NovelToon NovelToon
Sisa Rasa Rosa

Sisa Rasa Rosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Keluarga / Persahabatan / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Noey Ismii

Rosa kembali ke Bandung setelah enam tahun menghindari Papa dan Rama, Kakaknya. Selain kembali beradaptasi dengan sekolah baru dan menguatkan hatinya untuk bertemu Rama, Rosa yang kaku juga dikejutkan dengan kedatangan Angkasa. Kakak kelasnya yang adalah anggota geng motor.

Perasaannya dibuat campur aduk. Cinta pertamanya, kebenciannya pada Rama dan Papa, juga rasa kehilangan yang harus kembali dia rasakan.

Bagaimana Rosa yang sulit berekspresi menghadapi semuanya?
Apakah Rosa bisa melaluinya? Apakah Rosa bisa mengembalikan perasaan damainya?


Update setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noey Ismii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asa Menghilang

“Oke udah, tunggu sebentar aku buang dulu airnya. Nanti aku bantu keringin rambutnya,” kata Rama sambil berlalu membawa dua wadah besar berisi air shampo itu.

Rosa menyangga handuk di kepalanya. Mengambil ujungnya untuk mengelap bagian dalam telinganya. Bibirnya sedikit terangkat. Dari kemarin dia sudah merasa gatal karena hanya memakai dry shampoo yang dibelikan Rama, tapi sekarang nyaman sekali.

Rama datang lagi dengan segelas jus strawberry. “Lihat deh apa yang aku dapet dari pasar tadi pagi?” katanya dengan senyum merekah memamerkan gelas berisi jus buatannya.

Rosa menatap gelas dengan semangat. Selama di sini dia belum menemukan strawberry lagi. Tangan Rosa menerima gelas yang diberikan Rama, setelah membantu Rosa untuk duduk.

Rosa menyeruput isinya, sambil Rama kembali mengambil alih rambutnya.

“Hair dryer-nya disimpen di mana, Sa?” tanya Rama. Dia membuka laci meja belajar.

“Di kotak dalem lemari atas,” jawab Rosa menujuk lemari pakaian.

Tak lama terdengar bunyi dengungan dan angin panas menyapu rambut panjang Rosa. Dia membiarkan Rama mengaturkan rambutnya. Bersyukur karena sekarang rambutnya sudah bersih lagi.

Tapi ternyata, Rama tidak sampai disitu. Dia membereskan kembali hair dryer, kemudian duduk di belakang Rosa. Mulai mengepang.

“Aku belajar dari video, jadi mau coba praktek di rambut kamu.”

Rosa mengangguk kecil. Telapak tangannya yang masih lecet juga tidak bisa untuk mengepang. Rasanya perih saat helaian rambut menyentuh bagian yang terbuka. Jadi dia membiarkan Rama yang melakukannya.

“Makasih,” katanya kemudian.

Sudut bibir Rama tertarik, memunculkan lesung pipitnya. “Hm,” jawabnya singkat. “Sorry ya kalau belum rapi.” Rama mengaitkan karet rambut sekali lagi.

“Gak apa-apa. Lumayan, kok,” jawab Rosa saat Rama memberikan cermin. Dia melihat rambutnya yang tertata rapi. Kemudian mengembalikan cermin dan gelas kosong pada Rama.

“Kamu udah kasih tau Angkasa?” tanya Rama tiba-tiba.

Rosa membulatkan matanya. Dia belum memberi tahu Rama kalau Angkasa tidak ada kabarnya sejak seminggu yang lalu. Rosa menarik napas sebelum menggeleng. “Kak Asa gak bisa dihubungi, udah seminggu lebih,” akunya.

Duduk di kursi lagi, Rama menatap Rosa, “Gak bisa dihubungi gimana? Nomornya ga aktif?” Rama berusaha agar suaranya tidak terlalu memaksa.

“Iya, gak aktif nomornya,” jawabnya.

Ada yang bergejolak di hati Rama saat melihat Rosa tertunduk begitu. Dia tahu, sangat tahu, kalau Rosa juga menyukai Angkasa. Bagaimana tidak, Rama lah yang memberikan kesempatan itu.

Karena dialah yang selalu memberi tahu Angkasa jika Rosa sudah 'bertengkar' lagi dengannya. Rama yang memberi Angkasa alasan untuk datang. Meskipun alasan-alasan itu tidak menjadi alasan Angkasa pada akhirnya. Tapi, tetap saja Rama juga turut andil dalam perkembangan hubungan Rosa dengan Angkasa.

Tapi kalau begini balasan cowok itu, Rama gak akan segan untuk memberinya pelajaran.

“Biar nanti aku coba cari tau, Sa,” katanya kemudian.

Rosa menggeleng, “Gak usah, Kak. Sebelum menghilang, Kak Asa bilang gak akan ganggu aku liburan. Mungkin Kak Asa juga lagi pergi liburan juga. Aku tunggu sampe masuk sekolah aja.”

“Tapi, Sa, gak sopan banget kalau tiba-tiba hilang. Gak ngabarin apa-apa. Sok penting banget,” Rama benar-benar marah sekarang. Bagaimana bisa orang itu membuat Rosa menunggu?

“Kak, Kak Asa udah bersedia nunggu. Aku juga bisa nunggu,” Rosa tersenyum.

