NovelToon NovelToon
Kembalinya Duchess Kejam

Kembalinya Duchess Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Mengubah Takdir / Barat / Chicklit
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Di kehidupan sebelumnya, Duchess Evelyne von Asteria adalah wanita paling ditakuti di kerajaan. Kejam, haus kekuasaan, dan tak ragu menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Namun, semuanya berakhir tragis. Pengkhianatan, pedang yang menembus perutnya yang tengah mengandung besar itu mengakhiri segalanya.

Namun, takdir berkata lain. Evelyne justru terbangun kembali di usia 19 tahun, di mana ia harus menentukan jodohnya. Kali ini, tekadnya berbeda. Bukan kekuasaan atau harta yang ia incar, dan bukan pula keinginan untuk kembali menjadi sosok kejam. Dia ingin menebus segala kesalahannya di kehidupan sebelumnya dengan melakukan banyak hal baik.

Mampukah sang antagonis mengubah hidupnya dan memperbaiki kesalahannya? Ataukah bayangan masa lalunya justru membuatnya kembali menapaki jalan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Mendisiplinkan Azura

Evelyne cukup tersentuh dengan perubahan yang luar biasa itu, hingga matanya menangkap sosok wanita dengan rambut hitam, kulitnya putih, dan mata berwarna cokelat terang. Cukup cantik bila menjadi seorang Lady, namun jalannya sudah menjadi seorang Kesatria.

“Anda, yang di sana! Siapa nama Anda?” Evelyne menunjuk wanita tersebut dan menatap Piter seolah meminta izin.

“Apapun yang diucapkan Evelyne, maka akan sama dengan apa yang saya ucapkan,” ucap Piter memperingatkan seluruh bawahannya.

Dengan sangat terpaksa, akhirnya wanita melangkahkan kakinya dan menerapkan sikap sempurna dengan begitu berwibawa layaknya seorang Kesatria.

“Nama saya Azura,” ucapnya lantang. Evelyne mengangkat sudut bibirnya.

“Sudah sarapan?” tanya Evelyne lagi. Wanita itu menganggukkan kepalanya.

“Sudah!” ucapnya lagi tegas. Wanita itu kini menatap Evelyne dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Kaki Evelyne kini terbalut celana yang nampak nyaman, baju yang juga nampak biasa saja namun memudahkan Evelyne untuk bergerak. Serta rambut pirang keemasannya nampak diikat rapi tanpa hiasan sama sekali.

“Tunjukkan tempat latihan para Kesatria,” ucap Evelyne. Piter tertegun mendengar permintaan calon istrinya, namun dia tetap memberi isyarat agar menuruti keinginan Evelyne. Mereka akhirnya berjalan menuju ke arah tempat latihan para Kesatria, sedangkan para pelayan kembali pada pekerjaan mereka.

“Kepala Pelayan, sebenarnya apa yang terjadi?” bisik salah satu pelayan wanita yang merasa penasaran, sedangkan para Kesatria nampak mengikuti langkah Evelyne, Piter, dan Azura.

Mereka sampai di tempat latihan para Kesatria. Pertama, mereka melintasi asrama, ruang kesehatan di mana nampak beberapa orang yang terluka dan terbaring lemah. Evelyne menganggukkan kepalanya, menyadari fasilitas di sana nampak cukup mendukung. Selanjutnya mereka menuju ke ruang senjata dan terakhir menuju ke tempat terbuka, di mana latihan dan sparing sering dilakukan dalam arena terbuka tersebut.

“Kebetulan saya belum sarapan. Azura? Mau sparing denganku?” tawar Evelyne sambil mengambil salah satu pedang kayu.

‘Apa dia bodoh, dia mengajakku sparing?’ ucap Azura dalam hatinya.

“Saya takut melukai Anda, Lady,” Azura tetap menahan emosinya. Piter menatap Evelyne bingung, mau bagaimanapun Azura adalah salah satu dari 10 Kesatria tangguh di Kerajaan.

