Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Pertemuan Maryam dan Dokter Tama
Ummi tidak papa nak, tidak perlu khawatir!!" Jawab Ummi Maya pelan. mencoba menenangkan Putrinya
"Ummi, Maryam tidak mau tau, jangan pernah seperti ini lagi kedepannya, jika memang ada masalah , Ummi bisa ceritakan semuanya pada Maryam " Jawab Maryam dengan suara tangisnya, dan beberapa kali Maryam menyeka Air mata yang keluar dari sudut matanya.
***
Maryam dengan sabar menemani Ummi Maya yang terbaring lemah di ruang perawatan.
Dengan Telaten Maryam menyuapi Ummi Maya, Meski Ummi terkesan enggan untuk makan, namun dengan sabar Maryam menyuapi sedikit demi sedikit sampai Makanan yang di sediakan oleh Ahli gizi rumah sakit tersebut habis tak ber sisa.
"Assalamualaikum, Selamat Pagi Bu Maya, ...!" Sapa seorang dokter, Seraya masuk kedalam ruangan Ummi Maya.
"Pagi dok" Jawab Bu Maya kemudian.
"Saya periksa dulu ya Bu" Ucap Dokter tersebut. Kemudian mendapatkan Anggukan kepala dari Ummi Maya.
Maryam Tetap menundukkan pandangan, Ketika dokter tersebut sibuk memeriksa kondisi Ummi Maya.
"Sepertinya Bu Maya Jauh Lebih baik hari ini" Ucap dokter tersebut.
"Tidak salah, kedatangan putri anda Membuat Kondisi anda lebih baik saat ini" Tukas dokter tersebut dengan senyum manisnya. Dan dibalas senyuman oleh Ummi Maya, tanda jika dia meng Iya kan.
Dokter Tama memberikan penjelasan dan pengarahan kepada Ummi Maya , Begitu juga Maryam turut serta mendengarkannya dengan Baik apa yang di sampaikan dokter tersebut.
Setelah menyelesaikan tugas Visit nya , Dokter tersebut Bergegas meninggalkan Ruangan Ummi Maya. Tanpa sengaja Dokter tersebut memandang ke arah Maryam. Maryam yang saat itu sedang Mendongakkan Kepala untuk Mengucapkan Terima Kasih, Seketika pandangan mereka Beradu ,Yang langsung di ketahui Maryam, bahwa dia Sangat Mengenal Sosok yang ada di Hadapannya saat ini.
"Dokter Tama !!" Ucap Maryam ketika mengetahui siapa yang merawat Ummi nya selama di rumah sakit ini.
"Maryam !! Betul Maryam ??" Ucap Dokter Tama yang merasa kaget menemui Mahasiswanya.
"Ohhh .. Jadi Bu Maya Ini, Ibu mu ?" Tanya dokter tama
"Betul dok" Ucap Maryam masih dengan Menundukkan pandangan.
"Maryam mengenal dokter taman ?" Sergah Ummi Maya kemudian .
"Iya Umi, Dokter Tama ini merupakan salah satu dosen tamu Di kampus Maryam" Ucap Maryam, memberikan penjelasan pada Umminya
"Ohh, Iya iya" Jawab Ummi dengan anggukan kepala.
Setelah beberapa saat perbincangan antara dokter Tama dan Maryam. Kemudian Dokter Tama berpamitan , dan Berlalu meninggalkan keduanya.
Maryam yang melihat Layar Handphone, Saat itu menunjukan Pukul 09.55 . Maryam bergegas Mengambil Air Wudhu dan melaksanakan Sholat Duha.
"Ummi Istirahat dulu ya, Maryam akan Sholat Duha dulu" Ucap Maryam sembari membetulkan selimut Ummi Maya. dan dibalas dengan senyuman.
***
Setelah Maryam menyelesaikan Kegiatan Menyuapi Ummi Maya, Maryam Bergegas menuju Kantin Rumah sakit.
Maryam yang sejak kemarin belum menghubungi Kakek Amar dan Nenek Halimah merasa sangat khawatir dengan keadaan mereka.
"Wahhh ...Alhamdulillah, Luar biasa Ummi, Hari ini Ummi makan banyak sekali... Maryam yakin, Berat Badan Ummi akan bertambah jika setiap hari makan dengan porsi Sebanyak ini" Goda Maryam kepada Ummi Maya
Umi yang menyadari Hanya tersenyum-senyum , melihat tingkah usil putrinya.
"Ohya Ummi Maryam ingin ke kantin sebentar, Ummi Tidak papa Maryam tinggal ?? Ucap Maryam lembut.
Maryam tidak mengatakan pada Umminya jika akan menghubungi Kakek Amar dan Nenek Halimah, Maryam takut jika Umminya Merasa tidak nyaman.
"Tidak papa nak, Lagi pula disini Ada Perawat yang akan menjaga Ummi." Jawab Ummi Maya Seketika , meyakinkan Putrinya.
Setelah membereskan semua peralatan makan yang di gunakan Ummi Maya sebelumnya, Bergegas Maryam keluar dari kamar , menuju kantin.
Setelah sampai di kantin, dan menemukan Bangku yang tidak di gunakan, bergegas Maryam Duduk disana dan Segera mengeluarkan ponsel dari dalam saku.
Setelahnya Maryam menghubungi Kakek Amar, menanyakan kabar , dan kondisi keduanya, Saling bertukar cerita, juga sesekali bercanda.
