Suami Pelit Dan Mertua Kejam

"Sudah beres ran??? " tanya bu Ningsih

"Ya bu sudah mahal banget bu padahal cuma sebentar udah habis empat ratus lima puluh ribu bu"  Randi yang super pelit itu pun merasa emang ketika harus membayar berobat istrinya yang dia bilang mahal

"Ya ampun ran yang penting kan istri dan calon anak kamu gak kenapa napa" ucap bu Ningsih

" kamu lain kali harus hati hati mel kalau kayak gini kan rugi jadinya " omelin Randi ke istrinya

Melli hanya diam dan bu Ningsih menggeleng geleng kan kepala nya karena terlampau pelit

Akhirnya mereka pun pulang

" rayya bantu mbak mu " teriak Randi di teras rumah

Rayya pun keluar dan memapah melli menuju kamar nya

"Mbak gak apa apa kan??? " tanya rayya karena khawatir dengan mbak ipar dan calon keponakan nya

"Alhamdulillah rayya kita baik baik saja" ucap melli

" udah mbak istrhat aja" melli pun tidur karena perut nya masih merasa nyeri

Randi menjemput ibu nya karena harus ombak setelah nganter melli pulang dan harus menjemput ibu nya

"Mbak gak usah terlalu mikirin mas Randi ya mbak harus utamakan kesehatan mbak dan calon keponakan aku" ucap rayya sendiri melihat mbak iparnya dan mengelus perut mbak iparnya

"Iya rayya aku juga nyesel hampir aja aku kehilangan anakku " ucap melli sambil menegkus perut nya yang masih rata

"Kan mbak sekarang punya uang jangan sampai apa yang mbak pengen mbak tahan " ucap rayya

"Iya rayya makasih ya setidak nya meskipun mas Randi tidak terlalu perduli dengan aku tapi ada kamu sama ibu " melli tersenyum ke arah adik iparnya mereka pun berpelukan

Tak lama kemudian bu Ningsih dan Randi pun datang

Bu Ningsih duduk di ruang televisi bersama dengan rayya

"Bu bilangin lah mas Randi " bisik rayya ke ibu nya

"Kan kita gak tau rayya sama siapa dan gak ada bukti " ucap bu Ningsih yang gak mau seenak nya nuduh anak nya

"Hmmmm aku ada curiga sama seseorang Buu" ucap rayya sontak bu Ningsih pun menatap anak nya

"Siapa" ucap bu Ningsih sambil mengerutkan alis nya

" anak kost baru di bu indah kan itu satu pabrik sama mas Randi apa lagi aku pernah lihat ketika mas Randi di teras dia nyamperin mas Randi Buu" cerita rayya panjang lebar ke ibu nya

"Waahh bisa jadi apalagi kan pernah ngasih kita ayam bakar waktu itu rayya" ucap bu Ningsih

Karena mereka saling bisik bisik

Randi yang sedang makan melihat adik dan ibunya pun mengerutkan alis

"Ibu sama rayya ngapain sih" teriak Randi ke arah ruang televisi

Karena letaknya meja makan ke arah ruang TV hanya di sekarang dengan rak televisi saja jadi pasti terlihat

Rayya dan bu Ningsih pun bodo amat dengan Randi

"Apa sih kepo" jawab Rayya jutek

" terus gimana Rayya bair ada bukti kita " ucap bu Ningsih

"Tenang bu nanti aku sadap aja HP mas Randi nanti ketika mandi aku cek HP nya biar aku sadap" jawab Rayya menyusun rencana

"Tapi kita jangan cerita ke melli rayya aku gak mau jika dia stress " bu Ningsih sangat khawatir karena tau bagaimana kondisi ibunya dulu ketika mengandung adik nya dengan keadaan stres berat

" iya bu tenang " rayya mengangkat jempol nya

Dan tak lama setelah makan benar saja randi pun mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi dan beruntung bagi rayya karena ponsel Randi tertinggal di meja makan

" bu ponsel mas Randi di meja makan waktunya beraksi " ucap rayya berdiir dan berjalan ke arah kamar mandi untuk memastikan jika mas nya sudah mandi

Dan berjalan ke arah meja makan mengambil ponsel nya dan beruntung nya ponsel mas Randi tidak pakai sandi setelah raya utak atik ponsel mas nya dan ponsel nya sendiri untik di sambungkan akhirnya selesai

"Rayya cepet tuuh mas mu udah mau selesai kayak nya " ucap bu Ningsih takut Rayya ketahuan karena suara air dari kamar mandi sudah tidak tersebagr pertanda yang sedang mandi pun hampir selesai

" iya bu " Rayya pun berlari kecil dan menaruh ponsel mas nya kembali ke meja makan

" sedang apa Rayya" ucap Randi ketika melihat Rayya sedang di meja makan dan melihat Rayya memegang ponsel nya pun menegur adik nya spontan Rayya pun kaget. "Haduh mas bikin kaget aja aku mau minum " Rayya pun beralasan

Randi pun tak menjawab dan ambil ponsel nya di meja makan dan langsung masuk ke kamar

Ketika masuk ke kamar terlihat istrinya sedang tidur dengan pulas dan terdengar dengkuran kecil dari istrinya

" ya ampun aku sampai lupa bagaimana nasib aliyah yang langsung aku tinggal tadi" Randi pun menepuk jidat nya sendiri karena lupa dengan aliyah karena tadi langsung ia tinggal di taman

Dan Randi pun mencoba untuk menelpon nya beberapa kali namun gagal tidak aktif

"Haduuh aliyah pasti marah dengan kuu" gumam Randi yang kebingungan

"Ah nanti malam saja rumah sudah sepi aku keluar aku temui dia di kost nya" gumam Randi tangan akn menghampiri aliyah di kost nya

.

.

Dan benar saja sesuai rencana Randi pukul sepuluh malam dia keluar rumah karena dari tadi dia menelpon Rayya tak ada jawaban sama sekali

Dengan menoleh kanan dan kiri dia melihat situasi agar tidak ketahuan dan Randi berjalan ke arah kost aliyah

Ketika sampai Randi heran karena lampu kamar aliyah masih padam

"Cari siapa mas " tanya vivi tetangga kost aliyah

"Oh ini mbak aliyah belum pulang kerja?? " tanya Randi ke teman kost aliyah

"Iya mas belum gak tau kemana dari tadi belum pulang sama sekali" ucap teman kost aliyah

"Kamu kemana sih aliyah bikin aku khawatir aja" gumam Randi

"Ya sudah mbak terima kasih" Randi pun berlalu dari kost aliyah

Randi pun tampak gusar karena tidak dapat kabar apapun dari aliyah telepon  nya pun dari tadi tidak di angkat

Dia mondar mandir tidak jelas di teras rumah nya

.

.

Di sisi lain Rayya memantau chat mas nya yang sudah di sadap di HP nya

"Wahhh kan bener jadi nama orang itu aliyah" gumam Rayya sambil manggut manggut dengan membaca chat Randi ke aliyah yang tak kunjung ada jawaban

"Jadi tadi benar apa kata mbak melli mas Randi gak lembur tapiiiii malah keluar dengan cewek gatal ini" gumam Rayya dengan meremas bantal karena geram dengan mas nya

" awas kamu mas kamu salah besarr bisa bisa nya melupakan permata hanya demi kerikil di jalanan " ucap Rayya menggenggam ttanag penuh dengan amarah