Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Keesokan harinya, Mikayla sudah menerima pesan dari Theo sejak pagi tadi. Dan dirinya membalas pesan itu jika ia akan menemui Dosennya itu di alamat yang sudah ia berikan.
Mikayla berjalan keluar kampus, napasnya begitu berat. Entah mengapa firasatnya sangat buruk, Mikayla terus berpikir jika dia akan di keluarkan dari kampusnya karena sudah mencemari nama baik Universitasnya.
Tapi untungnya pagi tadi tidak ada satu pun gosip mengenai dirinya, padahal sejak semalam Mikayla sangat was-was sampai tidak bisa tidur.
“Nona Mikayla?” Panggil seseorang.
Mikayla melirik ke arahnya, dia bingung apakah dia salah satu renternir yang mencari bibinya lagi.
“Nona tunggu, saya asisten Tuan Theo.” Ucap Ronal dengan cepat saat Mikayla hendak berlari menjauhinya.
Mikayla mengurungkan niatnya berlari saat mendengar nama Dosennya, lalu kembali menatap pria itu.
“Nama saya Ronal Asisten pribadi Tuan Theo, saya di suruh menjemput Nona Mikayla.” Ucapnya.
“Tapi pak Theo gak bilang jika ada seseorang yang akan menjemputku.” Ucap Mikayla takut.
“Apa perlu saya menghubunginya agar anda percaya, Nona?” Tanya Ronal lagi.
“Tidak perlu Kak, aku ikut saja.” Ucap Mikayla.
Ronal segera membuka pintu mobil dan mempersilahkan Mikayla masuk kedalamnya.
Di perjalanan Ronal terus memperhatikan gerak gerik gadis yang duduk di belakangnya secara diam-diam, kurang lebih dia sudah tau apa yang akan terjadi kepada gadis itu.
Sementara di dalam apartement, Theo kembali marah dan membanting laptopnya kesal melihat gosip tentang wanita yang sangat ia cintai sedang menjalin kasih dengan seorang penyanyi terkenal.
“Sial! Siapa lagi yang kau kencani Chelsea!” Pekik Theo karena ini sudah yang keberapa kalinya melihat wanita yang sangat di cintainya menjalin kasih dengan pria lain.
Padahal sebulan yang lalu Aktris papan atas itu berada di pelukannya sambil menangisi mantan kekasihnya tanpa memperdulikan perasaan Theo yang juga mencintainya.
Dia kira itu yang terakhir kalinya melihat Chelsea berhubungan dengan pria lain, tapi rupanya dia kembali berpacaran dengan pria baru lagi.
Hal itu membuat otak Theo tidak bisa berpikir dengan baik, sejak kemari sakit di kepalanya tidak bisa hilang. Apalagi Kakeknya yang terus mendesak dirinya agar segera memperkenalkan kekasihnya, jika tidak dia akan kembali di kenalkan dengan wanita yang sudah di siapkan sang kakek.
“Tuan, Nona Mikayla sudah ada di ruang tamu.” Ucap Ronal saat menemukan Tuannya yang sejak tadi di carinya.
Theo tidak menjawab, dia berjalan keluar menemui Mikayla dengan amarah yang masih tinggi karena kedua orang yang membuatnya pusing.
Mikayla melirik ke arah Theo yang berjalan cepat ke arahnya, namun tiba-tiba tubuhnya dengan cepat di tarik pria bertubuh kekar itu.
“Pak Theo— Emmpp..” mulutnya langsung di bungkam oleh bibir Theo, dia mengungkung tubuh Mikayla sampai tidak bisa berkutik di dalam pelukanya.
Mulut itu meraup habis bibir Mikayla seolah tenggelam di dalam mulut Theo yang dengan kasar menghisapnya, lama-lama ciuman itu semakin lembut beriringan dengan amarah Theo yang sudah mulai mereda.
Rasa sakit di kepalanya pun perlahan hilang.
“Pak—“ Di sela-sela ciuman itu Mikayla berusaha menjauhkan tubuhnya dengan mendorong dada bidang pria berumur 29 tahun itu.
“Ah, kamu pasti kaget.” Ucap Theo santai saat melepaskan ciuman itu.
“Ka-kaget? Bukankah sudah sangat jelas jika aku sangat syok!” Pekik Mikayla dalam hatinya, dia tidak mampu memaki Dosenya secara gamlang.