Maryam yang menceritakan kondisi Umminya yang saat ini sudah berangsur pulih , Selain itu Maryam juga menanyakan Keadaan Reza.
Kakek Amar yang menyadari, beberapa hari terahir, setelah kepulangan Maryam , Reza menjadi lebih murung dan sering uring-uringan. Kakek Amar ingin menceritakan hal itu pada Maryam. Namun pada akhirnya kakek Amar Urungkan, mengingat mungkin saja hal itu akan mengganggu pikiran Maryam dan fokusnya untuk menjaga otangtuanya.
Kakek Amar sangat memahami jika saat ini Ummi Maya lebih membutuhkan Maryam.
Setelah mendengar kabar Kakek dan nenek yang baik-baik saja, Maryam memutuskan untuk mematikan telepon, dan bergegas kembali ke kamar Ummi.
"Maryam!!" Ucap seseorang yang berlari ke arahnya.
"Dokter Tama ?, Iya dok ada yang bisa saya bantu ?" Ucap Maryam kemudian . dengan menundukkan pandangan.
"Nggak, Ohya, Sudah makan ??" Tanya dokter Tama kemudian.
"Alhamdulillah sudah dok, Maryam permisi dok, mau kembali ke kamar" Ucap Maryam segera berlalu dari hadapan dokter Tama.
Dokter Tama diketahui telah memiliki rasa terhadap Maryam, bahkan sejak Gadis itu berstatus sebagai Mahasiswa baru di kampusnya. Hampir setiap hari bertemu di kampus , membuat Benih-benih cinta di hati Tama tumbuh dengan subur.
Namun Tama Selalu Tidak memiliki kesempatan apabila akan menyampaikan isi hatinya. Entah karena Maryam yang selalu menghindar ataukah memang tidak ditakdirkan Maryam menjadi jodohnya.
Hal itu pun masih tetap Tama rasakan Sampai saat ini. Perasaan yang masih terjaga dengan baik.
Maryam bergegas meninggalkan Tama, karena tidak ingin terjadi fitnah, Maryam sangat menjaga dirinya, terlebih dengan statusnya saat ini yang telah menikah.
***
Dirumah kakek Amar , Reza Merasa gelisah dan Tidak bersemangat, Entah karena Maryam atau bukan namun hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Reza yang sebelumnya selalu mendengar bacaan Ayat suci Al-Qur'an, Setiap kali Maryam selesai Melaksanakan Sholat Wajib maupun Sunah, saat ini merasa sangat merindukan suara itu.
Maryam yang selalu melayani dirinya sebelum berangkat ke kantor, dan menyambutnya saat tiba di rumah, Reza merindukan hal itu.
Terlebih dengan wajah Cantik yang Baru saja beberapa kali di lihatnya, Rasanya Reza ingin Melihat wajah itu lagi dan lagi.
"Reza...!!" Panggil kakek Amar, membuyarkan lamunannya yang sedang duduk bersantai di pinggir kolam renang.
"Iya kek" Jawab Reza dengan nada malas.
"Apa kau tidak berniat untuk menjenguk Mertuamu ??" Ucap kakek Amar
Reza hanya diam mendengarkan ucapan kakek Amar, tanpa berniat untuk menjawab.
"Kakek rasa Kamu perlu datang kesana, Mengingat hari ini sudah hari ke lima Maryam menemani Mertuamu"
"Apa kau tidak ingin melihat bagaiman kondisi nya saat ini" Ucap kakek Amar kemudian.
Kakek Amar yang melihat reaksi dari Reza biasa-biasa saja, merasa sedikit jengkel dengan cucunya itu, Bagaiman dia begitu acuh terhadap orang tua dari istrinya sendiri.
Kakek Amar yang mengetahui bagaimana kondisi pernikahan cucunya merasa sangat menyesal, telah menikahkan Mereka berdua.
Merasa tidak tega melihat Maryam harus menerima perlakuan kasar dari cucunya. Selalu mengabaikan Kehadirannya. Dan Berbuat Sesuka hatinya.
Bahkan kakek Amar tahu betul jika Maryam dan Reza tidak tidur dalam satu Kasur. Meski keduanya tidur dalam satu kamar.
Hal itu diketahui Kakek Amar, setelah Kakek Amar meminta Bi siti mengawasi gerak-gerik Kedua cucunya tersebut.
Dan alangkah terkejutnya kakek Amar mengetahui jika cucu menantunya itu tidur di tempat yang tidak Seharusnya digunakan Oleh Pasangan suami istri.
Dengan nafas berat kakek Amar mengatakan
"Baru saja Maryam menghubungi Kakek, Maryam mengatakan masih akan tinggal beberapa hari lagi di Rumah orang tuanya, sampai kondisi Umminya benar-benar pulih" Tukas Kakek Amar dengan ketus, karena mendapati cucunya tidak merespon pembicaraanya.
"Apa??? " Jawab Reza seketika , dengan mata yang terbelalak memandang tidak percaya ke arah Kakek Amar
"Maksut kakek Apa ? " Ucap Reza lagi .
Kakek Amar yang sudah malas menanggapinya segera berlalu meninggalkan Reza. tanpa menjawab pertanyaannya.
***
[[Terima kasih telah membaca Karya Saya- Mohon Dukunganya ya ]]
🤗🙏🥰