Tidak perlu repot-repot nyari jodoh yeorobun, siapa tahu jodohmu sudah dipersiapkan kakek buyutmu jauh sebelum kamu lahir ke dunia Timio ini, dan ternyata jodoh pilihan kakek ini, is the trully type of a HUSBAND MATERIAL means 💜
Happy reading 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perlahan Nona Muda Berpaling
Pagi ini ada yang berbeda dikediaman tuan muda Askara. Para maid merasakan atmosfer yang berbeda. Pasangan majikan mereka yang biasanya terlihat datar tanpa ekspresi, pagi ini muncul dengan segaris senyum, terlebih Arsen yang senyumnya lebih lebar.
Adegan gandengan pasangan bahagia yang mereka tunjukkan di kantor pun rasanya lebih luwes dan mulus, tidak ada kesan kaku sama sekali. Seperti biasa Jenny akan duduk di meja lain mengerjakan sesuatu dengan laptop khusus yang sudah disediakan untuknya, sementara Arsen sibuk di mejanya sendiri.
"Ganteng banget suami gua... ", pekik Jenny dalam hati memandang Arsen dari tempatnya.
" Eh... " lirinya. Ia tersadar dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menyadarkan diri kembali.
"Ingat Jenn, buat dia elu itu cuma cewe matre modal privilege yang gila harta, yang butuh uang banget", bisiknya meringis dalam hati.
Akhirnya si nona muda itu keluar ruangan, tidak luput dari pandangan Arsen.
" Mungkin ngopi." pikirnya dan melanjutkan perkerjaannya.
Ketika mendekati pantry, terlihat beberapa karyawan sedang santai dengan kopinya dan seketika panik melihat kedatangan Jenny.
"Nona muda, selamat siang...", sapa mereka sambil membungkuk.
"Oh iya selamat siang, silahkan dilanjut ngopinya, saya cuma mau buat matcha panas, tidak usah hiraukan saya ", seru Jenny dengan senyum ramah mendekati dispenser, dan para karyawan melanjutkan ngobrolnya.
" Gua sih udah daftar, itung-itung healing. Siapa tau gua ketemu jodoh disana heheheh."
" Gua belum daftar nih, ikut gak ya? Takut tempatnya boring kaya taun lalu."
" Gua ngga bisa, pas hari H eventnya gua ada janji sama client."
" Tapi tahun ini katanya makin banyak perusahaan yang mau collab loh. Gua daftar ah, seru kayanya nih."
Masing-masing mereka menyatakan pendapatnya, sementara Jenny mulai penasaran.
"Maaf, event apa ya?" , tanya Jenny ikut nimbrung.
"Event kerja sama non, tiap tahun perusahaan kita ikutan, apalagi semenjak kepemimpinan pak Arsen, kita malah jadi donatur terus. Ada acara amal juga, kita ngumpulin sembako terus dibagi di jalan jalan, kunjungan ke panti asuhan, bakti sosial di jalan-jalan, terus ada malam akrab, semacam malam hiburan gitu." jelas Rony, si karyawan cowo tapi paling heboh.
" Daftarnya gimana?." kepo Jenny.
" Nona muda yakin mau ikut?", tanya Sharon kaget. Jenny mengangguk dengan girangnya. Akhirnya ikut asyik ngobrol dengan mereka, seperti kumpulan karyawan biasa yang sedang break. Sesekali tawa mereka meledak.
Pak direktur menyadari istrinya pergi sudah terlalu lama, ia menunggu sampai bosan, mondar-mandir melirik jam, tapi istrinya tak kunjung kembali. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan menemukan Jenny sedang asyik mengobrol dengan beberapa karyawannya yang terlihat antusias mendengar Jenny berbicara, seperti begal yang sedang menyusun rencana.
" Sayang... ", seru Arsen.
"Jadi gitu ya Ron, pahamkan maksud aku?" tanya Jenny tidak menyadari.