Senyum yang membuat Rama terpana. Di depannya, Rosa tidak pernah tersenyum seperti itu. Senyum itu menyihirnya. Membuat Rama mengangguk tanpa bisa memberikan perlawanan lagi.

-o0o-

Malam tahun baru dilewati Rosa bersama dengan Nenek, Rama, Uwa, Ira, dan Andi, juga Tiara. Mereka membakar jagung, dan ubi, juga menyalakan kembang api dan petasan.

Lalu tanpa disangka, satu per satu warga datang dan ikut meramaikan suasana.

Ternyata, bukan tanpa undangan. Rama yang mengundang semua orang. Segera setelah dia ikut ronda bersama bapak-bapak, lalu ikut berkebun dengan ibu-ibu, dan berkenalan dengan anak-anak juga main bersama dengan mereka, Rama berubah menjadi artis dadakan.

Semua orang menyapanya saat dia jalan-jalan dengan Nenek. Semua orang tersenyum padanya saat lewat dan berpapasan dengan Rama.

Bahkan Rosa yang hidup selama enam tahun di sana tidak seakrab itu dengan warga desa. Tapi Rama yang baru seminggu di sana langsung menjadi pusat perhatian sekampung.

Jadi, malam tahun baru yang sederhana ini berubah menjadi semarak dan ramai. Semuanya karena satu orang, Rama.

Rosa melirik Rama yang sedang tertawa dengan sebagian pemuda. Membahas sesuatu yang tidak bisa Rosa dengar.

“Kak Rama jadi pusat perhatian orang-orang, ya, Sa,” Tiara duduk di sebelahnya sambil membawa dua bonggol jagung bakar. Memberikan satu kepada Rosa dan satu lagi untuknya.

“Tukang tebar pesona,” ucap Rosa tak acuh.

Tiara tersenyum, “Tapi pesonanya emang kuat banget sampe menarik semua orang gini,” jawabnya.

Rosa hanya mengangkat bahu tak peduli. Ingat bahwa Rama memang seperti itu. Sama halnya di sekolah, menurut beberapa cewek di kelasnya Rama itu ganteng banget. Cowok yang bisa dijadikan pacar katanya. Vira salah satunya, dia yang terang-terangan bilang kalau dia suka Rama, pada Rosa.

Dan Rosa tidak bisa menemukan alasan yang bagus untuk itu.

Dia benci Rama.

Titik!

-o0o-

Rama mundur sebentar saat melihat Rosa menguap dan mengucek matanya pelan. Tapi dia masih tersenyum dan menanggapi obrolan denga Tiara juga beberapa teman lama Rosa yang juga datang malam ini. Rama berjalan mendekati Rosa dan berbisik kepadanya.

“Mau masuk rumah? Kamu capek?”

Rosa mengerjap dan melihat Rama yang berada di belakangnya. “Gak apa-apa, aku mau liat kembang api,” jawabnya dengan polos.

Rama mengulum senyum, “Apa aku nyalain kembang apinya sekarang aja?”

Rosa langsung menggeleng, “Terus artinya tahun baruan apa kalau kembang apinya dinyalain sebelum tahun baru?”

Rama nyengir dan mengangguk-angguk. “Kasih tau aku kalau udah capek dan mau tidur. Ya?”

Rosa mengangguk.

Rama berdiri lagi dan melambaikan tangan singkat pada cewek-cewek di sekeliling Rosa, sebelum kembali ke tongkrongan bapak-bapak dan pemuda.

Lalu Rosa bisa melihatnya, tatapan meleleh dari teman-temannya. Rosa memutar bola mata dengan malas.

Dasar tukang tebar pesona!

-o0o-

Besoknya Papa datang. Wajahnya langsung khawatir melihat kaki Rosa yang masih dibebat. Tapi kemudian Papa mengendalikan dirinya dengan cepat. Tahu betul kalau Rosa tidak mau melihatnya terlalu cemas.

Dari kesibukan semua orang, Rosa tahu akan diadakan peringatan tujuh tahun meninggalnya Mama. Tanggal yang begitu ditakutinya. Semua orang sibuk menyiapkan semua hal untuk acara.

Sebagian orang di kampung datang untuk membantu.

Tapi Rosa mengurung diri di kamar Nenek saat semua orang berkumpul untuk mendoakan Mama setelah magrib. Rosa tidak bisa. Dia duduk di ranjang Nenek memanjatkan doanya sendiri.

Lalu tanpa diundang, kelebatan ingatannya muncul. Rosa menarik napas. Tapi tenggorokannya tidak mau terbuka. Dia tidak tahu kapan napasnya kembali datang saat jantungnya terasa meledak. Air matanya meleleh. Bergelung di selimut nenek, Rosa merasa terseret ombak.

Ombak yang membawanya pada ingatannya hari itu, dimana mimpi buruknya berawal. Hari di mana senyumnya lenyap. Hari dimana kebahagiaanya hanyalah kenangan. Dimana Mamanya menghilang. Hatinya hilang. Hidupnya hilang.

-o0o-

1
Nulis terus✍️💪
Saling support ya kak. mampir juga di karya aku"Dokter Bucin" ☺️
Nulis terus✍️💪
Saling support ya kak ☺️
Nulis terus✍️💪
Hallo kak, aku mampir di karya kakak. semangat ya 🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!