Alaska Krisan dan Dionna Patrania terlibat dalam sebuah konspirasi bernama perjodohan.
Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan Mamanya, Alaska akhirnya menuruti keinginan mamanya untuk menikahi Dionna . Spesis wanita yang berbanding terbalik dengan kriteria wanita idaman Alaska.
Bagi Dionna, Alaska itu tidak bisa ditebak, sekarang dia malaikat sedetik kemudian berubah lagi jadi iblis.
Kalau kesetanan dia bisa mengeluarkan seribu ekspresi, kecepatan omelannyapun melebihi tiga ratus lima puluh kata permenit dengan muka datar sedatar tembok semen tiga roda.
Ini bukan cerita tentang orang ketiga.
Ini tentang kisah cinta Alaska dan Dionna yang
"manis, asem , asin = Alaska orangnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBucin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Orang Gila Itu
"Dionna ?"
Dionna yang saat itu didera rasa kesal pun segera mendongak ketika suara serak basah memanggilnya, ternyata seorang pria sedang berdiri disampingnya . Dionna menatap pria itu sebentar.
Hening.
Tak ada respon dari Dionna, tubuhnya seakan mematung. Jangankan merespon Dionna bahkan tak berkedip untuk sekalipun. Begitu juga dengan Alaska , ketika wajah Dionna mendongak Alaska terdiam menatap wajah yang sejujurnya sudah berubah sejak terakhir ia bertemu Dionna .
Sudah lama sekali. Dionna yang sekarang memang sudah berubah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Wajah chubby Dionna terlihat lebih tirus dan dewasa, penampilan polosnya berubah 180 derajat.
"Sudah lama ?" Alaska Krisan dengan wajah datar tanpa dosa menghampiri Dionna lalu duduk dimeja pesanan mereka.
Astaga !
Alaska Krisan ? Itu Alaska Krisan ?
Cinta monyetnya semakin tampan, bahkan lebih tampan dari terakhir kali Dionna bertemu .
Alis tebalnya selalu memberikan kesan tegas dan bagus, bulu mata itu tetap lentik, bibir tipisnya semakin seksi, tatapan tajamnya tidak berubah, apalagi kaki panjangnya itu, Dionna hampir serangan jantung dibuatnya.
"Nona Dionna Patrania?" Dionna nyaris seperti orang bodoh yang tidak pernah melihat mahluk tampan.
"Ah--ya itu, baru dua jam." Jawab Dionna kurang fokus.
Tunggu dulu, Dionna perlu menarik kewarasannya kembali untuk mencerna situasi saat ini.
Kenapa pria ini tiba-tiba muncul dihadapannya ?
"M--maaf, tapi aku ada janji dengan orang lain."
"Dan orang itu adalah aku. Aku adalah calon suamimu." sambung Alaska tanpa basa-basi
GLEK.
Bisakah Jenava memukul kepalanya sebentar ? Otaknya mendadak tidak bisa berpikir jernih.
"A-apa maksudmu ?"
"Orang yang dijodohkan denganmu adalah aku." Jelas Alaska dengan enteng "Mau makan dulu atau berbincang-bincang sekedar tanya kabar ? bukankah sudah lama kita tidak bertemu ?"
Alaska merasa sangat kesal yang berlebih, orangtuanya telah menipunya habis-habisan.
Tinggi 165 ? ckk---dia bahkan terlihat tidak tumbuh sejak terakhir kali aku melihatnya
Berat badan 55 kg?--- baiklah sepertinya ucapan Daddynya sedikit benar
Kulit putih ?--kulit wanita itu terlalu putih seperti mayat hidup
Rambut panjang ?---oke
Lingkar pinggang 48,5 cm?----sepertinya begitu.
Lingkar dada .....?---ahh sepertinya sedikit mengalami pertumbuhan.
Bukan lagi terpesona, tapi kini ada perasaan kesal yang mulai menyeruak dihati Dionna. Pria itu saat ini sedang membolak-balik menu makanan dan sama sekali tidak berniat meminta maaf karena membuat Dionna lama menunggu.
Apa yang terjadi ? takdir macam apa ini yang sedang mempermainkannya ?
Baiklah, Dionna perlu merilekskan otak, tubuh, dan wajah cantiknya.
"Kenapa diam saja ?" Alaska akhirnya bicara lagi, pria itu meletakkan buku menu lalu membawa tatapannya fokus pada Dionna.
"Kau banyak berubah---apa kelakuan menyebalkanmu itu juga ikut berubah ?" Alaska menatap Dionna dengan tatapan intens yang terkesan merendahkan.
Berbicara tentang fakta, Alaska tak bisa menampik bahwa Dionna semakin cantik, imut dan juga manis tapi tetap saja Alaska tak ingin menikahinya.
Alaska juga melakukan pengamatan sesaat pada Dionna, barang-barang yang melekat ditubuh perempuan itu merupakan brand-brand kelas dunia yang terkenal. Alaska bisa mentafsir berapa harga barang-barang yang melekat ditubuh Dionna.
