Terlahir dari keluarga broken home membuat Nirmala yang kerap dipanggil dengan Mala, sangat susah diatur oleh sang ibu sampai akhirnya dia di masukkan ke pesantren dengan harapan bisa membuatnya dapat berubah. Tetapi saat di dalam pesantren bukannya berubah, tetapi tingkahnya menjadi-jadi membuat guru-guru sampai gusnya pun pusing akan tingkahnya. Sampai suatu hari terjadi tragedi diantara keduanya, mereka terpaksa dinikahkan takut terjadi fitnah. Akankah Mala berubah sikap setelah menikah dengan gusnya atau malah semakin Badung ?. Yuk ! Baca Selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Ketahuan
Aksi kabur yang direncanakan Mala dan Luthfi, GATOT alias (Gagal Total), karena ketahuan oleh orang yang mereka hindari. Meskipun wajah orang yang di depannya ini setenang permukaan air danau, tapi Mala tahu kalau hati laki-laki itu tidak setenang yang ditunjukkannya. Berbagai jenis ta’zir atau hukuman untuk membuatnya jera pasti sudah tersusun di kepala laki-laki yang masih menatapnya tajam itu dan siap untuk ia realisasikan kepadanya.
“Gus kenapa ada disini ? Bukannya harusnya sedang di pesantren putra ya ?” Mala memandang gugup laki-laki yang menempati daftar teratas orang yang paling tidak ingin ditemuinya ini
“Wah, saya cukup takjub, kamu spertinya hafal sekali kegiatan saya ?” Tanya Gus Ahtar
Bagaimana tidak hafal, ia sudah merencanakan kabur dijam ini karena sudah mencari tahu kapan laki-laki ini tidak berada di sekitar kampus putri agar rencana kaburnya berjalan dengan lancar jaya. Eh sialnya malah bertemu diluar gerbang.
Benar-benar sial.
“Tidak gus. Saya tahunya juga gak sengaja. Kalau begitu silahkan duluan gus. Maaf kami sudah mengganggu perjalanan gus. Sepertinya gus Ahtar sedang buru-buru.” Mala seolah mempersiapkan gus-nya itu untuk pergi lebih dulu.
Ahtar mengangkat alisnya. “Kalian saja yang dukuan masuk”
Mala menggelengkan kepala. “Mana bisa seperti itu. Kami mana berani jalan lebih dulu di banding anda gus. Nanti kami masuk setelah gus masuk.”
“Saya tidak masalah. Silahkan jalan lebih dulu” Jawab Gus Ahtar
Mala menatap jengah laki-laki yang sepertinya tidak mudah untuk dikibuli ini. Ia sudah bisa melihat rencana yang seminggu ini ia susun dengan baik-baik menjadi berantakan tatkala melihat siluet gusnya ini.
“Berani kamu menatap saya seperti itu ?” Tanya Ahtar
Seketika Mala menundukkan pandangannya. Ia memang berani tapi tidak mungin mengakui itu secara terang-terangan, meskipun orang yang di depannya adalah orang yang paling mengesalkan yang pernai ia temui, ia masih menghormati orang tua gusnya karena teman dari sang ibu.
“Maaf gus. Saya tidak berani” Ucap Mala menunduk
Gus Ahtar menatap lekat Mala yang kini menunduk dihadapannya. “Sekarang katakana, kalian kenapa bisa berada diluar gerbang ?”
“Saya sakit Gus” Jawab Mala
Ahtar memicingkan matanya mendengar penjelasan singkat Mala. Gadis bermasalah ini benar-benar membuatnya sakit kepala.
“Orang yang sakit seharusnya pergi ke poskestren, bukan berada di luar pagar pesantren. Kalau mau cari alas an setidaknya yang masuk akal Nirmala” Ucap Gus Ahtar
Nirmala menghembuskan nafas pelan. “Saya tadi dari apotek ujung sana gus. Buat beli obat, soalnya obat sesak saya tidak disediakan sama pesantren. Nah, Luthfi saja ajak untuk ikut, siapa tahu saya pingsan di jalan. Kan repot kalau saya pergi sendiri.” Jawab Mala
“Kenapa bukan Luthfi saja yang pergi. Kamu cukup kasih tahu dia nama obat kamu dan jenisnya, kenapa kamu malah ikut pergi ?” Tanya Gus Ahtar
Nirmala melarikan pandangannya kesana kemari. Berusaha mencari jawaban yang masuk akal. Ia sangat tahu gus-nya ini tidak mudah menerima alas an konyolnya begitu saja.
