Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Atlas Ambrose Wildan atau kerap di sapa Gus Atlas, namun saat di pesantren milik abahnya ia sering di panggil dengan Gus Wildan, anak ke 2 dari kiyai Jauhary dan Nyai Fatimah yang memiliki pondok pesantren terbesar di Jawa.tepatnya di Kediri pesantren Al hikmah, selain mengurus pondok Atlas adalah seorang dokter spesialis ortopedi dan memiliki usaha textil yang di kelola bersama sahabatnya.
" Mi apa Inara akan menerima semua ini?" tanya Atlas pada sang Umi saat mereka hendak, mengunjungi sang istri yang ia nikahin 4 tahun yang lalu tanpa di ketahui oleh sang mempelai wanita.
" InsyaAllah le.. Umi dengar istri mu itu wanita yang penurut, toh kamu juga di pilih oleh kedua orang tuanya" balas Nyai Fatimah.
...****************...
Kini Atlas beserta Kiyai Jauhary dan Nyai Fatimah berada di pondok pesantren Al fath, Atlas memang ingin memberi tahu kebenarannya kepada sang istri, karena ia sudah cukup lama menyembunyikan pernikahannya dengan sang istri yang di lakukan secara mendadak.
"maaf ya Mb kita datangnya kecepatan, soalnya tadi sekalian ada acara di daerah sini" permintaan maaf Nyai Fatimah kepada Nyai Hilya.
" ah gak papa mb, tapi maaf Naranya masih di kamar, saya ndak tega kalo ganggu sekarang kasian tadi habis dari kantor terus kuliah" balas Nyai Hilya.
" oh yaa, anak dan mantu mu mana Ry?" tanya Kiyai Rahman kepada Kiyai Jauhary.
" mereka sedang dalam perjalanan, mereka tadi tidak ikut acara jadi mereka menyusul" jawab Kiyai Jauhary.
Mereka pun melanjutkan obrolannya hingga seorang perempuan yang menjadi topik obrolanpun tiba di anak tangga terakhir.Nyai Hilya memanggilnya untuk menghampiri dan memberi salam, Ia hanya menurut setelah menyalami Abah dan Ummi, saat tiba ia menyalami Atlas, Atlas pun mengakat sebelah tangannya dan berdoa untuk sang istri.
...****************...
Bada Sholat Isya, Nara kembali turun dengan mengenakan gamis yang sudah di siapkan oleh Nyai Hilya, saat menapakan kakinya di tangga terakhir, Ia tertegun mengapa banyak sekali orang, bahkan anak tertua Kiyai Rahman dan Nyai Fatimah yang kini tinggal di pulau Sumatera pun pulang, " apa Nayya lamaran ya?" monolog Nara dalam hatinya,
Tak mau ambil pusing Nara menghampiri seluruh keluarga kiyai Rahman yang berada di ruang tamu.
" eh nduk.. sini nduk duduk dekat Umi" titah Nyai Hilya pada Nara, Nara mengikuti perintah sang Bibi duduk di antara Nyai Hilya dan juga Nyai Fatimah.
" ekhm jadi gini ndukk" ucap kiyai Rahman membuka obrolan.
" maaf sebelumnya kita menyembunyikan hal penting ini dari kamu cukup lama" imbuh Kiyai Rahman
Nara mengerutkan dahinya, berusaha mencerna ucapan Kiyai Rahman, " maksud Abi?" Nara melirik ke arah semua orang yang berada di sana, yang tampak begitu tegang.
Kiyai Rahman menyodorkan sebuah ponsel yang menampilkan sebuah video akad nikah pria yang sedang duduk di hadapannya menjabat tangan sang ayah.
" maaf bi, Nana belom paham maksudnya, kenapa lelaki ini menjabat tangan ayah? dan mengucap akad? dan kenapa yang di sebut nama Nana?" Hujanan pertanyaan Nara yang membuat semua orang menundukkan kepalanya, mereka bingung harus menjawab apa,.soal pertanyaan Nara, mereka takut jika Nara tak menerima semua ini
"Mi, ini maksudnya gimana sih mi? Nana bingung" Nara mengegam tangan Nyai Hilya, agar segera mendapatkan jawab .
