"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - TGSP
Keesokan hari nya, Juan mengantar Syera ke kampus. Meskipun gadis itu mengeluh malas masuk kelas, karena buku-buku nya juga tertinggal di rumah, tapi Juan terus membujuk gadis itu hingga akhirnya dia mau ngampus juga.
"Muka nya jangan di tekuk gitu dong, sayang. Cantik nya hilang lho nanti." Ucap Juan sambil mencolek dagu Syera.
"Males ngampus, otak aku tuh gak bakalan fokus di ajak belajar di saat begini."
"Terus, apa yang ada di otak kamu sekarang, sayang?" Tanya Juan sambil terkekeh.
"Kamu."
"Aku, apa ini aku, sayang?" Goda Juan, membuat wajah Syera memerah.
"Isshh kamu mesuum."
"Dihh, kamu juga mesuum. Bukti nya, langsung paham aku ngomongin apaan."
"Isshh ayang!" Rengek Syera sambil menepuk lengan kekar pria tampan itu.
"Iya, iya. Maaf ya? Udah, sana masuk kelas. Aku tunggu disini."
"Bener ya? Aku gak mau, kalo aku selesai kelas kamu gak ada disini."
"Iya cantik, emang nya aku mau kemana sih? Kan aku nungguin tuan putri Syera yang cantik."
"Kamu tuh ya, paling bisa bikin aku salting." Ucap Syera lirih sambil tersenyum, sedangkan Juan sudah tertawa terbahak-bahak.
"Yaudah, aku ke kelas dulu ya?"
"Iya, sayang. Hati-hati, semangat belajar nya." Syera pun menganggukan kepala nya, lalu pergi ke kelas dengan langkah perlahan.
Juan menatap kepergian gadis cantik itu dengan senyum yang tak pudar dari wajah tampan nya, dia terus memperhatikan punggung gadis itu hingga menghilang di belokan lorong kampus.
Pemuda itu duduk di bawah pohon yang ada di sekitar kampus, sesekali dia memainkan ponsel nya untuk mengusir bosan. Hingga, mata nya melihat sosok yang tak asing datang dengan mobil sedan hitam nya.
Juan langsung bangkit dari duduknya, lalu berjalan mendekat.
"Selamat pagi, Pak." Sapa Juan dengan ramah, membuat Roberts yang berniat mengantar Sharon kuliah, sekalian melihat apakah putri nya masuk kampus atau tidak di kejutkan dengan kehadiran Juan disana.
"Juan, kamu disini?"
"Iya, Tuan. Saya mengantarkan Nona Syera." Jawab Juan sambil tersenyum.
"Dia masuk kampus?"
"Iya, Pak. Meskipun harus di bujuk terlebih dulu tadi." Juan cengengesan saat mengatakan hal itu.
"Mas, aku ke kelas duluan ya?" Pamit seorang gadis, wajah nya terlihat tidak asing. Juan seperti pernah melihat gadis itu, tapi dimana?
Tapi, balik lagi ke awal kalau Sharon adalah salah satu teman baik Syera, jadi tak menutup kemungkinan kalau dia memang pernah bertemu dengan Sharon sebelum nya.
"Iya, sayang. Kamu pulang naik taksi aja ya, Mas mau ke perusahaan."
"Iya, Mas." Gadis itu pun pergi dengan langkah yang cukup cepat, mungkin takut terlambat.
"Kenapa kamu menatap Sharon seperti itu, Ju?" Tanya Roberts keheranan.
"Aaa maaf, Pak. Saya berasa pernah melihat nya, itu saja."
"Tentu saja, kau pasti pernah bertemu dengan Sharon, karena dia teman nya Syera." Jelas Roberts.
"Mungkin iya, Pak."
"Kita harus bicara, Ju." Ajak Roberts sambil menatap pemuda di depan nya dengan tatapan sendu.
"Baik, Pak. Dimana?"
"Di sana." Tunjuk Roberts ke arah cafe yang berada di seberang kampus. Juan pun menganggukan kepala nya, lalu mengekor di belakang Roberts.
Kedua nya pun sampai di dalam cafe, lalu duduk dengan saling berhadapan.
"Kopi?"
"Hehe, boleh tuan." Jawab Juan sedikit canggung, Roberts pun memesan dua cangkir kopi dan waffle buah. Tak butuh waktu lama, pesanan nya pun datang.
"Ju.."
"Iya, Pak. Bagaimana?"
"Apa selama ini Syera berada di rumah mu?" Tanya Roberts.
