Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Ibu Marda datang
Takut sudah pasti Marda rasakan sekarang karena di rumah sakit pun dia masih juga mendapatkan teror yang sangat mengerikan, sudah jelas ini bukan cuma karena termakan omongan tetangga saja. memang pengantin setan ada di vila yang sangat menyeramkan itu, Marda juga hati nya mulai yakin ada sesuatu yang mengerikan di sana.
Sebab ini sudah kali keberapa dia di takuti oleh pengantin setan, dia seolah sangat haus akan nyawa manusia. senjata yang di bawa juga tidak main main, bahkan sekarang mendengar suara motor saja Marda langsung kepikiran dengan suara gergaji mesin yang begitu menakutkan itu, seolah sudah menyimpan trauma dalam diri nya.
Tapi biar pun sudah begitu jelas, Pendi tetap saja berusaha meyakinkan diri nya untuk tidak takut pada apa pun. Marda mulai di rasuki rasa kesal dan juga marah, apa lagi wanita kalau sudah kesal pada suami maka akan sampai kemana mana bicara nya dan ujung nya nanti akan debat pula.
Andai Pendi masih mau mendengarkan sedikit saja keluhan dari sang istri, maka rasa nya Marda ada yang mendengarkan dan dia bisa punya teman untuk curhat. bukan malah berkata seolah Marda menjauhi tuhan, hal seperti itu membuat Marda kian emosi saja, sudah lah tidak percaya pada nya ini malah bicara soal iman pula.
"Kalau kamu rajin sholat dan selalu zikir maka pasti nya tidak ada hantu mendekat." ujar Pendi pelan.
"Jadi menurut kamu aku tidak pernah sholat?" Marda menatap suami nya sengit.
"Ya pernah, tapi mungkin saja ada sholat yang kamu tinggalkan! setan tidak mungkin berani mendekat apa bila iman kita kuat." nasihat Pendi.
"Omongan kamu tuh seolah olah aku tidak punya iman, aku selama ini sholat dan terus mendekatkan diri pada Allah! kau tau aku selalu sholat karena apa? karena aku ingin berdoa terus terusan agar kita bisa sama sama." geram Marda.
"Maksud kamu gimana?" Pendi malah tidak mengerti.
"Ini otak mu yang bodoh itu! kau pikir selama ini aku senang tinggal sendirian? aku ingin tinggal sama sama dengan suami dan punya rumah sendiri." bentak Marda.
"Kamu tinggal sama Ibu enggak tahan, aku jadi juga bingung, Marda!" Pendi mulai ikut emosi.
"Maka nya kau buat kan aku rumah, berapa kali sudah ku bilang bahwa aku ingin rumah dan tinggal berdua sama kamu!" teriak Marda.
"Marda, kenapa teriak begitu?" Bu Ita datang untuk melihat keadaan putri nya.
"Ibu." Pendi menyalami tangan mertua nya yang baru datang.
"Maaf ya Ibu telat datang, karena susah mau ninggalin kambing kambing." Bu Ita melihat keadaan anak nya.
Marda terdiam sambil mengatur nafas karena dia sedang emosi tapi malah Ibu nya datang, biar bagai mana pun ia tidak mau bila sampai Ibu nya tau soal pertengkaran nya dengan Pendi karena masalah rumah. bila orang tua ikut campur rasa nya kurang enak, jadi lebih baik pendam sendiri saja.
"Titip Marda dulu ya, Bu. aku mau beli kopi di kantin." pamit Pendi.
"Ya pergi lah, biar Ibu yang jaga Marda." angguk Bu Ita.
"Ibu mau minum apa? nanti biar aku belikan saat pulang." tawar Pendi pada mertua nya.
"Tidak usah, Ibu sudah bawa minum sendiri tadi." tolak Bu Ita.
Maka Pendi meninggalkan ruangan istri nya dan menuju kantin rumah sakit, setidak nya ia harus menjernihkan pikiran agar tidak semakin emosi saja. sebelum berjalan pergi dia masih sempat mengecek dompet, bukan untuk melihat uang tapi untuk melihat benda yang terbungkus kain hitam dan ukuran nya juga sangat kecil sekali.
Menarik nafas panjang baru lah berjalan pergi menuju kantin, agak tenang meninggalkan Marda karena ada Bu Ita juga yang sedang menunggu istri nya sehingga rasa takut apa bila di ganggu lagi sudah tidak ada. Marda juga berusaha menenangkan diri, Bu Ita sedang sibuk membuka rantang karena ia membawa makanan tadi.
"Ayo makan dulu, Ibu buat bubur untuk kamu." Bu Ita menyuapi Marda.
"Yang manis ya, Bu?" tanya Marda menatap bubur kacang ijo.
"Manis, Ibu tau kamu suka sekali manis! Ibu nya Pendi ada datang tidak?" tanya Bu Ita sambil menyuap Marda.
"Tentu saja dia datang karena mau konfirmasi apa aku akan pakai uang anak nya!" sahut Marda masih saja jengkel.
"Tidak baik berprasangka buruk, mungkin dia memang cemas kok." Bu Ita tidak ingin anak nya salah paham.
"Ya memang cemas karena takut uang Pendi akan habis, penyesalan ku sangat besar itu ya saat dapat mertua yang begini." rutuk Marda.
Bu Ita menarik nafas panjang karena dia juga pernah di semprot oleh besan nya yang bermulut tajam itu, dia juga paham bagai mana sikap nya Bu Tina. mau bagai mana lagi karena anak anak juga sudah bersama dalam sebuah ikatan pernikahan, kecuali dari dulu sudah tau maka tidak mungkin dia akan mau.
"Di vila itu ada setan nya, Bu." lirih Marda.
"Jangan bilang kamu begini karena melihat sesuatu, Marda!" seru Bu Ita.
"Benar, aku di tarik oleh setan itu! bahkan Ibu harus tau juga, tadi dia kesini dan menginjak injak dada ku." cerita Marda.
"Ibu sudah bilang dari awal, memang ada setan di vila itu!" Bu Ita memang pernah merasakan nya.
"Tapi mau bagai mana lagi, Bu! di sana lah tempat ku untuk tinggal, mau di rumah Abang pun aku sudah tidak sanggup." lirih Marda mendadak saja menangis.
"Tinggal sama Ibu saja lah ya, enggak apa apa biar pun sempit." ajak Bu Ita.
Marda menggeleng karena dia juga tidak mau tinggal di sana, selain rumah Ibu nya memang kecil dan ada Kakak nya Marda juga tinggal di sana. Marda paling takut bila nanti mertua nya tau dia tinggal di rumah Bu Ita, yang ada orang tua Pendo akan mengamuk dan menuduh bahwa uang putra nya habis untuk besan.
"Sudah ada Mbak Ratih, aku tidak ingin sama sama." tolak Marda.
"Ya kan kamu cuma sendirian, nanti tidur nya sama Ibu. kalau Pendi datang maka Ibu akan tidur di dipan dapur!" jelas Bu Ita.
"Tidak usah lah, Bu." Marda tetap menolak nya karena dia tidak mau Ibu dan Mertua nya bertengkar.
Bertengkar sudah pasti karena Ibu nya Pendi sangat keras dan suka bicara sembarangan, anak nya sangat di jaga tapi anak orang sembarangan saja, rasa nya nanti juga akan sangat canggung apa bila besan sudah tidak baikan akibat salah paham satu sama lain.
korban nya cukup suami mereka saja Thor,,dn para istri tahu cerita tentang bejat nya para suami mereka.
tetep semangat 💪 Thor..