“Duduklah dan tanda tangani ini.” Ucap Theo sambil melempar berkas yang sudah di siapkanya.
“Apa ini?” Tanya Mikayla bingung karena Theo sama sekali tidak berbicara apapun dan hanya menyuruhnya menanda tangani berkas itu.
“Kamu harus menjadi kekasih kontrak ku, setelah kamu menanda tangani kontrak itu. Selama 1 tahun kamu harus menjadi kekasihku dan tinggal di sini.” Ucap Theo santai, dia mengambil secangkir teh yang baru saja di ambilkan Ronal.
“Ke-kekasih kontrak? Apa-apaan ini? Aku tidak bisa pak.” Jawab Mikayla jujur. Dia sama sekali tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal di luar nalarnya.
Harusnya sekarang dia lebih pokus pada kesehatan neneknya yang sedang koma di rumah sakit, dan tentunya dia harus bekerja untuk membiayai neneknya dan melunasi hutang-hutang yang semakin menumpuk.
“Itu bukan permintaan! Tapi perintah yang harus kamu lakukan Mikayla! Atau aku akan mengeluarkan mu dari sekolah dan akan melaporkan mu karena telah mencemari nama baik Universitas milik keluarga kami.” Ucapnya sambil tersenyum miring saat melihat wajah kesal gadis itu.
“Bagaimana Ronal? Apa berkas-berkasnya sudah siap?” Tanya Theo sebagai ancaman.
“Tentu Tuan, saya akan langsung mengirim berkas ini ke pihak berwajib dan akan segera memprosesnya.” Ucap Ronal sambil melihat lembar demi lembar berkas yang sedang di pegangnya.
“Aku tidak akan menyuruhmu tanpa imbalan, ini cek 1 M yang kamu butuhkan sebagai imbalannya dan akan kamu dapatkan lagi dengan nominal yang lebih banyak saat kontrak ini selesai.” Ucap Theo bebarengan dengan Ronal yang menaruh Cek itu di atas meja.
“Kamu akan mendapatkan uang itu dan segera tanda tangani berkas ini, waktu mu hanya 5 detik dari sekarang.” Ucap Theo tanpa mau menunggu lama.
Mendengar kata 5 detik, dengan segera dia melihat isi kontrak itu, dan Theo pun tersenyum.
“Satu…”
“Tanda tangan saja! Kau bisa membaca kontraknya setelah itu. Dua…”
Di beri waktu seperti ini membuat jantung Mikayla berdebar sangat cepat, dia bingung antara menanda tangani nya atau tidak. Tapi dia sangat membutuhkan uang itu.
“Tiga…”
Srettt srettt.
“Lima.” Theo pun tersenyum saat melihat Mikayla telah menanda tangani kontrak itu.
“Ayo ikut denganku.” Ucap Theo yang lebih dulu berjalan, Mikayla terlihat sangat panik dia segera mengambil tasnya dan mengambil berkas kontrak yang baru di tanda tanganinya.
“Nona berikan kontraknya padaku, kamu hanya perlu membaca ini karena ini tugas yang harus anda lakukan selama menjadi Kekasih tuan Theo.” Ucap Ronal saat mereka berjalan mengejar Theo.
Seolah tak memberi waktu untuk berpikir Theo terus membuat Mikayla berpikir lebih keras dan cepat dari biasanya bahkan dia sendiri tidak tau apakah ini sungguhan atau bahkan ini mimpi. Rasanya tidak begitu nyata tapi faktanya memang ini terjadi.
Di dalam mobil, Mikayla duduk di samping Theo dan di temani Ronal yang sedang mengemudi.
“Pak kita mau kemana?” Tanya Mikayla.
“Pak? Aku kekasih mu jangan panggil aku pak.” Ucap Theo dengan wajah kesalnya. “Baca kertas yang kamu pegang, sebelum menemui keluargaku.” Ucap Theo sambil menunjuk kertas itu.
Mendengar kata kekasih entah mengapa jantung Mikayla berdebar sangat cepat, ia pun menatap kertas yang sejak tadi di pegangnya dan mulai membaca dan memahami isi kontrak itu.
“Tidur bersama?!” Pekik Mikayla kaget saat membaca salah satu syarat kontrak itu.
To be continued…