Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.
Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.
Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan yang tidak seharusnya
Barak militer pasukan Fengyin,
Li Yue An memutuskan untuk segara pergi setelah mendapatkan kabar dari Jenderal Lie Mingyu jika adiknya kemungkinan besar ada di kota Changpu. Membutuhkan dua hari untuk bisa sampai di kota Changpu dari barak militer pasukan Fengyin. Namun sebelum dia pergi Li Yue An sangat ingin mengambil buah di sebelah barat barak militer. Tempat yang jarang di kunjungi prajurit. Di malam saat Li Yue An di temukan, dia tanpa sengaja menatap ke arah buah jambu liar dalam kegelapan. Meskipun sangat samar tapi dia bisa memastikan buah-buah yang bergelantungan itu adalah jambu liar. "Cui. Ikuti aku," dia berlari setelah mengenakan pakaian milik Jenderal Lie Mingyu yang ia temukan di dalam lemari. Meksipun sangat longgar juga besar tapi membuat Li Yue An lebih nyaman. Tidak perlu lagi memakai gaun dengan banyak lapisan luar dan dalam.
Saat sampai di bawah pohon jambu yang ia maksud. Gadis itu tersenyum senang. Buah jambu bergelantungan memenuhi setiap cabang di pohon. Membuatnya semakin tidak sabar ingin mengambilnya. "Bantu aku naik," Li Yue An mencoba naik perlahan.
"Nona kedua, anda bisa jauh. Biar aku saja," pelayan Cui menolak tegas. Wajah memelas dari Nona keduanya membuat pelayan Cui tidak berdaya. "Baiklah. Tapi hati-hati."
"Baik. Cepat bantu aku," Li Yue An mencoba meraih satu cabang dan memijakkan salah satu kakinya pada patahan cabang yang cukup runcing. Pelayan Cui menahan tubuh Nona keduanya dari belakang. Setelah dia berhasil naik Li Yue An dengan sangat hati-hati mengambil satu demi satu buah yang masih segar. "Tangkap," melemparkan buah kebawah kearah pelayan Cui. Saat gadis itu ingin mengambil buah lainnya yang ada di cabang lebih jauh. Kakinya tidak sengaja tergelincir. "Huh," tubuhnya terjatuh ke bawah namun ada dua tangan yang menahannya. Saat dia membuka mata Jenderal Lie Mingyu sudah memeluknya dengan kuat. "Jenderal."
Pelayan Cui berjalan menjauh, dia mengerti untuk memberikan ruang lebih pada dua orang mulia di depannya.
Wajah Jenderal Lie Mingyu seperti biasanya tanpa ekspresi yang dapat di baca. Hanya kilatan tajam di kedua matanya mengalir lembut dan jauh membaut hati Li Yue An menjadi hangat. Cukup lama kedua mata saling menatap. Mereka seperti lukisan indah pasangan ke kasih yang kasmaran. Hingga Li Yue An tersadar dia masih di dalam pelukan Jenderal Lie Mingyu. "Jenderal. Bisa turunkan aku?"
Jenderal Lie Mingyu menurunkan gadis dalam pelukannya perlahan. "Kamu masih ingin jambu?"
Li Yue An langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Sudah cukup," gadis itu melirik pelayannya yang berada cukup jauh. Dia memberikan isyarat untuk membantunya mengambil buah yang ada di tanah. Semua buat itu telah ia ambil dengan susah payah. Tentu tidak ingin terbuang sia-sia. Pelayan Cui berlari cepat membantu Li Yue An memungut buah jambu. Setelahnya pelayan Cui langsung berlari pergi terlebih dulu meninggalkan Nona keduanya. "Cui," berteriak kuat namun pelayannya tidak menanggapi.
Lie Mingyu hanya bisa tersenyum tipis melihat kegaduhan aneh di depannya. Saat gadis di sampingnya menatapnya wajahnya kembali datar. "Tuan Putri akan pergi sekarang?"
"Iya. Aku harus segera pergi. Sebelum tahun baru aku harus kembali ke ibu kota," berjalan perlahan membawa empat buah jambu cukup besar di kedua tangannya. "Jenderal, terima kasih sudah menjaga ku dengan baik di sini."
Lie Mingyu mengambil dua buah jambu dari tangan Li Yue An. "Akan aku bawakan dua lainya."
Li Yue An tersenyum senang.