“Maka saya yakin saya dapat menyembuhkan luka saya sendiri, Kesatria.” Evelyne pun menghargai Azura, karena meski dia memiliki dengki terhadapnya, namun dia tetap menjaga sikap. Dan nampaknya itulah yang cukup berbahaya bagi Evelyne.

“Eve, Anda yakin?” Piter nampak sedikit khawatir. Evelyne menganggukkan kepalanya.

“Bila saya menang, saya berharap Anda mengabulkan satu keinginan saya, Kesatria. Dan begitu pun dengan saya.” Piter menguk salivanya mendengar taruhan tersebut, sedangkan Azura justru mengangkat sudut bibirnya meremehkan Evelyne.

“Sesuai keinginan Anda, Lady,” ucap Azura. Piter dan para Kesatria akhirnya menyingkir dari arena tersebut. Evelyne memainkan pedang kayunya seolah itu adalah benda yang biasa baginya.

Evelyne meletakkan pedang itu di balik punggungnya dan menempatkan tubuhnya dalam sikap sempurna dengan mata tertuju pada Azura. Azura terdiam melihat sikap Evelyne yang seolah sudah terbiasa dengan pedang.

Evelyne memberikan arahan agar Azura menyerang duluan. Satu, dua, tiga, dan bahkan empat serangan meleset semua. Evelyne merasa kagum dengan kecepatan Azura, namun dirinya adalah seorang pamitan pedang handal di kehidupan sebelumnya. Tangannya sudah berlumuran darah berkat pedang di tangannya, hanya sparing kecil seperti ini cukup mudah bagi Evelyne, meski Azura adalah salah satu Kesatria terkemuka di Kerajaan.

“Hanya itu kemampuan Anda, Azura?” tanya Evelyne menyeringai. Piter terkejut melihat Evelyne yang dapat mengimbangi bahkan menghindari serangan Azura.

Begitupun dengan para Kesatria yang melihatnya. Akhirnya, sorakan tak sengaja terdengar dari para Kesatria itu. Tentu saja, sorakan itu berasal dari mulut Piter yang tak sengaja mengutarakan isi hatinya.

“Semangat Eve!” teriak Piter. Alhasil, para Kesatria lainnya juga mendukung jagoan mereka masing-masing.

Dengan begitu mudahnya, Evelyne beberapa kali menghindar tanpa menggunakan pedangnya. Evelyne bahkan sempat-sempatnya melambaikan tangan pada Piter saat calon suaminya itu memberi semangat.

“Lawan dia, Eve!” teriak Piter akhirnya. Evelyne terkekeh dan menatap Azura yang nampak kesal.

“Apa Anda hanya dapat menghindar, Lady? Bila hanya itu kemampuan Anda, jangan harap Anda akan menang dari saya!” ucap Azura. Evelyne tersenyum.

Trak!

Pedang kayunya akhirnya dia gunakan. Evelyne menggesekkan pedang kayu itu dengan pedang kayu Azura dan melawan balik. Para Kesatria dibuat takjub dengan kemampuan Evelyne. Bahkan dalam hitungan detik, Evelyne membalikkan keadaan di mana Azura kini terpojok.

Hingga sebuah serangan telak diberikan Evelyne dan membuat Azura terpelanting. Namun berkat keseimbangan tubuhnya yang mengesankan, Azura masih dapat bertahan. Evelyne kembali menyerang dengan sangat brutal, hingga satu ayunan pedang kayu terakhir dapat menghancurkan kedua pedang kayu mereka secara bersamaan.

Piter dan seluruh Kesatria yang melihatnya terperangah takjub. Piter menatap wajah Evelyne yang nampak begitu dingin, napas Evelyne terlihat terengah.