“I-itu karena …..” Ucap Mala mencari alasan
“Karena apa Mala ?” Desak Ahtar
“Karena saya juga lupa nama obatnya gus,” Ujar Mala kemudian sambil menjentikkan jarinya
“Saya hanya ingat bentuk bungkusnya saja” Alasan konyol Mala membuat Ahtar geleng-geleng kepala. Semua orang juga tahu kalau perempuan ini sangat payah dalam hal berbohong, satu-satunya yang pandai ia lakukan hanyalah membuat masalah
“Begitu ?” Ucap Gus Ahtar
“Iya, gus” Anggukan Mala mantap
“Lalu dimana obatnya ?” Tanya Gus Ahtar
“I-itu obatnya habis gus” Jawab Mala
“Habis ya ?” Tanya Gus Ahtar
“Iya gus obatnya habis” Jawab Mala
Ahtar manggut-manggut lalu menoleh kea rah teman Nirmala yang sejak tadi bersembunyi di belakang tubuh Mala, berusaha untuk tidak bersuara dan menarik perhatian sama sekali
“Perasaan, yang sesak nafas itu kamu, kan ?” Tanya Ahtar sekali lagi
“Iya gus, saya” Mala menjawab dengan anggukan mantap sekali
“Lalu, kenapa malah temanmu yang sepertinya akan pingsan ?” Ahtar memandang tajam Luthfi yang memnang sudah sangat ketakutan di samping Mala.
Tubuh gadis itu semakin ketakutan di samping Mala. Ia tertunduk tidak berani menatap gusnya, dia bukan gadis kelewat pemberani seperti Mala yang sudah di tatap masih berani berbohong. Luthfi terlampau penakut, gadis itu tipe gadis yang tidak neko-neko. Ia tidak pernah berniat membuat masalah seperti yang sering dilakukan oleh Mala.
Satu-satunya alasan kenapa ia mau-maunya diajak oleh Mala adalah karena diiming-imingi nonton konser yang mana itu adalah konser penyanyi kesukaannya. Sebagai santri yang jarang sekali mengetahui bagaimana asyiknya dunia luar tentu saja Luthfi langsung tertarik. Tanpa pikir dua kali, ia menyanggupi menemani Mala untuk kabur.
Mala melirik Luthfi yang menciut di sampingnya. “Luth, kamu sesak nafas juga ?”
Pertanyaan Mala di jawab dengan anggukan, lalu gelengan kepala. Gadis itu terlihat tidak yakin ia ia akan menjawab ya atau tidak. Ia tidak tahu pilihan yang tepat saat ini adalah mendukung kebohongan temannya atau jujur dengan gus Ahtar. Situasinya saat ia benar-benar menyudutkannya.
“Ngangguk dan geleng-geleng kepala itu apa ?, kamu sesak napas atau gimana ?” Tanya Gus Ahtar
“Iya gus sepertinya Luthfii juga sesak nafas. Ya kan Luthfi ?” Mala memplototinya, berusaha menatap dalam-dalam temannya itu agar mengerti kode yang ia beri.
“Ya sudah, nanti minta tolong dokter Clara bawa tabung oksigen sekalian buat kalian berdua” Jawab Gus Ahtar
Mendengar dokter Clara dibawa-bawa, seketika Luthfi menemukan pita suaranya yang hilang dan berujar agak keras. “Saya gak kenapa-napa kok Gus. Saya nggak sesak nafas. Saya Cuma takut karena ketahuan gus”
Mala sudah ditahap pasrah dengan semua ucapan yang keluar dari mulut Luthfi. Angan-angannya untuk pergi ke konser dan bertemu dengan idulanya.
Ahtar menatap kedua santrinya dengan raut wajah datar, tapi Mala bisa melihat sudut bibir gusnya tertarik naik, menyeringai. Seolah senang dengan fakta baru saja ia dapatkan.
“Oh jadi kalian mau kabur ?” Tanya Ahtar menyakinkan
Mala diam saja, ia tidak berniat menjawab pertanyaan yang ia tahu hanya basa-basi-busuk itu. Ia tahu Ahtar pasti senang karena sudah mendapatkan alasan sebenarnya kenapa mereka berdua bisa berada disini.
“Maaf gus, kami benar-benar minta maaf. Kami janji gak akan begini lagi. Tolong jangan laporin ke bagian kedisiplinan. Kami benar-benar khilaf” Jawab Luthfi memohon
Mala tidak mengerti kenapa Luthfi malah memohon kepada gus Ahtar untuk tidak melaporkan mereka kebagian kedisiplinan, sementara orang yang semestinya harus mereka takuti itu sudah berada di hadapan mereka saat ini.
