JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Selamat Tinggal Sayang.
Baby Azka diasuh oleh Bik Mae yang sudah berbulan-bulan bekerja pada Ayubi, anak itu tidak rewel selama ibunya melangsungkan pernikahan.
“Bang, anak kita nggak nangis? Aku nggak denger suaranya, apa dia udah tidur sama Bibik Mae?“ cemas Ayubi saat dia berada di dalam kamar pengantin berdua bersama suaminya.
Abimanyu malah tergelak, “Kamu mencemaskan anak kita atau gugup akan bermalam dengan ku, Humaira-ku? Ah, apa Abang panggil Umi?“
Wajah Ayubi merona malu, dia jadi mengingat saat dia masih menjadi istri Bram dan Abimanyu menggodanya dengan memanggil Umi dan Humaira. Sekarang kedua sematan itu, sudah pantas ia dapatkan.
“Jadi, mau Abang panggil apa sayang?“ lagi, Abimanyu menggoda istrinya.
Ayubi menutup wajahnya yang kemerahan, begitu cantik di mata Abimanyu.
“Ya... Humaira.... Abang buka jilbab nya ya, kan udah halal Abang liat sekarang.“
Ayubi menganggukkan kepalanya, mendapatkan ijin dari sang istri gegas Abimanyu dengan perlahan membuka pretelan di jilbab pengantin Ayubi.
Abimanyu sedikit kesulitan, namun akhirnya dengan kegigihan nya laki-laki itu dapat melepaskan jilbab yang selama ini menutupi mahkota di kepala Ayubi.
Srekkk
Rambut panjang hitam legam sepinggang milik Ayubi tergerai membingkai wajah putih nan ayu milik wanita tanpa penglihatan itu.
“Sungguh cantik bidadari surga nya Abang, wahai istriku... ya Humaira."
“Ayu suka saat Abang manggil Ayu dengan panggilan Humaira, makasih ya Habibi...“ balas Ayubi dengan tersenyum malu.
Kedua tangan wanita itu meraba-raba wajah suaminya, membingkainya dengan kedua tangan lalu mengelus satu persatu anggota wajah suaminya. Dari kedua alis yang tebal, mata serta bulu mata nya. Kemudian hidung mancung dan bibir yang lembab karena Abimanyu tak suka merokok.
“Andai Allah meridhoi, Ayu ingin secepatnya melihat wajah suamiku ini.“
“Kalau Abang jelek, kamu masih suka sama Abang?“
“Jangankan suka, Ayu akan mencintai dengan sepenuh hati meskipun Abang jelek. Ayu mencintai Abang karena kebaikan dan hati Abang yang luar biasa hebat, Ayu mencintai Bang Abi.“
“Humaira-ku... ijinkan Abang menyatukan diri Abang dengan kamu malam ini, boleh?“
“Tentu aja boleh, Bang.“ Ayubi sudah berpengalaman bersama Bram, meski tak ada kenangan indah tapi dia tahu arah pembicaraan suaminya.
“Kita sholat sunnah bersama dulu, ya." Ajak Abimanyu.
“Iya, suamiku.“
Setelah selesai melaksanakan sholat sunnah, keduanya berdoa sebelum mereka berhubungan suami istri.
“Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa," ucap keduanya.
Kemudian Abimanyu mengusap rambut bagian depan Ayubi, memperlakukan istrinya dengan lembut.
“Bismilllah..."
Akhirnya penantian Abimanyu menjadikan Ayubi menjadi miliknya seutuhnya berakhir malam itu.
.
.
Di pagi hari wajah sepasang pengantin itu berseri-seri karena sudah mengarungi hubungan halal suami istri sepanjang malam.
Kini Ayubi tak perlu memakai jilbab lagi di depan Abimanyu, karena di dalam rumah memang tak ada laki-laki.
Para pengawal yang selalu berjaga, tak dapat melihat ke dalam karena kaca tidak tembus pandang dari luar.
“Ayu, Abang udah kenyang. Kamu makan yang banyak, biar 4 S 1 kamu tetap lancar untuk Azka. Semalam banjir banget, Abang kewalahan meminum nya.“ Jahil Abimanyu sengaja menggoda istrinya, pria itu suka melihat wajah Ayubi saat kemerah-merahan ketika merasa malu seperti istri ke-3 Nabi Muhammad SAW.
