aku hanya sedang kesal saja" ucap Jennifer saat ia baru menyadari kesalahannya,sambil menatap sebentar ke arah belakang dengan wajah tersenyumnya tanpa menghentikan langkahnya.
"Tidak apa-apa, Nona Muda" ucap Tante tersebut,tanpa mengurangi senyuman di wajahnya.
Tapi tiba-tiba saja...
"Auchk" terdengar suara pekikan sakit dari mulutnya Jennifer,karena ia terpeleset dan langsung terduduk di atas tanah dengan hentakan yang lumayan kuat.
"Nona Muda,apa kamu baik-baik saja?" tanya Tante tersebut dengan wajah khawatirnya,lalu di susul dengan anak buah yang lainnya yang langsung mendekat ke arah Nona Muda mereka dengan wajah yang sama-sama khawatir.
"Kakiku,auchk... Tante,sepertinya kakiku sedikit terkilir.Aduh,bokongku juga terasa sakit " jawab Jennifer dengan wajah yang sedang meringis kesakitan,sambil menyentuh pergelangan kakinya yang sedang terkilir itu setelah ia sudah selesai mengelus-elus bokongnya.Sedangkan Tante tersebut langsung memeriksa kaki Nona Mudanya dengan gerakan cepat.
"Ternyata benda ini yang telah membuat aku sampai terjatuh" lanjut Jennifer lagi,dengan nada kesalnya,sambil mengambil kotak perhiasan kecil yang telah membuat kakinya sampai terkilir itu.
"Kamu telah membuat aku kesulitan hari ini,pergi jauh-jauh dariku" lanjut Jennifer lagi,dengan wajah kesalnya yang sedang menahan rasa sakit di kakinya karena kakinya sedang di urut oleh Tante tersebut,sambil melempar kotak kecil tersebut ke sembarang arah.
"Nona Muda,tahan sedikit lagi" ucap Tante tersebut dengan wajah tidak teganya,sambil terus mengurut kaki Nona Mudanya dengan gerakan pelan.Jika ia tidak segera mengurutnya,kaki Nona Mudanya pasti akan bengkak saat sampai di rumah nanti.
"Baik Tante" jawab Jennifer dengan nada pelannya,sambil menampilkan wajah meringis kesakitannya karena terasa agak sedikit sakit.
Salah satu anak buahnyapun segera mendekat ke arah Nona Muda mereka dengan membawa cream khusus untuk kaki terkilir,mereka memang selalu membawa persediaan yang cukup untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga,seperti yang terjadi pada sekarang ini.Dan itu semua atas perintahnya Tuan mereka sendiri,sejak lama.
'Tapi kira-kira,apa ya isi di dalam kotak itu.Itu terlihat seperti kotak cincin,tapi milik siapa...' batin Jennifer dengan ekspresi wajah yang masih sedang menahan sakit.
"Sudah Nona Muda" ucap Tante tersebut dengan wajah yang masih terlihat khawatir,setelah ia sudah selesai mengoleskan cream pada kaki Nona Mudanya yang terkilir itu.
"Bagaimana?" tanya Tante tersebut,sambil terus menatap wajah cantik Nona Mudanya.
"Sudah mendingan Tante,sudah tidak sesakit tadi lagi.Terima kasih,Tante" jawab Jennifer dengan wajah yang tersenyum senang karena Tantenya itu memang selalu bisa ia andalkan.
Ia tahu kalau Daddynya selalu memilih orang-orang pilihan untuk menjaga dirinya.Termasuk Tante tersebut yang memiliki beberapa kebolehan dan juga mengerti beberapa hal.Salah satunya termasuk yang barusan ,tukang urut handal.
"Jangan membuat aku merasa geli lagi,Nona Muda" ucap Tante tersebut dengan wajah yang tersenyum geli,karena kata terima kasih dari Nona Mudanya barusan.
"Jangan salahkan aku Tante,karena itu sudah menjadi salah satu kebiasaanku" jawab Jennifer dengan wajah yang tersenyum lucu karena melihat senyum geli pengasuhnya yang sudah dari bayi itu,pembantu yang juga sudah ia anggap seperti Tante kandungnya sendiri.
Lalu ia segera berdiri dari terjatuhnya dengan di bantu oleh Tantenya itu,dan benar saja kakinya sudah tidak begitu sakit lagi saat ia sudah menapakkan kaki terkilirnya ke tanah.
"Ayo kita pulang,Tante"ajak Jennifer dengan wajah seriusnya,tapi baru saja berjalan beberapa langkah,ia malah menghentikan langkahnya hingga mampu membuat sang Tante dan yang lainnya menjadi bingung.
"Ada apa Nona Muda?" tanya Tantenya dengan wajah penasarannya.
"Kamu,ambil barang yang sudah aku lempar tadi..." perintah Jennifer pada salah satu anak buahnya dengan nada tegasnya,sambil menatap ke arah sekitar tapi ia sendiri juga tidak melihat keberadaan barang yang telah ia lemparkan tadi. Karena merasa kesal, iapun langsung melemparnya secara sembarangan tanpa berpikir panjang lagi.
"Bukan,maksudku kalian semua cepat cari barang yang sudah aku lempar tadi..." perintah Jennifer lagi,masih dengan nada tegasnya,sambil menatap serius ke arah beberapa anak buahnya yang masih tetap sedang berdiri dengan wajah bingung mereka,begitu juga dengan Tantenya.
"Baik Nona Muda" jawab semua anak buahnya dengan cepat,lalu semuanya langsung berpencar dan sibuk mencari di sekitar sana,walaupun mereka semua masih merasa agak bingung.
"Nona Muda,jika kamu menginginkannya,kenapa tadi kamu harus melemparnya? Lagi pula,barang itu ntah milik siapa,tidak bagus mengambil barang yang bukan milik kita" tanya Tantenya dengan nada seriusnya,sambil menatap heran pada Nona Mudanya.
"Tante tenang saja,aku selalu ingat apa yang telah Tante ajarin padaku.Aku hanya baru tersadar,kalau barang itu mungkin saja miliknya pria aneh tadi" jawab Jennifer dengan wajah yang tersenyum cenges-ngesan ke arah Tantenya karena sikap keibu-ibuan Tantenya itu padanya yang jarang-jarang terlihat,dan dirinya lebih menyukai sikap yang seperti ini dari pada sikap formal yang biasanya.
Ia hanya tidak menyukai panggilan Nona muda yang di gunakan oleh Tantenya itu,padahal sudah ia peringatkan,tapi tetap saja Tantenya bersikeras tetap ingin memanggil dirinya dengan sebutan Nona Muda.
Tantenya yang baru saja mau bersuara lagipun langsung mengurungkan niatnya,saat ia melihat beberapa anak buahnya keluarga Naava yang sudah datang menghampiri mereka berdua.
"Nona Muda,ini barang yang Nona Muda inginkan tadi..." ucap Salah satu anak buahnya yang baru saja sampai di hadapannya,sambil menyodorkan sebuah kotak merah kecil tersebut.
kalau tertarik follow me. Thank you