Anak Genius: Jadilah Ayahku, Tuan Presdir

Bara merasa deg-degan dengan tatapan tajam dari wanita cantik di hadapannya, dia menatap satu persatu semua teman kencannya.

Bara menelan saliva dengan susah payah, "siapa mereka?" ucap Jenni menunjuk kedua wanita itu dengan mengerutkan kening nya.

"Maaf, kau yang siapa? jangan menunjuk ku begitu, " kesal Naumi.

"Apa kau ingin jari itu patah?" ancam Alexa dengan serius.

"Aku benci ini, kenapa kalian memakai pakaian dengan warna yang senada denganku, " ujar Jenni bertolak pinggang.

"Hei hello! di pakaian berwarna merah bukan kau saja yang punya, " sahut Naumi.

"Ini tidak mungkin suatu kebetulan kan?" sambung Alexa yang menggerutkan kening, membuat Jenni dan Naumi bergidik bahu.

"Tunggu dulu!" ujar Jenni dengan wajah yang serius.

Bara tak dapat lagi berkutik, hanya diam dan menyaksikan perdebatan para wanita di hadapannya. Twins L hanya menyaksikan dan sesekali menyuapi es krim ke dalam mulut nya.

Ketiga wanita itu menghentikan perdebatan mereka dan beralih menatap tajam yang seakan menusuk Bara, "kenapa kalian memandangku begitu?" ucapnya yang memperlihatkan wajah tanpa dosa, jauh di dalam hatinya yang sangat deg-degan.

" Ayo jelaskan, SAYANG, " Jenni melototi Bara.

Nasib Bara hari ini benar-benar sial, sifat Bara yang playboy akhirnya terungkap. Naumi mendekat ke arah nya dan.... tangan mulus itu berhasil mendarat di pipi kanan milik Bara, "dasar playboy, mulai sekarang jangan hubungi aku, " Naumi berlalu pergi dengan raut wajah marah, Bara memegangi pipinya yang memerah.

Alexa berjalan mendekat dan tersenyum penuh arti, mengelus pipi Bara dan.... tamparan keras yang bergema membuat sang empunya merintih kesakitan, "dasar buaya, mulai sekarang kita putus, " ucap Alexa.

Sebelum pergi, Alexa memukul perut Bara hingga tersungkur ke lantai, kekuatan yang di dapat Alexa berasal dari latihan dan juga menguasai beberapa ilmu bela diri. Alexa pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah yang garang.

Kini hanya tinggal Jennie, Bara menatapnya dengan nanar, "sayang, maafkan aku! ini tidak seperti yang kamu lihat, " ucap Bara yang berdiri memegangi perutnya. Al dan El tersenyum karena bisa mengerjai Bara, mereka tidak menyukai jika Bara selalu mempermainkan wanita.

"Kamu bukan duain aku tapi tigain aku? dan anak siapa ini, " ucap Jenni menatap Bara dengan kecewa, dia menunjuk twins L karena penasaran dengan identitas anak kembar itu.

"Dia Papa ku!" sahut El dan berlari memeluk tubuh Bara dengan posesif, begitupun Al yang bertengger di punggung Bara.

"What!, jadi kamu mempunyai dua orang anak, dan juga mengencani wanita lain!" Bara tidak bisa mengatakan jika twins L hanya anak angkatnya.

"I hate you, dasar pria tak tau diri, " Jenni menampar pipi Bara dan meninggalkan restoran itu dengan perasaan yang sangat kecewa. Bara menatap kepergian Jenni yang menghilang di balik pintu, dia menghela nafas dengan kasar, "ayo kita pulang. "

Al dan El berjingkrak senang dengan misinya menyelamatkan para wanita malang itu dari rayuan sang Bara. Di dalam mobil, Bara menatap tajam dan menyelidik twins L, " papa yakin, ini semua karena kalian kan, ayo ngaku, " dengan cepat Al dan El menggelengkan kepala.

"Kami tidak melakukan apapun, " ucap El dengan wajah yang sangat polos.

"Oh ya, ponsel Papa tertinggal, di saat Papa ke toilet. "

"Jangan menatap kami begitu, kami tidak melakukan apapun. Jika tidak percaya, lihat saja di ponsel itu, " sahut Al.

Bara mengutak atik ponselnya dan tidak menemukan bukti apapun di sana, "sial, aku yakin ini pasti ulah dua tuyul itu. "

"Bagaimana? apa papa menemukan sebuah petunjuk yang memberatkan kami? " ucap Al.

