Xin yan yang baru berumur 9 tahun harus melihat kakaknya sendiri mati dengan matanya, pada saat hari pernikahan kakaknya Xún yan dan sang Kaisar.
kecantikan Xún Yan sangat membuat iri para Selir Kaisar. mereka pun bersatu dan merencanakan untuk membunuh Xún Yan pada malam pertamanya, Pemaisuri merupakan kepala yang mengatur pembunuhan tersebut dengan serapi mungkin.
Xin Yan ikut kakaknya ke istana karena kedua orang tuanya telah tiada, dan pada malam pertama ia yang nakal diam-diam masuk ke kamar kakaknya untuk mengejutkanya, namun tragisnya ia harus melihat kejadian berdarah. kakaknya yang tak sengaja melihat ia bersembunyi di bawah kasur, memintanya untuk tetap diam, walau sudah berluruman darah. para Selir tertawa menikmati menyiksa dan membunuh Xún Yan, saat itulah muncul Balas Dendam Terbesar di hati Xin Yan untuk kematian kakaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Sampainya mereka bertiga di pasar kota, Xin Yan dan Putri Mei Ling, begitu sangat gembira saat melihat banyak dagangan. Dari perhiasan, permainan sampai makanan.
Apa yang menurut mereka menarik, mereka akan membelinya, dan tentu saja yang membayar semuanya adalah Pangeran Mahkota Li Wei, itu mengapa Putri Mei Ling sangat senang apabila kakak pertamanya ikut.
...----------------...
Sementara di istana, Kaisar Jinxing sedang merawat dan memanjakan istri kesayanganya, Selir Àn Mei di ruangan kerjanya, karena dia berhasil hamil, Selir Àn Mei yang mendapatkan perhatian lebih dari kaisar, tentu memanfaatkanya, ia terus berada di samping Kaisar Jinxing, dan terus meminta keinginan duniawinya.
Bahkan sang Permaisuri yang ingin memiliki waktu dengan Kaisar, malah di tolak oleh Kaisar langsung, dengan alasan, Selir Àn Mei lebih membutuhkannya.
Kini ia merasa sendiri, kedua anaknya lebih memilih merayakan tahun baru dengan Xin Yan, dan ia yang ingin mendapatkan perhatian sang Kaisar di tahun baru itu, malah kalah dari sepupunya Selir Àn Mei.
Perasaan yang takut sendiri, berkecamuk di pikiran Permaisuri Mingmei, apalagi, kedua kepercayaan nya yaitu Selir Ye Yuàn dan Selir Zhen Yi, telah tiada dengan tragisnya meninggalkan dirinya sendiri. Kini salah satu orang yang terpikirkan bisa menemaninya di tahun baru ialah Selir Coū.
Dengan setenga harapan ia pergi sendiri mencari keberadaan Selir Coū di kediamannya. Sesampainya ia di kediaman Selir Coū, ia di kagetkan dengan banyaknya wanita bangsawan yang berlalu lalang di dalam kediaman Selir Coū. Dengan raut wajah mengkerut, Permaisuri Mingmei mencari keberadaan Selir Coū. Selama ia melewati para wanita bangsawan, disitu juga dia di beri jalan dan rasa hormat.
"ah salam yang mulia Permaisuri..."ucap mereka semua serentak dan memberi jalan kepada Permaisuri Mingmei.
Permaisuri Mingmei berhenti di salah satu wanita bangsawan untuk menanyakan keberadaan Selir Coū. Dan dengan ramah wanita bangsawan itu mengantarkan Permaisuri Mingmei ke tempat Selir Coū berada.
Di gajebo kecil dengan di hiasi kolam teratai, ada Selir Coū dan seorang wanita bangsawan. Ia sedang menjelaskan produk krim yang berada di tanganya dengan baik kepada wanita bangsawan itu.
Permaisuri Mingmei yang melihatnya, tentu terheran-heran. Ia berjalan cepat mendekati Selir Coū.
"ada apa ini?"tanya Permaisuri Mingmei langsung saat sampai di tempat Selir Coū.