"biar abah yang jelaskan nduk" potong Kiyia Jauhary, yang melihat Nyai Hilya dan Kiyai Rahman tampak menahan tangis.
Nara menoleh ke arah Kiyai Jauhary , " jadi video itu di ambil 4 tahun yang lalu, tepatnya seminggu sebelum ayah dan bunda kamu kecelakaan, Ayah kamu dulu sering sekali sowan ketempat Abah, ada satu hari ayah kamu sowan dan pertemu dengan Anak abah yang ini" Kiyai Jauhary menepuk pundak Atlas, dan seketika Atlas medongakan kepalanya, bertemu dengan tatapan sang istri yang begitu tajam.
"Ayah kamu berniat menjodohkan kamu dengan Atlas, saat itu abah hanya berfikir jika itu becandaan saja, dan Atlas mendengar itu semua, tanpa sepengetahuan siapapun Atlas mencari tahu lebih dalam tentang kamu nak, dan mulai Istikhoroh cukup lama, tepat seminggu sebelum kecelakaan abah sedang sowan kesini bersama dengan keluarga abah, bertepatan Ayah dan bunda kamu sedang berkunjung kesini, Ayah kamu meminta kepada abah, agar menjodohkan Atlas dengan anaknya, saat abah menawarkan Atlas, Atlas langsung setuju karena sebelumnya dia sudah pernah sholat istikhoroh , mendengar itu ayahmu berubah pikiran untuk menikahkanmu dengan Atlas saat itu juga, tanpa memberitahukan mu terlebih dahulu,kita semua setuju dengan keputusan ayahmu, setelah akad nikah di adakan disini dengan sangat sederhana seperti di dalam video tersebut, Ayah mu menitipkan mu kepada suami ini nak, dan meminta Atlas untuk kuliah kembali jurusan bisnis, dan Atlas menyanggupi itu semua setelah lulus kedokteranya selesai, dan setelah lulus bisnis dia baru berani untuk bertemu dengan mu nak" penjelasan Kiyai Jauhary atas semua yang terjadi, sebenarnya ia ingin Nara sejak lama, namun di cegah oleh sang anak dengan alasan ia ingin lulus dulu dari kedokteran spesialisnya dan juga kuliah bisnisnya.
Nara yang shock hanya termenng, sedangkan Nyai Hilya sudah menangis sejadi jadinya, mengingat kejadian 4 tahun lalu, dimana sang adik ipar meminta anaknya di nikahkan agar ada yang menjaga dan membimbingnya, setelah seminggu pernikahan Nara dan Atlas sebuah peristiwa buruk terjadi.
" kenapa Umi dan Abi sembuyiin ini semua dari Nara ?" pertanyaan muncul dari mulut Nara, setelah keadaan ruang tamu hening.
" jangan salahkan Kiyai Rahman dan juga Nyai Hilya Nara, karena ini semua keinginan saya" balas Atlas yang sedari tadi hanya menyimak.
" 4 tahun bukan waktu yang sebentar bagi saya, jika anda tidak siap untuk menikah dan berumah tangga, jangan pernah mengucapkan Ijab Qabul, dan kenapa anda menerima permintaan KONYOL Ayah saya" Nara mulai meninggikan suaranya, saat berbicara dengan Atlas.
" Nana dia suami mu jaga bicara mu, tidak pantas seorang istri meninggikan suaranya kepada suami" peringat Abian anak sulung Kiyai Rahman dan juga Nyai Hilya.
Emosi Nara bertambah setelah mendengar perkataan Abian " Terus Kak Abi mau Nana gimana kak? Kakak mau Nana bersikap apa?4 tahunan kak, 4 tahun Nana jadi istri orang tanpa Nana ketahui, 4 tahun Nana di bohongi sama kalian semua, Kakak mau Nana bersikap bagaimana? Kakak mau Nana menerima ini semua setelah apa yang kalian lakukan ke Nana" Nara sudah menangis di lantai, Aisha istri Abian menghampiri Nara untuk menenangkanya.
