Sungguh suatu keajaiban aku bangkit dari kematian setelah aku mati diracuni oleh mertuaku sendiri.
tubuh tak bernyawa ku di buang ke rawa-rawa yang letaknya jauh di pelosok yang terpencil.
Namun Tuhan berkehendak lain, beberapa petir menyambar di area sekitarku, hingga membuat jantungku yang tadinya berhenti berdetak kembali berdetak.
dengan tubuh lemah aku berusaha keluar dari rawa-rawa, entah sudah berapa banyak tanaman berduri yang aku injak, aku tidak perduli, satu tekadku harus keluar dari tempat itu, hingga langkah kakiku terhenti di sebuah jalan beraspal, lalu tubuhku ambruk tak sadarkan diri.
Ketika ku sadar sudah berada di rumah sakit, dan betapa mengejutkannya aku ternyata pria yang menyelamatkanku yang juga seorang dokter mengatakan aku sedang hamil!!!!!!
Inilah kisah hidupku....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desire pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Ratna II
Jovanka berjaga seharian, ia tak beranjak dari tempatnya kecuali memasak dna menyiapkan anak-anaknya makan malam, sedang mandi, ketiga anaknya sudah mandiri sejak usia empat tahun.
Hidup mandiri dengan orangtua tunggal yang bekerja sepanjang hari membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan mereka membuat ketiga bocah kembar itu dewasa sebelum saatnya.
Jovanka membawakan makan malam untuk Bu Ratna, kini panasnya sudah turun dan ia sudah membuka matanya
Jovanka ingin mengabarkan anak ataupun saudara Bu Ratna, namun ia baru mengenal.bu Ratna, ia tak tahu menahu mengenai wanita setengah baya ini, yang terlihat hanya Bu Ratna hidup seorang diri di rumah yang besar itu, entah ia memiliki anak atau tidak, karena tak sedikit anak yang melupakan orangtuanya saat mereka sudah menikah dan memiliki keluarga baru, mereka seakan lupa betapa besarnya jasa orangtua mereka, mereka sibuk hingga untuk memberi kabar pun mereka tak ada waktu.
"Bu, makan dulu ya, habis itu minum obat" ucap Jovanka lirih. Ia sudah di tinggal mamanya sejak masih bayi sehingga jauh di dalam Lubuk hati Jovanka ,ia merindukan sosok seorang ibu
"Maaf ya nak, ibu jadi merepotkan mu. Kamu sudah sibuk dengan si kembar, ibu malah ikut-ikutan menyusahkan mu" ucap Bu Ratna tak enak hati
"Bu, Jovanka senang kok direpotkan.
Jovanka sudah tidak punya mama sejak kecil" ucap Jovanka sedih
"Kamu bisa menganggap ibu mamamu, jika kamu tak keberatan" ucap Ratna membuat Jovanka terkejut
"Bu?? Apa ibu serius?" tanya Jovanka yang di balas anggukan kepala Ratna
"Ibu" ucap Jovanka senang, ia memeluk Bu Ratna erat, hingga Bu Ratna terbatuk-batuk, buru-buru Jovanka melepaskan pelukannya
"maaf Bu" ucap Jovanka malu karena antusias ia lupa memeluk Bu Ratna erat
"Haha gak apa-apa, ibu saja yang terbatuk" ucap Bu Ratna tersenyum, jika di teliti wajah Bu Ratna cantik.
Jovanka yakin jika wanita ini dulunya sangat cantik, sisa-sisa kecantikannya masih terlihat walau ia berpenampilan sangat sederhana, namun tak menutupi kecantikan alaminya
"Mama, apa nenek sudah sehat?" tanya Daffi dai depan pintu kamar, ia membawa buah jeruk di tangannya
"Nenek sudah gak demam, Daffi mau lihat nenek?" tanya Jovanka yang melihat anaknya khawatir pada Bu Ratna
"Sini sayang" panggil Bu Ratna
"Ini buat nenek" ucap Daffi menyodorkan buah jeruk di tangannya
"Ya Allah makasih anak pintar, nenek langsung sembuh nih di kasih jeruk sama kamu" ucap Ratna mengelus puncak kepala Daffi membuat Daffi menyunggingkan senyumnya
"Daffi,, kakak cari gak tahunya disini" gerutu Daffa yang mendapat tugas mamanya menjaga dan mengawasi adik-adiknya
"Atu juga mau liat nenek"ucap Davina berlari masuk ke dalam kamar, ia meminta mamanya mengangkatnya ke kasur.
Davina menyodorkan bunga Ester yang tumbuh di halaman
"Buat nenek" ucapnya
"makasih cucu nenek yang cantik" ucap Ratna senang karena anak-anak Jovanka sangat perhatian padanya
”Ibu masih bingung yang mana Daffi yang mana Daffa" ucap Bu Ratna memandang dua pria kecil imut namun ganteng itu yang berada di dekatnya dan di depan pintu
"Nak sini" panggil Jovanka melambai ke arah Daffa
Daffa dengan patuh menghampiri mama nya, namun bibirnya masih cemberut melihat kedua adiknya yang susah diatur
"Daffi turun dan berdiri dekat kakakmu, " ucap Jovanka
dengan malas Daffi turun dari tempat tidur dan berdiri di samping kakaknya
"Atu ma??" tanya Davina seolah ingin berbaris juga dengan kedua saudaranya
"Davina disini saja sama nenek"ucap Bu Ratna
"Yang bermata bulat dan alisnya tebal dan terlihat serius itu Daffa, sebelahnya Daffi, sekilas mirip tapi Daffi lebih tinggi dari kakaknya dan matanya sedikit sipit.