" Nona muda... ", seru Rony memutar matanya ke kanan berkali-kali memberi kode 'ada seseorang dibelakangmu'.
" Nona muda... ", Sharon mengingatkan lagi dengan kode yang sama tapi Jenny masih belum peka.
" Apaan sih nona muda mulu... " , protes Jenny.
" Sayang... ", seru Arsen lebih keras dengan suaranya yang dalam, Jenny auto menghentikan bicaranya.
Jenny spontan berbalik dan senyum dipaksakan,
"Aku kelamaan ya perginya?"
"Makan siang yuk, aku udah laper nih", keluh Arsen, Sharon dan karyawan perempuan lainnya sudah mengulum bibir menahan sumringah mereka.
"Hayukk... duluan yaa... ", pamitnya pada sekelompok orang yang ditinggalkannya sambil menggandeng tangan Arsen.
" Mba Jenny ngga kayak istri direktur ya, lebih ke kayak kita-kita aja ",seru Rony.
"Tapi gua meleyot woy pas denger "Sayang... " duh nyess diabetes, manis banget anjir. Mba Jenny yang dipanggil, gua yang salting." ujar Sharon.
"Bisa-bisanya dia punya rencana kayak gitu, tapi iya juga sih. Pak Arsen ngga pernah ikut acars gituan, fasilitator doang." tambah Nadia.
🌼🌼🌼
Flashback rencana Jenny
"Beneran non mau ikut? Bareng pak Arsen? ", heran Rony.
" Ngga usah panggil nona deh, panggil aja Jenny, atau mba gitu. Saya illfeel dipanggil nona muda." keluh Jenny.
" Tapi non, eh... mba Jenn, pak Arsen ngga pernah ikut event ini. Emang mba yakin cuma pergi sendiri? ", Rony meyakinkan.
" Ya biarin Ron. Ada kalian kan, saya bukan tipe yang rewel menye-menye kok, tenang aja. Kayaknya ini seru banget." antusias Jenny.
"Mba udah daftar?" tanya Sharon.
" Belum nih, boleh bantuin ngga? Tapi jangan ketahuan suami aku ya, biarin dia ntar taunya pas udah sampai tkp." pinta Jenny.
" Serem mba, ngga berani saya", ngeri Rony.
" Aman, kamu ngga akan kenapa-napa. Pastiin aja Arsen taunya belakangan, apalagi dia ngga pernah ikut kan? cuma fokus jadi sponsor, dia juga ga bakal cek satu-satu pesertanya. Bawa id card ini, sisanya aku yang urus." menyerahkan id card yg dibuatkan khusus untuk Jenny sehingga dia bisa mengakses seluruh file daftar peserta, dan Rony bisa mendaftarkannya diam-diam.
Flashback off
Arsen masih menggenggam tangan Jenny memasuki ruangannya.
"Bisa kali tangan gua dilepas pak... ", Jenny mengingatkan sontak dilepas Arsen.
" Lu ngomongin apa sama mereka? ", kepo Arsen
" Kepo amat lu", semprot Jenny.
" Lu cepet banget akrab sama orang asing." seru Arsen lagi.
"Orang asing pala lu. Mereka itu karyawan lu yang kerja dari pagi sampe sore diperusahaan lu, bukan orang asing. Bahkan mungkin lu ngga tahu sama sekali nama mereka masing-masing kan? ", tanya Jenny.
" Lu kira gua direktur apaan, jabatan mereka itu udah lumayan tinggi, ngga mungkin gue ngga kenal." bantah Arsen.
" Siapa tahu kan? ", ragu Jenny.
" Jenn.. ", seru Arsen masih berdiri tidak jauh dari Jenny.
" Hmmm?"
" Bisa ngga lu jangan jutek jutek banget ke gua?. " seru Arsen, Jenny malah menatapnya bingung.