Fashionista. Dionna memang tampil memukau hari ini.
"Langsung saja keintinya, sejujurnya aku tidak ingin menikah apalagi setelah aku tahu wanita yang akan ku nikahi adalah kau."
Dionna tersentak.
Sial , ini sebuah penghinaan, secara terang-terangan Alaska baru saja kembali menolaknya setelah 6 tahun berpisah . Cara bicaranyapun tetap sama, datar, selalu terkesan angkuh dan tentunya menyebalkan untuk didengar.
Dionna menghela napas untuk meredakan emosinya. Sebisa mungkin Dionna mengendalikan dirinya untuk tidak meledak-ledak disini. Selain sedang berada ditempat umum, Dionna harus menjaga citranya , ia harus menegaskan bahwa Dionna yang sekarang bukanlah Dionna yang dulu.
"Aku juga tidak mau menikah denganmu. Aku masih muda, belum siap menjadi istri."
"Tidak mau menikah denganku ?" Satu alis Alaska naik keatas "Kalau begitu jelaskan padaku bagaimana perjodohan ini bisa terjadi jika bukan karena ulahmu ? Aku masih ingat, kau pernah memohon-mohon pada orangtuaku untuk menikahkanmu denganku kelak kau dewasa nanti."
Dionna memandang Alaska " Yah itu benar." Alaska berdecih, dugaannya tidak pernah meleset.
"Tapi itu dulu" Dionna melanjutkan "dan sekarang aku tidak tahu apapun dengan perjodohan ini, akupun baru tahu pria yang akan dijodohkan Mommy itu adalah kau." Jelas Dionna santai.
Alska tidak semuda Dionna, dia memang sudah saatnya menikah. Usianya 31 tahun. Pria itu selalu dikelilingi wanita-wanita yang mengincar kekayaannya, begitu kata Ellen pada Dionna sebelum dia datang bertemu calon suaminya yang ternyata adalah cinta monyetnya.
Alaska Krisan .
"Kalau begitu batalkan saja perjodohan ini, toh kau juga tidak mau menikah denganku." pinta Alaska semaunya.
"Aku tidak bisa membatalkan perjodohan ini , aku tak punya kuasa, hidupku sangat bergantung pada perjodohan ini. Bagaimana kalau kau saja yang membatalkan perjodohan ini ?" Saat ini Dionna ingin sekali menampar wajah Alaska sampai pria itu sekarat, tapi Dionna harus menahannya agar tetap terlihat anggun.
"Aku juga tidak bisa." Jawab Alaska, ia akan digoreng hidup-hidup jika ia mengatakan itu pada Mamanya.
"Tidak bisa ? " Dionna berseru tak percaya " apa kau juga diancam ?"
"Menurutmu aku akan langsung setuju dijodohkan denganmu ?" Sialan. Seharusnya Dionna menutup mulutnya rapat-rapat. Jawabannya kurang ajar sekali.
Dionna mencibir "Lalu apa yang harus kita lakukan untuk membatalkan perjodohan ini ? aku tidak mau jadi gembel dan kehilangan warisanku." Dan Alaska hanya diam
"Hey , Alaska ? Alaska Krisan ?" Panggil Dionna sedikit geram. Siapa yang senang jika bicaranya tidak ditanggapi ? hari sial yang tak tercatat dalam kalender Dionna telah terjadi hari ini.
"Alaska apa kau tuli ?" panggil Dionna lagi, kini ia agak kesal.
"Bisakah kau diam ? Aku sedang berpikir." rasanya Dionna ingin merobek wajah menyebalkan itu
"Sampai kapan kau akan berpikir ? Aku masih ingin menikah dengan orang yang aku cintai." Malang sekali nasib Dionna , baru lulus kuliah, belum pernah jatuh cinta , eh tiba-tiba dijodohkan dan akan menikah. Ini semua seperti mimpi tapi mimpi buruk.
"Tidak ada." Alaska berkata tiba-tiba
"Apanya yang tidak ada ?" Karena iq yang dibawah rata-rata Dionna lambat memahami ucapan Alaska, pria itu juga berucap tiba-tiba, terlalu singkat padat dan jelasnya kurang.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk membatalkan perjodohan ini." Jelas Alaska lebih spesifik membuat Dionna mangut-mangut namun sedetik kemudian gadis itu tersadar.
"Jadi--maksudmu perjodohan ini akan terus berlanjut ?" tergambar jelas raut ketidaksukaan Dionna pada jawaban Alaska . Berulangkali dia menghela napas mengumpul semua jenis rasa sabar agar tidak hilang kendali.
"sampai menikah---mungkin." ujar pria itu dengan wajah datar tanpa dosa.
"Mana ada seperti itu ? Tidak ! aku tidak mau !" Tolak Dionna tegas.
"Ya diadakan saja."
"Aku tidak mau, orang gila mana yang melakukan pernikahan seperti itu "
"Aku orang gila itu."
•
•
•