Daffa memiliki lesung Pipit di kedua pipinya Daffi gak, tapi Daffi punya tahi lalat kecil di bibirnya” jelas Jovanka memberi tahu perbedaan kedua putranya, jika sedang diam, keduanya sangat mirip karena kembar identik.
"Owh yang kasih jeruk nenek tadi Daffi ya, baik nenek akan ingat nama kalian" ucap Bu Ratna tertawa kecil.
"Ayo sudah malam, sudah waktunya bobo, ayo pamit sama nenek Ratna" ucap Jovanka melihat putrinya sudah menguap
Jovanka biasa mendisiplinkan anak-anaknya, ia tak mau mereka seenak saja tanpa aturan yang jelas, walau jovanka orangtua Yaang fleksibel dan membebaskan anaknya berekspresi
"Nenek, mama, kami pamit tidur dulu, assalamu'alaikum" ucap ketiganya mencium punggung tangan Ratna dan Jovanka bergantian
Mereka tanpa di perintah lagi berjalan ke arah kamar mandi menyikat gigi dan pergi tidur
"Bu, Jo pamit dulu ya mau tidurkan anak-anak" ucap Jovanka lalu menyusul ketiga anaknya
Selepas kepergian Jovanka, Bu Ratna menghela nafas, kesedihan terlihat di wajah tuanya
"Ya Allah, Alhamdulillah kau kirimkan Jovanka dan anak-anaknya untuk menemaniku menghabiskan masa tuaku seorang diri. Semoga engkau bisa menyadarkan putra dan putriku yang sudah melupakan aku yang telah membesarkan mereka" ucap Ratna menangis lirih.
Ratna membuka laci di sebelah tempat tidur ya, ia memandang foto seorang anak kecil yang berwajah tampan, wajah anak itu mirip sekali dengan Daffa dan Daffi......
Bu Ratna mengambil foto satunya, foto seorang pemuda dengan seorang wanita cantik,
"Anakku, mama kangen" ucapnya sambil berlinangan air mata
Jovanka yang sudah kembali dari menidurkan anaknya tertegun melihat Bu Ratna menangis sambil memandangi wajah seseorang
"Bu, apa ibu baik-baik saja?" tanya Jovanka khawatir
Ratna langsung menghapus air matanya, ia terlihat canggung karena kedapatan sedang menangis
Jovanka lalu duduk di sisi tempat tidur Ratna, Ratna menyodorkan foto keluarganya.
Seorang pemuda dan wanita cantik,
"Itu anak ibu, namanya Samuel dan sebelahnya istrinya namanya Anabel " ucap Bu Ratna menjelaskan foto yang di lihat oleh Jovanka
Lalu ia melihat foto lainnya, seorang pria setengah baya yang tampan, sepertinya berkebangsaan campuran
"Itu almarhum suami ibu" ucap Bu Ratna
kemudian foto selanjutnya membuat Jovanka melongo, pria kecil yang memilki wajah sama persis dengan putranya
"Apa di dunia ini ada manusia yang sangat mirip dan bukan saudara atau anak??? pria kecil ini seolah wajah anaknya. melihat dari fotonya, mungkin kini pria dalam foto ini sudah besar dan menikah, bahkan punya anak" gumam Jovanka
" Itu foto Samuel ketika kecil" ucap Ratna tersenyum.
Jovanka mengerutkan alisnya, bagaimana bisa wajah mereka berbeda ketika dewasa, bahkan berbeda jauh" gumam Jovanka tak mengerti
"Samuel mengalami kecelakaan denganku, sehingga ia menjalani operasi wajah, jika itu yang mau kamu tanyakan" ucap Ratna yang mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Jovanka
"Owh begitu" ucapnya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Samuel kini sudah memiliki anak dengan Anabel, hanya ketika hari raya mereka akan kembali kesini.
Ibu merasa sangat kesepian disini"ucap Ratna tanpa sadar menitikkan air mata
"Bu, ibu tak akan kesepian lagi, ada kamu. Ada aku dan si kembar yang akan menemani hari-hari ibu.
Bukankah ibu sudah menganggap Jo adalah anak ibu, maka si kembar juga cucu-cucu ibu" ucap Jovanka menghibur Ratna
"Terima kasih nak, terima kasih" kedua wanita beda usia itu berpelukan meluapkan perasan dalam hati mereka
Jangan lupa like and coment nya yak kak
terima kasih
Semua tokoh diceritakan saru satu
Banyak komflik juga..
Ada kocak
Ada nalar
Ada diluar nalar
Ada juga typo
Untuk typo, saya bisa maklumi, paling saya komen ngingetin typonya..
Saya maklumi, karena saya pribadi ga bisa bikin novel, bisanya baca dan nikmati..
Terimakasih atas karyanya ya thor..
Sukses selalu
2. saudara dan saudarinya
Tetap semangat thor😊
mungkin begitu ya thor..