Mereka berjalan kembali ke arah barak militer. Setelah sampai kereta sudah siap untuk berangkat. Afu juga sudah ada di depan sebagai kusir mengendalikan kereta kuda. Seratus pasukan utama yang di pimpin Wakil Jenderal Wang juga telah siapa untuk mengikuti Tuan Putri Yun Qixia di sepanjang perjalanan. Li Yue An menatap dengan keterkejutan di matanya. Dia melihat kearah Jenderal Lie Mingyu. Pria itu berkata dengan santainya. "Ini perintah Kaisar terdahulu."
Li Yue An tidak bisa lagi membantah.
Kereta melaju di iringi pasukan yang siap menjaga Taun Putri mereka. Untung saja Li Yue An telah siap dengan keadaan darurat. Dia menyelipkan uang di balik bajunya lalu di jahit dua kali. Uang kertas bernilai hampir enam ribu tahil membuat dirinya tenang.
Pelayan Cui melirik kearah Nona keduanya. Dia mendekat berbisik pelan, "Nona kedua menyukai Jenderal Lie Mingyu?"
"Em?" Li Yue An seketika seperti orang linglung. Dia menyembunyikan pandanganya. Namun dia juga mengakui hal itu. Perlahan wajah gadis itu tersenyum malu. "Iya," tidak ada gunanya lagi menyembunyikan perasaannya. "Tapi aku tidak pantas untuknya."
"Kenapa? Nona kedua sangat cantik, baik, bahkan sekarang anda sudah menjadi Tuan Putri paling di hormati. Kenapa bisa berpikir demikian?" pelayan Cui masih tidak terima dengan pemikiran Nona keduanya.
Li Yue An mengelus lembut cincin di jarinya. Cincin sederhana yang bernilai dua puluh koin itu ia beli di hari keempat setelah dirinya kembali ke masa lalu. Dengan barang sederhana dia ingin mengingatkan kembali kepada dirinya sendiri jika barang berharga belum tentu mendatangkan kebahagiaan. "Dia pria mulia yang telah mempertahankan hidupnya demi kehidupan semua orang di negeri ini. Dan aku hanya secara tiba-tiba menjadi seorang Tuan Putri. Sekalipun jalan kita sama. Tetap ada jarak yang memisahkan kita berdua. Lagi pula Jenderal tidak mungkin menyukai ku."
Pelayan Cui hanya bisa menghela nafas dalam di hatinya.
Selama perjalanan Li Yue An selalu berdoa kepada dewa. Dia berharap adiknya dapat di temukan. Perubahan takdir benar-benar sangat ajaib membuat dirinya tidak bisa membayangkan jika semua ini bisa terjadi. Siapa yang akan menyangka dengan dirinya tidak sengaja menyelamatkan seorang pria tua dari pembunuhan. Sehingga dirinya bisa tahu identitas lain silsilah keluarga neneknya. Dia juga harus membongkar rahasia terbesar dalam hidupnya di hadapan Jenderal tinggi yang dulunya hanya dapat mendengar namanya saja. Semua dia lakukan untuk bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa pasukan.
Perjalanan di lakukan selama tiga hari penuh dan mereka tiba di kota Changpu saat malam hari. Sebelum memasuki kota Li Yue An meminta Wakil Jenderal Wang untuk membuat penyamaran kepada semua pasukan yang ikut. Seratus pasukan kavaleri Fengyin akan menggemparkan kota Changpu jika memasuki kota tanpa penyamaran. Li Yue An tidak ingin membuat penyamarannya mendatangkan bahaya yang tidak perlu. Dia hanya ingin mencari adiknya lalu pergi.
Wakil Jenderal Wang mengikuti instruksi dari Taun Putri Yun Qixia yang telah menyelamatkan hidupnya dan semua pasukan. Pria itu bahkan merasa memiliki hutang budi yang tidak bisa selesai ia bayar. Tentu saja ia sangat rela untuk itu. Hanya sepuluh prajurit yang ikut Li Yue An untuk masuk ke dalam kota dengan pakaian biasa. Begitu juga dengan Wakil Jenderal Wang yang berpakaian seperti seorang pelayan utama kediaman. Dan semua pasukan yang lainnya di sebar menyeluruh di setiap tempat untuk mengamankan tempat tinggal Tuan Putri Yun Qixia.
Li Yue An memilih salah satu penginapan secara acak dan memesan tiga kamar berbeda. Setelah melakukan perjalanan jauh gadis itu memilih untuk beristirahat lebih awal. Rasa lelah membuat tubuhnya sangat letih.
Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️