" maaf ini semua salah saya Nara, jangan salahkan mereka semua karena mereka hanya menuruti keinginan saya, saya tidak bisa berjanji menjadi suami yang baik untuk kamu, tapi saya akan mengusahakan yang terbaik bagi kamu, dan keluarga kita." ujar Atlas yang sudah terduduk di depan Nara.
Nara mengakat kepalanya menatap ke arah Atlas, " memang ini semua memang salah anda, kenapa anda menerima permintaan konyol Ayah saya, asal anda tau saya bukan orang yang paham agama,bahkan saya tidak mengenakan hijab dan satu lagi saya bukan orang suci asal anda tau" setelah mengatakan hal itu Nara bangkit dan kemudian berlalu pergi naik ke kamarnya, di susul oleh Abian.
" Nduk Ais tolong susul suamimu dan adik mu nduk" Pinta Kiyai Rahman pada Aisha.
" nggeh Abah" Aisha kemudian menaiki anak tangga menyusul Abian dan juga Nara.
" Kiyai Jauhary, Nyai Fatimah maaf atas perilaku Nana, saya juga paham betul perasaan Nana,apa boleh kita kasih waktu buat Nana untuk menerim semua ini?" Kiyai Rahman merasa tak enak hati kepada keluarga Kiyai Jauhary tapi ia tak menyalahkan Nara, ia mencoba memahami posisi Nara.
Kiyai Jauhary menatap ke arah sang putra keduanya, Atlas yang di tatap sang abah hanya mengaggukan kepalanya, seolah tau pertanyaan sang abah, " tidak apa apa kiyai, saya juga paham perasaan Nara, memang ini semua salah kita lebih tepatnya Atlas karena ia terlalu takut untuk menemui istrinya " Kiyai Jauhary menghampiri Kiyai Rahman dan memeluknya.
Kiyai Rahman tersenyum kepada Kiyai Jauhary " terimakasih Kiyai, saya dan keluarga akan memberi pengertian kepada Nana secara perlahan"
" maafkan anak saya mb" lirik Nyai Hilya
" tidak apa apa mb, ini bukan salah Nara kok" jawab Nyai Fatimah lalu merangkul Nyai Hilya.
...****************...
Sedangkan di lantai atas Abian berusaha untuk mengetuk pintu kamar Nara, yang sedari tadi di kunci.
" Nana buka pintunya Na" ujar Abian sedikit berteriak karena sedari tadi Nara seakan menulikan pendengaranya.
" mas udah mas, kita kasih waktu dulu buat Nana, biar Nana mencerna semua peristiwa ini dulu" Aisha mencoba untuk menenagkan sang suami.
"aku harus ngasih tau dia Mi, kalo apa yang ia lakukan kepada suaminya itu salah, dan dia mempermalukan Abi dan Umi di hadapan Kiyai Jauhary dan keluarganya dengan sifat ke kanak-kanakanya" emosi Abian.
" mas kalaupun aku di posisi Nana, aku bakal lakuin hal yang sama, dia juga sakit mas, dia juga malu harus bersikap seperti itu di depan banyak orang, tapi ini juga salah kita 4 tahun kita menyembunyikan hal besar dari dia, pernikahan bukan hal yang main2 mas" Aisha yang terbawa emosi, sedikit meninggikan suaranya.sedetik kemudian ia sadar karena berbicara terlalu tinggi kepada suaminya " Maaf mas, aku kelepasan"
Sedangkan di dalam kamar Nara, Nara menangis sejadi jadinya di dalam kamar mandi dan di guyur oleh Air dari shower yang ia nyalakan.
" kenapa Ayah menikahkan Nara secara diam-diam tanpa memberitahu Nara?kenapa Yah?Nara tidak pantas untuk laki - laki itu" gumam Nara masih di guyuran Shower.
Bagus ceritanya☺️🤍