Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shock
Seolah tak bisa bersuara, Sifa yang masih shock dengan apa yang dilihat hanya menggumamkan nama kekasihnya.
Lalu perlahan mundur dengan kaki yang sedikit gemetar dan jantung yang berdetak tidak normal.
Brug!
Sifa jatuh di dalam toilet yang kebetulan sepi, hanya dirinya yang ada disana, sedari tadi menahan kakinya tak kuat dirasa, hingga air mata menetes sambil bersimpuh dilantai yang dingin.
"Bajingan, apa yang sudah kau lakukan dibelakang ku?" Gumamnya lirih di tengah tangisan yang berusaha mati-matian dia tahan.
Tangan Sifa meraih sesuatu, rupanya deringan ponselnya berbunyi, dan segera diangkatnya.
"Beby, dimana kamu?, aku akan segera menuju ke kantor, tunggu aku ya?" Suara itu bukan lagi membuatnya senang justru seperti tajamnya pisau yang menyayat semakin dalam.
"Iya"
Segera di putuskan sambungannya oleh Sifa setelah menjawabnya.
Menguatkan diri, itulah yang penting dilakukan dalam pikirannya, berusaha berdiri kembali dan merapikan pakaiannya, Sifa berjalan keluar setelah masuk ke dalam toilet dan memuntahkan isi perutnya.
Hidangan rupanya telah tersedia, dengan wajah yang dingin Sifa terdiam dan memanjatkan doa, memasukkan makanan ke dalam mulutnya, kelihatan tenang dan tak perduli lagi jika ada seorang laki-laki yang akan menunggunya.
Hampir satu jam Sifa ada di Cafe itu, setelah melihat jam yang bertengger di lengan kirinya, segera berdiri dan membayar makanan yang sudah di nikmati.
"Mbak Sifa baik-baik saja?" Tanya seseorang yang rupanya memperhatikan.
Sifa memaksa tersenyum, menunjukkan keramahan akan wanita yang lama dikenal karena pelayanan yang dilakukan setiap Sifa ke Cafe, lalu mengangguk perlahan dan pergi menuju Perusahaan yang masih menjadi tempatnya bekerja.
Kurang lebih sepuluh langkah lagi Sifa akan sampai disebuah pintu ruangan kerja miliknya, berjalan lurus dan seperti yang dia duga, saat membukanya sudah ada Kekasihnya menunggu disana.
"Oh my God, kenapa lama sekali beb, aku menunggumu di sini sudah satu jam lebih, darimana saja?"
"Makan siang" jawab Sifa singkat menjawab pertanyaan HANSYAH PRADITYA yang biasa dia panggil Hans.
Sikapnya masih tidak berubah, malah terkesan lebih manis dari biasanya, membuat Sifa menatap Hans yang kini tepat di depannya.
"Ada apa beb, kamu membuat ku takut, oh apakah kamu merindukan ku?" Tanya Hans dengan senyuman dan kedipan matanya.
Sungguh, seandainya bisa dilakukan, Sifa rasanya mau muntah melihat tingkah Hans saat ini, bahkan merasa jijik saat melihat mulutnya yang berucap mesra setelah beberapa saat lalu menyatu dengan bibir wanita lain.
"Lihat ini" hanya itu yang dilakukan Sifa, dan menunjukkan berkas yang diambilnya dari laci meja kerjanya.
Hans segera mengambilnya, lalu membaca dan mengamati.
"Ini sudah terjadi kan beb, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan" tanggapan dari Hans yang membuat Sifa tersentak.
"Bukan masalah itu, tapi bagaimana isi kontrak itu bisa berubah, bukankah setelah selesai membuat kontrak, selanjutnya tugasmu meminta persetujuan atasan?"
"Tunggu, kamu menuduhku beb?"
"Tidak, aku hanya heran, bagaimana bisa isi kontrak itu berubah setelah berkas itu tidak ada lagi di tanganku" ucap Sifa.
"Mana aku tau, tugasku hanya meminta persetujuan Direktur perusahaan kita pak Ruslan Smith, selesai" jawab Hans.
Sifa terdiam, hanya senyuman samar terlihat di bibirnya, membuat Hans merasa tak tenang dan memperhatikan.
"Seperti membersihkan tangan yang kotor, semua mencari air jernih untuk mencuci tangan dengan mencelupkannya, tanpa perduli akan mengotori airnya, aku semakin bisa menebak apa yang terjadi" ucap Sifa masih menatap Hans dengan intens.
"Maksudmu Beb?"
"Perusahaan yang mengikat kontrak disini mendapat keuntungan lebih jika kita terus melanjutkan, artinya perusahaan kita akan rugi, dan tentu saja aku harus memutuskan kontraknya sebagai bentuk tanggung jawab ku"
"My God beb, kenapa harus di putuskan, lanjutkan saja, kerugian perusahaan kan bisa di ganti gaji mu dengan di potong perbulan, aku rasa Pak Ruslan akan setuju, ini hanya tiga tahun, biar aku nanti yang akan mengurusnya, bagaimana?"