Melihat kedatangan Permaisuri Mingmei, Selir Coū dan salah satu wanita bangsawan langsung memberi hormat. Sang wanita bangsawan saat melihat Permaisuri Mingmei yang ingin berbicara dengan Selir Coū, ia pun langsung undur diri.
Saat semua orang telah di bubarkan oleh Permaisuri Mingmei, barulah Permaisuri Mingmei dan Selir Coū bisa berbicara.
Selir Coū menjamu kedatangan Permaisuri Mingmei dengan menyajikan minuman kesukaan Permaisuri Mingmei. Mereka berbicara di ruangan Selir Coū.
"sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan Selir Coū!?"tanya Permaisuri Mingmei dengan nada suara cukup tinggi.
"ampun yang mulia Permaisuri, saya hanya memperkenalkan krim kecantikan kepada teman-teman bangsawan saya saja yang mulia"ucap Selir Coū yang sedikit takut.
"krim kecantikan? Apa-apaan ini, sejak kapan seorang Selir Coū menjadi pedangang? Dan kenapa aku tidak tahu samasekali"lirih Permaisuri Mingmei bertanya.
"haha, soal itu..., saya sebenarnya, eeem..."Selir Coū tidak bisa menjawab pertanyaan dari Permaisuri Mingmei, ia tidak bisa mengatakan bahwa ia sedang membantu Xin Yan. Permaisuri Mingmei akan pasti memarahinya atau bahkan yang terburuk Permaisuri Mingmei akan membencinya seperti membenci Xin Yan.
"Selir Coū? Apa yang sedang kamu sembunyikan dari ku!"sarkas Permaisuri Mingmei, ia mulai tidak sabaran dengan Selir Coū.
Mendengar sentakan Permaisuri Mingmei, Selir Coū langsung turun dari tempat duduknya dan bersujud. Ia dengan wajah ketakutan, meminta maaf kepada Permaisuri Mingmei dan menceritakan semuanya tanpa menyembunyikan apapun. Ia memberitahukan bahkan ia bekerja sama dengan Xin Yan, karena bayaran Xin Yan yang besar dan sangat menguntungkan Selir Coū. Ia menceritakan semuanya kepada Permaisuri Mingmei.
"apa?"lirih Permaisuri Mingmei, menatap wajah Selir Coū dengan penuh rasa kecewa.
saat mendengar semua penjelasan dari Selir Coū, Permaisuri Mingmei sudah tidak berbicara apa-apa lagi. Ia merasa kecewa, ia tidak menyangka bahkan Selir Coū sendiri dengan lancangnya mulia berteman dengan Xin Yan.
Ia keluar dari ruangan Selir Coū, dengan diam. Selir Coū berkali-kali memanggil Permaisuri Mingmei, namun percuma, Permaisuri Mingmei tidak menanggapi panggilan Selir Coū.
...----------------...
"aaah aku lapar..."ngeluh Putri Mei Ling, sambil menahan perutnya.
Untungnya pada saat Putri Mei Ling mengeluhkan bahwa ia lapar. posisi mereka berdiri sangat dekat dengan tempat makan di pasar kota.
"baiklah, mari kita singgah dulu untuk makan"pungkas Pangeran Li Wei, ia menyadari bahwa adiknya itu sengaja mengatakan itu, agar Pangeran Li Wei peka.
"yeeeey.... Ayok Ileana, makanan di sini sangat enak, kamu pasti akan selalu minta tambah"seru Putri Mei Ling, sambil menarik tangan Xin Yan berjalan untuk masuk.
Sementara Pangeran Mahkota hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya itu. Dia tidak menyangka bahwa adik yang ia pikir keras kepala dan sombong itu, akan luluh dengan Xin Yan. Bahkan malah suka menempel dengan Xin Yan.
Di dalam hati Pangeran Li Wei berharap jika suatu saat nanti, ia bisa memiliki seorang istri yang mirip dengan Xin Yan, adiknya akan pasti sangat dekat denganya.
Bersambung...
6 cangkir kopi buat author biar tambah semangat
semoga balas dendam nya lebih sadis lagi ya karena gue suka tuh Ama yg sadis sadis