"Hmm lupakan! jika papa mengetahui itu perbuatan kalian, maka kalian akan papa gantung di tiang jemuran. "

"Ya ya terserah. Sekarang jalan kan mobilnya dan pulang, " jawab El menatap jengah Bara.

"Jangan mengatur, " kesal Bara.

Sesampainya di rumah, Lilis mengambut cucunya dengan merentangkan kedua tangannya, twins L berlari dan juga merentangkan tangannya.

"Bagaimana jalan-jalannya? kalian suka?."

"Suka, kami memenangkan semua game dan membawa seluruh hadiah untuk mu, Nek, " jawab antusias El.

"Oh ya, dimana hadiahnya? " ucap Lilis yang menoel pipi El.

"Di dalam mobil, papa yang mengangkat semuanya, " sambung Al.

"Apa cucu nenek ini sudah makan? "

"Sudah, kami hanya makan sedikit tadi. Papa membawa pulang dengan terburu-buru, " bohong El dengan raut wajah yang sedih.

"Benarkah? "

"Mereka makan dengan lahap, aku heran dengan perut mereka seperti karet yang tingkat elastisitas yang sangat besar itu, " sahut Bara yang meletakkan barang bawaannya.

Lilis mengalihkan perhatian nya menatap sang anak, "Bara, wajahmu tampanmu kemana? kamu terlihat seperti ondel-ondel, " ucap Lilis yang penasaran.

"Em....itu, aku tadi menyelamatkan seorang wanita yang kecopetan, " jawab nya dengan asal.

El menunjukkan ponselnya dan memutar rekaman Cctv restoran yang sudah di retasnya, mereka tertawa terbahak-bahak membuat Bara mengerutkan keningnya .

"Kalian kenapa tertawa? "

"Karma is real, " ucap Lilis.

"Jangan bilang kalau itu rekaman di restoran, " Bara menggertakkan giginya yang sangat kesal dengan tingkah twins L yang sangat nakal.

"Yap, itu benar, " singkat Al.

"El, Papa yakin itu perbuatan mu. "

El berjalan dengan gaya yang sangat cool, satu.... dua....dan hitungan ketiga mengeluarkan jurus seribu langkah menghindari macam yang sebentar lagi mengamuk.

"Jangan lari kamu! jika tertangkap, Papa akan membuat perhitungan untuk mu, " Bara berteriak sembari mengejar El yang memasuki kamarnya.

Bagai menonton tom and jerry, Lilis dan Al hanya menggeleng-gelengkan kepala. El lebih jahil dibandingkan Al.

"Ibu pulang, " ucap Dita dari balik pintu.

Al berlari untuk membuka pintu dan memeluk sang ibu, "mana cake nya, " Dita menyodorkan 2 kantong plastik ke Al.

"Oh ya, dimana El? "

"Dia sedang bermain tom and jerry, " jawab Al tanpa memperhatikan ibunya.

"Tom and jerry? " Dita mengerutkan keningnya.

"Bermain kejar-kejaran, " sahut Al.

"ya sudah, makan lah cake nya dan bagikan ke semua orang, " ucap Dita berjalan menuju kamarnya.

"Hei anak nakal, buka pintunya, " Bara menggedor pintu.

"Tidak akan, coba saya jika bisa. "

"Heh, ingin menantang papa mu ini hah! Papa adalah pasukan tentara khusus, asal kamu tau. " ujar Bara membanggakan dirinya.

"El tau, Papa tetap lemah. Saat wanita cantik tadi memukul perut dan membuat papa tersungkur, " ejek El dari balik pintu.

"Baik, Papa dobrak pintunya, " Bara mengambil ancang-ancang dan mendobrak pintu itu.

"El, cepat turun!! ada cake, " teriak Al dari lantai bawah.

Nasib Bara benar-benar sial, niat yang ingin mendobrak pintu, malah tersungkur dengan pintu kamar El yang mendadak terbuka.

"Aku datang, " balas El berteriak.

"Oh shitt, kenapa kamu membuka pintu itu dengan mendadak, " gerutu Bara.

"Bukan salah El, papa sendiri yang ingin mendobrak nya, " ucap El santai dan pergi meninggalkan Bara yang mengumpat.

"Untung sayang, kalau tidak, sudah aku karungin. "