Deg.
Lancar sekali mulut baji-ngan bernama Hans itu berucap seolah mencari solusi.
Tentu saja Sifa terkesiap, diam dan mendengarkan saja ocehan laki-laki yang ada di depannya, lalu_
Terdengar Sifa tertawa cukup keras, dan tak pernah sebelumnya dilakukan, apalagi di depan Hans, hingga membuat orang-orang yang tak sengaja mendengar terkejut, apalagi Hans yang langsung kicep di buatnya.
"Beb, are you okey?" Ucap Hans.
Sifa menatap kembali raut wajahnya, kembali ke mode awal dan berbicara.
"Sepertinya semua sudah ada yang men seting hal ini, rencana yang luar biasa, menempatkan ku sebagai mangsa untuk mencapai apa yang kalian inginkan, perusahaan Sparta Group rupanya sangat pintar menjalin hubungan, bahkan kau bisa lebih intim dengan wakil direktur nya, luar biasa"
Hans terperanjat, seketika berdiri dan tentu saja tidak akan membiarkan harga dirinya terancam.
"Apa maksud mu beb?!"
"Tidak usah basa basi, kita putus dan jangan memanggilku Beb, karena kuping ku sakit mendengarnya, silahkan lampiaskan nafsumu ke wakil direktur itu tanpa sembunyi-sembunyi lagi dariku"
"Kau keterlaluan Sifa, selalu merasa benar dan menganggap orang di sekitarmu lebih rendah!" Sahut Hans.
"Lalu, apa yang bisa aku benarkan dari kemesraan kalian dengan tanganmu yang gerayangan memuaskan nafsu wanita itu, bahkan kalian berciuman di tengah makan siang mu"
"Apa?!, kau memata-matai ku?" Hans malah protes alih-alih merasa bersalah.
"Aku bukan orang yang kurang kerjaan Hans, hanya saja mungkin Tuhan ingin membantu ku menunjukkan seorang Bajingan yang menyamar menjadi kekasihku yang penuh perhatian"
"SIFA!"
Teriak Hand tidak terima.
"Berani sekali kamu berteriak di depanku" ucap Sifa dengan tatapan tajamnya.
"Kau yang memutuskan ku Sifa, bukan aku, jadi jangan salahkan aku" ucap Hans lalu keluar begitu saja.
Sifa tertegun, diam dan menunduk melihat cincin tunangan yang melingkar di jarinya, satu bulan lagi, benar, satu bulan lagi pernikahan sudah di rencanakan, namun semuanya hancur, sedalam apa lukanya saat ini?, sungguh Sifa sampai tak bisa menangis menghadapi.
"Ibu, Ayah_" ucapnya lirih dalam bibir yang bergetar menyebutkan.
*
*
Esok hari yang masih sama, Sifa berjalan memasuki ruangan kerjanya, sebuah pesan di dapatkan, dan sekarang juga di tunggu di dalam ruangan sang Direktur Perusahaan.
Kini Sifa sudah duduk di depan sang Atasan, bersiap mendengarkan apapun yang sudah dia perkirakan hal ini pasti akan menyakitkan.
"Bagaimana, apa masalahnya sudah teratasi?" Tanya Ruslan.
"Masalah tidak bisa saya selesaikan tapi saya akan bertanggung jawab melakukan pencabutan kontrak kerja"
"Kamu tau konsekuensinya?"
"Tentu saja pak, membayar ganti rugi sebesar 500 juta"
"Bagus, berarti kau sudah mempersiapkan uangnya bukan, karena ini kesalahan mu, jangan berani-berani memakai uang perusahaan"
Sifa terkejut, apa-apaan atasannya ini, bukankah disana harusnya dia yang lebih bertanggung jawab, kenapa malah semua ditimpakan padanya bahkan uang ganti ruginya.
"Maaf Pak, tapi dalam masalah ini, ada anda sebagai pimpinan yang ikut andil besar, sudah sewajarnya perusahaan juga dilibatkan"
"Tidak bisa, ganti rugi harus kamu yang menanggung nya, akupun terjebak karena mempercayai mu, tapi nyatanya malah merugikan ku, atau jangan-jangan kamu me jebakku dan memang bekerjasama dengan mereka!"
"Apa?!, anda sudah gila!" Sahut Sifa tak terima.
"Kurang ajar sekali kau mengatai ku gila, pantas Hans tak tahan dengan mu, dan mulai besok jangan bekerja lagi di perusahaan ini!"
Blar
Bagai disambar petir, semua perkataan Ruslan sungguh tak disangka sama sekali, dirinya di pecat, masih harus mengganti rugi dan sang pimpinan sepertinya lebih percaya mantan kekasih brengseknya.
"Jangan harap aku akan tinggal diam" batinnya sambil menatap Ruslan dengan tajam, lalu pergi dari tempat itu tanpa permisi lagi.
jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH, dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.
kyknya hrs memunculkan pesaing biar mereka sadar akan perasaannya..