" Lu kenapa? Sejak kapan lu perduli? Sejak kapan lu permasalahin sikap gua? Mau jungkir balik sekalipun lu harusnya ngga peduli Sen, gua cuma mau duit lu." jelas Jenny.
Arsen menatapnya dengan marah.
" Sekejam ini kah gadis ini?
Siapa yang tadi pagi tersenyum sangat manis?
Siapa yang tadi pagi menggetarkan hatinya?
Kenapa siang ini dia berubah? ",batin Arsen. Setelah berkata begitu Jenny melanjutkan pekerjaannya tanpa rasa bersalah sedikitpun, tak menghiraukan Arsen yang masih berdiri mematung melototinya.
Tanpa aba-aba apapun Arsen menghampiri Jenny dengan langkah kasar, srakkkk... menyapu semua yang ada di meja gadis itu dengan tangannya. Laptop, ipad, handphone, dan berkas jatuh berserakan ke lantai.
"Arsen... lu apa apaan sih?!!" bentak Jenny kaget dan sontak berdiri. Arsen malah mengcengkeram tengkuk Jenny, perlahan tapi pasti wajah mereka semakin dekat, jantung Jenny semakin berdetak tak karuan, tiba-tiba melumat bibir istrinya itu dengan kasar, tanpa peduli Jenny terkejut, dsn semua berontakannya.
"Ar... mmmph ... Sen... ", Jenny tetap berusaha melepas serangan dadakan itu. Mendengar tadinya ada suara benda berjatuhan, Don, orang kepercayaan Arsen masuk tiba-tiba tanpa suara karena ia sedikit panik dan melihat direktur dan istrinya 'sedang sibuk' lalu ia keluar lagi, dan menutup pintu tanpa disadari kedua orang itu, dibalik pintu ia mengatur napasnya.
" Woah... pak Arsen brutal amat." pekiknya sembari meletakkan tanda "sedang keluar", di meja sekertaris didepan pintu Arsen, agar tidak ada yang mengganggu bosnya itu.
Lanjut....
Arsen tetap berusaha menundukkan Jenny, ia melumat seluruh bibir Jenny, sekuat apapun Jenny memberontak, tetap saja tenaga Arsen lebih besar. Perlahan Jenny melemah dan membiarkan Arsen melanjutkan permainannya. Tidak berapa lama kemudian, Arsen menyadari Jenny tidak melakukan perlawanan lagi. Perlahan ia melepaskan bibirnya tapi kedua tangannya masih menadah wajah Jenny, masih terasa napas mereka saling beradu, hanya saja napas Jenny lebih tenang tapi kini dua anak sungai mengalir di pipi mulusnya.
Duarrrr...... satu tamparan keras mendarat di pipi Arsen.
'Perih'
" Lu... elu bener bener brengsek Lu udah ngelanggar perjanjian kita, dan gua berhak ngelanggar satu juga.. !" bentak Jenny dan ia segera melangkah tapi tangannya lebih dulu di tarik Arsen.
"Jenn... maaf Jenn, gua khilaf, Jenn.. maafin gua ", ringis Arsen.
"Gua yakin banget waktu itu, ciuman sama lu cukup di altar, cuma itu, cuma itu Arsen !!!! Gua yakin banget. Tapi barusan lu ngapain brengsek??! Tujuan lu apa..?!", bentak Jenny semarahnya.
" Kita bicarain itu di rumah." seru Arsen masih menahan tangan Jenny dengan keras.
" Kita ngomong di rumah, untuk sekarang gua harus selesain proposal event ini, ini penting banget Jenn. Temenin gua sampai selesai, sebentar aja, sebentar aja Jenn... ", mohon Arsen dengan nada rendah, terlihat wajah tampannya sangat putus asa.
Tatapan Arsen yang memohon itu meluluhkan panas di hati Jenny. Akhirnya mereka berdua memungut benda yang tadinya jatuh bersama-sama, tanpa saling bicara, tapi saling melirik sesekali.
.
.
.
Tbc...💜