"Iya, Pak. Selama ini, Nona Syera berada di rumah saya."
"Apa dia merepotkan mu, atau ibu mu?"
"Tidak, tidak sama sekali, pak. Justru dengan kehadiran Nona Syera, membuat suasana rumah jauh lebih hangat." Jawab Juan sambil tersenyum manis.
"Syukurlah, kalau begitu. Aku sedikit tenang, karena aku tahu kau takkan berbuat macam-macam pada putriku. Aku percaya pada mu, Ju."
Degh…
Jantung Juan terasa berhenti saat itu juga saat mendengar ucapan Roberts, apa yang akan pria itu lakukan jika seandainya dia tahu kalau dia sudah merusak putri nya? Membayangkan nya saja Juan sudah meringis.
"Ju.."
"Eehhh i-iya pak."
"Saya nitip Syera untuk sementara waktu, sampai dia mau pulang ke rumah ya?"
"Tentu, Pak. Saya akan menjaga nya dengan baik." Jawab Juan lirih.
"Syera adalah tipe gadis yang keras kepala, jika sudah mengatakan tidak suka, akan sulit untuk meyakinkan nya. Seperti saat ini, Ju."
"Usia Nona Syera masih sangat muda, Pak. Jadi, saya rasa ada wajar nya dia bersikap sedikit egois. Tapi, saya sudah berusaha untuk membujuk nya, juga memberikan nya pengertian, bahwa anda tidak bisa selama nya hidup sendiri." Jelas Juan panjang lebar.
"Hmmm, baiklah. Tolong terus bujuk dia ya, Ju? Rumah terasa sangat sepi tanpa kehadiran nya."
"Tentu saja, Pak. Dengan senang hati saya akan melakukan nya." Jawab Juan lagi. Roberts hanya tersenyum, melihat Juan yang begitu tulus membuat hati nya terenyuh. Andai saja Syera mau dengan nya, mungkin saja Roberts akan menjodohkan nya. Tapi, melihat sikap yang di tunjukan Syera pada Juan, membuat nya tak yakin jika Syera akan mau jika di jodohkan dengan Juan.
"Terimakasih, Juan. Kamu pemuda yang sangat baik ternyata, tak salah saya memilih kamu untuk menjaga putri saya."
"Sama-sama, sudah tugas saya sebagai pengawal Nona Syera, pak." Jawab Juan.
'Sekaligus, saya juga pacar putri anda. Jadi sudah kewajiban saya untuk menjaga kekasih saya sendiri.' Batin Juan di balik senyuman manis nya.
"Ya, kalau begitu saya harus pergi, Ju. Jika ada apa-apa, hubungi saya segera."
"Baik pak." Jawab Juan, Roberts pun beranjak dari duduknya, lalu mengeluarkan uang untuk membayar kopi dan waffle nya.
"Duluan, Ju." Juan hanya menganggukan kepala nya, dia menatap punggung pria paruh baya itu dengan nanar.
"Andai saja anda tahu apa yang sudah kami lakukan, entah Anda masih bisa mengatakan kalau saya pria yang baik atau justru sebaliknya." Gumam Juan, mata nya masih menatap ke arah pintu keluar lalu menghembuskan nafas nya dengan kasar.
Sedangkan di kelas, Syera bad mood parah saat melihat kehadiran Sharon yang datang dengan langkah pelan.
"Pagi, Syer.."
"Pagi kembali calon ibu tiri." Jawab Syera dengan ketus. Sharon menghela nafas nya dengan perlahan, lalu segera duduk di tempat nya, yakni di belakang kursi yang di duduki oleh Syera.
"Syer.."
"Napa?" Jawab Syera ketus.
"Gue lihat-lihat, hubungan Lo sama Sharon makin memburuk deh, kalian baik-baik aja kan?" Tanya Anita.
"Gak tau, tanyain aja sama orang nya. Gue sih no komen!" Jawab Syera, tanpa menoleh sedikitpun ke arah Anita, maupun ke belakang pada Sharon.
Sharon pun hanya bisa terdiam, dia mengerti dan paham benar kalau Syera tak setuju dengan hubungan nya dan papah nya, dia sudah ingin menyerah tapi Roberts meyakinkan diri nya untuk tetap mendampingi nya. Tapi saat melihat Syera, dia malah merasa tak enak sendiri.
Haruskah dia mengalah dan merelakan cinta nya demi menjaga perasaan sahabat nya, ataukah sebaliknya? Entahlah, dia di landa dilema saat ini.
.......
🌻🌻🌻🌻🌻🌻