“ABANG....!!!" Ayubi menutup wajahnya, karena semalam Abimanyu memang ikut menikmati sumber makanan kehidupan milik Azka, putra mereka.
“Hahahaha... cantiknya istriku ini saat malu seperti ini, jangan ditutup sayang!" Abimanyu menarik kedua tangan Ayubi dari wajah wanita itu.
Cup!
Saat sudah terbuka, Abimanyu mengecup bibir istrinya dan tak cukup hanya disitu laki-laki itu m3m4guut bibir Ayubi sampai terdengar d3s4han pelan.
Abimanyu melepaskan p4gut4n nya dari bibir Ayubi, “Lagi yuk, sayang. Punya Abang bangun ini, sakit.“
Ayubi tidak bisa melihat wajah kesakitan yang dirasakan Abimanyu, dan hanya bisa menebak jika suaminya berkata benar jika milik Abimanyu sudah bangun karena terdengar olehnya nafas Abimanyu sudah berlarian.
“Abang gendong ke kamar ya.“
Ayubi mengigg1t bibirnya seraya mengangguk pasrah, Abimanyu tak membuang waktu segera memangku tubuh Ayubi ala bridal.
Pagi itu sekali lagi terjadi hal yang mampu membuat melayang keduanya, Abimanyu sangat meng-Ratu kan Ayubi dengan memperlakukan Ayubi begitu lembut.
Tok
Tok
Tok
“Mbak, tubuh dedek mendadak panas.“ Bik Mae mengetuk pintu kamar Ayubi dan Abimanyu.
Ayubi terhenyak kaget dalam pelukan hangat Abimanyu. “Bang, Azka! Aku belum pakai baju, tolong periksa dulu.“
“Abang akan periksa, jangan khawatir. Abang ambil wudhu dulu sebentar, kamu bersihkan tubuhmu.“
Abimanyu pergi ke kamar mandi mengambil wudhu, untuk sementara sebelum membersihkan tubuh.
“Bik Mae, tunggu sebentar ya.“
“Ya, Mbak."
Ayubi mencari-cari sesuatu untuk menutupi tubuh polosnya, namun dia tidak menemukan apapun.
Pintu kamar mandi terbuka, Abimanyu sudah berpakaian lengkap. “Cari apa, sayang?“
Ayubi mengeratkan selimut yang menutupi tubuh polosnya, “Cari buat tutup tubuh, Bang.“
Abimanyu mengambil handuk baru dari lemari, menyodorkan ke arah istrinya yang duduk di tepi ranjang. “Ini handuknya, Abang keluar kamar dulu periksa Azka.“
“Iya, Bang. Ayu mandi dulu sebentar.“
Abimanyu membuka pintu kamar, Bik Mae menggendong baby Azka yang rewel. Ia mengambil alih baby Azka dari gendongan Bik Mae.
“Cup! Cup! Jagoannya Papa, kenapa Hem? Oh, anget ya. Kita ke Dokter ya, tunggu Mama selesai mandi dulu.“
Abimanyu terus menimang putra sambungannya itu agar tidak menangis. Tak lama Ayubi selesai dan gantian mengendong Baby Azka menunggu Abimanyu mandi.
.
.
Kini Ayubi dan Abimanyu berada di rumah sakit, mereka membawa baby Azka untuk diperiksa karena demam.
“Gimana ini Mah, uang kita tinggal sedikit dan hanya cukup untuk ongkos pulang. Semua gara-gara si wanita buta itu, setelah Bram menceraikan nya dan menikah dengan Adelina... semua mulai kacau. Perusahaan Papa bangkrut, Bram dan Papa malah dipenjara dan Mama malah dipukuul1 preman karena hutang. Sial banget hidup kita!“
“Coba kamu telepon Adelina, suruh jemput kesini. Dia kan masih istri Bram, dia menantu Mama. Setelah dinikahi karena hamil, lalu melahirkan dia malah kabur dan pulang ke orang tuanya. Orang tuanya masih kaya, kita harus menumpang hidup sama dia! Cepat telepon dia, Din!“
Kedua wanita berbeda generasi itu bicara di lorong rumah sakit yang dilewati orang lain, obrolan keduanya terdengar oleh Ayubi yang berjalan bersama Abimanyu dan Bik Mae saat melewati mereka.