“Azura, bila kebencianmu atas ketidakpercayaanmu terhadap kemampuanku, maka kau salah telak. Apa yang kau lakukan hanya akan menghancurkan hal yang tidak sepatutnya, seperti pedang yang kita kenakan saat ini.” Azura tersadar dari lamunannya setelah mendapat serangan telak barusan.

“Ingatlah, bila aku bisa lebih dari ini dalam mendisiplinkan seseorang.” Evelyne melemparkan pedang kayu yang tersisa pegangannya saja itu ke sembarang arah.

“Eve, Anda baik-baik saja?” Piter melihat tangan Evelyne yang sedikit lecet.

“Tidak apa-apa, lain kali kita sparing, ya?” tawar Evelyne pada Piter. Piter tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya.

“Saya tak ingin melukai Anda, Lady. Kemarilah, biar saya obati.” Piter menggenggam tangan Evelyne menuju ruang kesehatan. Evelyne terkekeh melihat kekhawatiran calon suaminya itu.

“Piter?” Evelyne menghentikan langkahnya dan memejamkan matanya sejenak hingga luka di tangannya menghilang dengan sendirinya.

“Ini bukan apa-apa bagi saya,” Evelyne tersenyum cerah. Piter menghela napas lega. Dia hampir saja lupa siapa tunangannya itu akibat terlalu tegang.

“Jangan melukai diri Anda sendiri, Eve. Bila memang diharuskan menghunuskan pedang, maka biar aku yang melakukannya untukmu. Jangan mengotori tanganmu sendiri.” Evelyne tersenyum mendengar penuturan itu dan mengangguk saja, agar dapat menenangkan hati Piter.

“Mari kita sarapan,” ajak Piter akhirnya. Evelyne mengikuti langkah Piter menuju ke ruang makan kediaman itu. Suasana yang sangat tenang, para pelayan sudah keluar dari ruangan itu dan hanya tersisa Piter dan Evelyne dalam ketenangan.

“Apa rencana Anda untuk hari ini?” tanya Piter penasaran. Evelyne menatap wajah Piter yang nampak khusyuk dengan makannya.

“Saya berencana untuk mendatangi dermaga, mengambil beberapa bibit, dan menyerahkannya untuk diteliti. Saya juga berencana mendatangi kediaman Count Alaska untuk merayakan ulang tahun putri kecil mereka yang menginjak 6 tahun,” ucap Evelyne menerangkan kegiatannya hari ini.

“Apa pekerjaan Anda sebagai penerus juga sangat banyak?” tanya lagi Piter. Entahlah, sejauh ini Evelyne tak pernah membicarakan pernikahan dengannya. Dan itu cukup mengganggu hati Piter.

Ilustrasi Evelyne Astria

Mata biru, rambut pirang keemasan, kulit putih.

1
Diyah Pamungkas Sari
jd inget si edward sama bella pas MP kmr nya hancur berantakan wkwkwkwkwk
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: eh, kok iya ya aku baru engeh sama twilight /Facepalm/
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
oke perutku begah!! bacanya ini pas hbs sarapan!! mana hawa adem lg. woeylah
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: keek, kenapa begah kak?
total 1 replies
Rossy Annabelle
ini nih baru keren si Author..ada giveaway nya we🥳
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: semngat kak
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
brti selanjutnya baca nya mlm ja dah 😑😑😑😑😖😖😖😖
Rossy Annabelle
q padamu Evelyn 😍tunjukkan kekejamanmu🥳
Diyah Pamungkas Sari
mantep eve, lope yu
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: lop yu tu lah/Facepalm/
total 1 replies
charis@ŕŕa
semoga sehat selalu n di jauhkn dr musibah...
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamiin
total 1 replies
Rossy Annabelle
turut berdukacita y thor 🥺,,cpt sembuh & semoga selalu diberi kesehatan..tetep semangat pokoknya 💪
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamin
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
evelyn main sosor bae kan kaget wkwkwkwwkk
Diyah Pamungkas Sari
gemes bgt sm piter n evelyn wkwkwkwkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!