“Oke, tapi saya boleh tahu kalian mau kabur kemana ?, dan kalian kaburnya lewat mana ?. Biar saya bisa tahu gerbang mana saja yang harus di awasi ketat mulai saat ini” Tanya Gus Ahtar
Luthfi lalu menjawab dengan lugas, “kami mau pergi nonton konser gus. Malam ini ada konser di kota gus. Kami pengen ke sana, Nirmala punya kenalan yang katanya bisa kami nonton tanpa perlu tiket. Kami rencananya kabursemalam saja gus. Besok pagi sebelum subuh kami sudah di pesantren. Begitu rencananya kan, Mala ?” Luthfi menyenggol bahu Nirmala yang sejak tadi diam.
Perasaan Nirmala terlampau kacau untuk sekedar menanggapi ucapan Luthfi.
“Kenapa kamu diam saja tadi ?” Gus Ahtar menatap santrinya yang paing bandel itu dengan kening merengut. Lalu mengeluarkan tawa kecil yang terdengar mengejek ditelinga Mala “Ah iya, saya lupa. Kamu kan lagi sesak nafas ya”
Dan bertambah kacau Ketika melihat seringai penuh ejekan yang dilayangkan gus Ahtar kepadanya.
“Terus kalian kaburnya lewat mana ?” Tidak berhenti disitu, sepertinya Ahtar masih melanjutkan proses introgasinya itu. Laki-laku itu sepertinya tidak berniat menyelesaikan ini sebelum mengetahui semua detail rencana kabur Nirmala dan Luthfi ini.
“Rencananya akan kabur lewat gerbang belakang gus. Disana gerbangnya dibuka buat jalan mausk bahan-bahan makanan” Jawan Luthfi
“Jadi setelah sholat magrib, kalian langsung kabur keluar dari masjid ? Bagaimana bisa kalian kabur dari pengawasan pengurus.” Ahtar memandang takjub kedua santrinya ini.
Luthfi lalu menjawab dengan suara kecil. “Kami gak sholat magrib gus. Sengaja biar bisa bebas kabur” Ucap Luthfi dengan polosnya. Semesntera itu, Mala hanya memijit keningnya dengan frustasi. Ia menyesal sudah mengajak Luhtfi. Andai saja ia kabur sendiri tadi. Situasinya pasti tidak seperti sekarang.
Ahtar memandang tidak percaya pengakuan santrinya. “Jadi, selain berniat kabur. Kalian juga sudah berani melalaikan sholat ?”
“Maaf gus kami khilaf” Luthfi berucap. Wajahnya sudah memelas meminta ampun. Sementara Mala, dibandingkan memelas, gadis itu lebih kea rah kesal. Mungkin kesal karena rencananya gagal total.
“Itu bukan khilaf Namanya. Karena kalian memang sudah berencana kabur” Ucap Gus Ahtar
“Ya sudah gus. Kami minta maaf. Sekarang kami pasrah mau dihukum apa aja. Terserah gus” Jawab Mala, ia sudah di tahap pasrah. Percuma memohon-mohon untuk diampuni oleh laki-laki dingin dan galak ini. Ia sudah paham tabiat gus Ahtar. Tidak ada ampun bagi orang-orang yang melanggar. Apalagi sudah menyangkut dirinya.
“Sekarang kalian harus sholat taubat di masjid dan menamatkan surat An-nisa, At-Taubah, dan surat Yusuf” Ucap Ahtar pada kedua santrinya itu
“Astagfirulloh gus, banyak banget” protes Mala
“Oke protes ditambah dengan surat Al-Hijr” Jawab Gus Ahtar
“Yah, ya sudah saya kerjakan” Ucap Mala pasrah
“Sekarang kalian ke masjid lakukan sekarang” Jawab Gus Ahtar
“Gus mau tanya ?” Tanya Mala
“Tanya apa lagi Mala ?” Tanya Gus Ahtar kesal
“Apa persamaan Gus Ahtar dan Chef Juna ?” Tanya Mala asal
“Sama-sama ganteng kan, itu sudah jelas” Jawab Gus Ahtar percaya diri
“Salah gus” Jawab Mala
“Terus apa ?” Tanya Gus Ahtar penasaran
“Sama-sama galak dan nyeremin. Assalamu’alaikum gus” Jawab Mala dan langsung ngacir takut dimarahi lagi oleh gusnya
“ASTAGFURULLOH, SINI KAMU MALA. KAMU BERANI MENGATAIN SAYA” Teriak Gus Ahtar sambil memegang kepalanya yang berdenyut
“Saya permisi gus, mau menyusul Mala. Assalamu’alaikum” Ucap Luthfi lansung mengejar Mala
“Wa’alaikumsalam” Jawab Gus Ahtar