Abimanyu menggendong baby Azka, sementara Bik Mae membantu Ayubi berjalan.
Untung saja kedua wanita jahat itu tak melihat keberadaan Ayubi dan Abimanyu, namun Ayubi bisa mendengar dengan jelas tentang kehidupan mereka setelah ia diceraikan dan diusir dari rumah mereka.
Abimanyu mengelus pundak istrinya, ia tahu jika Ayubi mendengar tentang Bram dan keluarga nya.
“Kamu baik-baik aja, sayang?“ tanya Abimanyu setelah berjarak jauh.
“Sangat baik, Bang! Mendengar hidup mereka hancur setelah berbuat jahat padaku, aku percaya jika balasan dari Allah itu ada. Padahal aku belum membalas dendam pada mereka, tetapi balasan dari Allah sudah datang pada mereka atas kedzaliman mereka padaku.“
“Kamu benar,“ jawab Abimanyu.
Aku sudah menghancurkan mereka semua yang sudah berkonsp1rasi, demi membalas semua rasa sakit mu! Sayangnya, untuk semua itu... aku harus meninggalkanmu sebentar lagi. Maafkan aku sayang, coba bertahan lah setelah aku tak ada di sampingmu nanti! Batin Abimanyu begitu sedih.
Baby Azka hanya demam biasa, setelah diperiksa oleh dokter tak lama demam Azka turun.
.
.
Seminggu kemudian...
“Sayang, Abang pamit kerja dulu ya.“
“Iya, Bang. Hati-hati di jalan dan telepon aku kalau udah sampai di tempat kerja.“
Abimanyu mengatakan jika ia bekerja di proyek suatu bangunan setelah mengundurkan diri dari kepolisian.
“Bang, kok diem?“
Abimanyu menahan kesedihannya akan berpisah dari Ayubi, akan pergi meninggalkan istrinya. Sekuat tenaga ia menahan tangisan, tak ingin Ayubi sampai curiga.
“Nanti teman Abang datang, dia ingin bicara sesuatu pada Abang setelah Abang pulang kerja. Kamu jamu dulu dia ya, namanya Candra.“
“Temen Abang yang mana?“
“Kamu belum kenal, tapi dia bisa dipercaya. Dengarkan dia kalau dia bicara sesuatu padamu, ya.“
"Loh, kata Abang... dia mau bicara sama Bang Abi. Kenapa jadi bicara sama ayu?“
“Iya, pokoknya begitu ya.“
Cup!
Abimanyu mengecup kening Ayubi lama, beberapa kali ia mengecup pucuk kepala istrinya dan terakhir di bibir ranum sang istri.
Tunggu Abang pulang, ya!! Meskipun entah kapan! Ucap Abimanyu dalam hatinya.
“Asalamualaikum, Abang pamit pergi ya Humaira."
“Walaikumsalam, ya Habibi..."
Setetes airmata Abimanyu lolos, laki-laki itu cepat-cepat mengusap nya. Dia sudah berpamitan pada Baby Azka, sebab entah kapan mereka akan bertemu kembali.
Bik Mae sudah menangis tanpa diketahui oleh Ayubi, wanita berusia 35 tahun itu sejak awal datang dibawa oleh Abimanyu sudah diperintah oleh Abimanyu agar jangan menceritakan atau tutup mulut tentang apapun yang diketahui.
Bahkan foto-foto saat pernikahan keduanya dan foto dalam ponsel yang diabadikan oleh Ayubi sudah tak ada. Foto dalam buku pernikahan pun adalah foto palsu bukan foto Abimanyu asli.
Selamat tinggal sayang!
Abimanyu mengecup jauh dari dalam mobil, saat Ayubi seperti biasanya melambaikan tangan mengantar kepergian suaminya.
____
Enam tahun kemudian...
“Azka! jangan lari-lari, Nak. Adekmu ikut lari!“ Ayubi yang kini sudah dapat melihat berlari mengejar kedua anaknya.
Azka Abimanyu Hakim, Putra Ayubi dan Bram serta Azkia Abimanyu Hakim, Putri nya bersama Abimanyu.
sehat" authorku...🤗