NovelToon NovelToon
BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:913
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Yanti

Widuri Azzahra, seorang gadis cantik yang lahir di Cianjur tepatnya di sebuah desa di kabupaten cianjur, namun saat ia sudah berusia 15 tahun Widuri di bawa pindah ke Bandung oleh kedua orang tuanya, Widuri tumbuh menjadi gadis cantik, saat ia menginjak sekolah menengah atas, Widuri bertemu dengan Galuh, selang beberapa bulan mereka berpacaran, namun salah satu pihak merugikan pihak yang lain, ya sayang sekali hubungan mereka harus kandas, karena Galuh yang kurang jujur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Jejak Masa Lalu

Malam itu, Widuri merenung di balkon kamarnya. Dia memutuskan untuk tidak membalas surat itu. Baginya, kata-kata maaf dari Galuh sudah cukup untuk menutup bab itu dalam hidupnya.

"Yang penting sekarang adalah masa depan," bisik Widuri pada dirinya sendiri sambil menatap bintang-bintang di langit.

Damar, yang mengirim pesan padanya malam itu, menulis:

"Aku yakin kamu bisa melalui semuanya, Wid. Kamu adalah bintang yang bersinar di jalurmu sendiri."

Widuri tersenyum kecil, merasa lebih kuat dari sebelumnya.

---

Beberapa minggu sebelum keberangkatan ke lomba seni tingkat nasional, Widuri menerima undangan dari sekolahnya untuk menghadiri acara perpisahan OSIS. Meski awalnya ragu, dia akhirnya memutuskan untuk datang setelah Damar menyarankan bahwa ini bisa menjadi momen untuk benar-benar menutup bab masa lalunya.

"Kadang, menghadapi masa lalu itu lebih baik daripada terus menghindar," kata Damar meyakinkan.

Widuri akhirnya tiba di aula sekolah yang sudah dihias penuh warna. Musik lembut mengalun, dan para anggota OSIS—baik yang lama maupun baru—terlihat sibuk menikmati acara. Dia mengenakan gaun sederhana berwarna biru muda, yang membuatnya terlihat elegan tapi tetap rendah hati.

"Wid, nggak nyangka kamu mau datang," ujar salah satu temannya, Rani, sambil memeluknya.

Widuri hanya tersenyum kecil. "Aku juga nggak nyangka bakal ada di sini."

Namun, suasana berubah ketika dia melihat Galuh di sudut ruangan. Pemuda itu tampak gugup begitu mata mereka bertemu. Untuk beberapa detik, keduanya hanya saling menatap tanpa berkata apa-apa.

 

Sementara itu, Damar yang datang menemani Widuri memilih untuk menjaga jarak. Dia tahu ini adalah momen penting antara Widuri dan masa lalunya.

Widuri akhirnya memutuskan untuk mendekati Galuh. Baginya, tidak ada gunanya terus menghindari seseorang yang pernah menjadi bagian besar dalam hidupnya.

"Galuh," sapa Widuri dengan nada datar.

Galuh terlihat terkejut, tapi dia segera berusaha tersenyum. "Hai, Wid. Aku nggak nyangka kamu mau nyapa aku."

"Aku nggak mau ada beban lagi," jawab Widuri singkat.

Mereka berdua duduk di salah satu meja kosong di dekat panggung. Awalnya, percakapan terasa canggung, tapi Galuh akhirnya memberanikan diri untuk bicara.

"Aku tahu aku nggak punya hak untuk bilang ini, tapi aku minta maaf lagi, Wid. Aku nyesel banget sama semua yang udah aku lakukan dulu."

Widuri mengangguk pelan. "Aku tahu, Gal. Aku udah baca surat kamu. Tapi aku juga udah memutuskan untuk nggak membalasnya."

Galuh menunduk, merasa malu. "Aku ngerti. Aku cuma pengen kamu tahu, aku nggak pernah berhenti nyesel."

Widuri menarik napas dalam. "Aku nggak marah lagi sama kamu, Gal. Tapi aku juga nggak bisa kembali ke masa lalu. Hidupku udah berubah, dan aku harap kamu juga bisa menemukan jalur kamu sendiri."

Percakapan itu singkat tapi penuh makna. Setelah beberapa saat, Galuh memilih untuk meninggalkan ruangan, memberikan Widuri ruang untuk menikmati acara tanpa beban.

 

Damar, yang memperhatikan dari kejauhan, segera mendekati Widuri setelah Galuh pergi.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Damar lembut.

Widuri mengangguk. "Aku lega. Akhirnya aku bisa bilang semuanya tanpa rasa marah atau benci."

Damar tersenyum. "Kamu memang luar biasa, Wid. Aku selalu kagum sama caramu menghadapi semuanya."

"Terima kasih, Dam," jawab Widuri sambil tersenyum.

Malam itu, acara perpisahan OSIS menjadi momen penutupan yang sempurna untuk Widuri. Dia merasa seperti telah melepas beban yang selama ini menahannya.

 

Setelah acara berakhir, Widuri dan Damar berjalan pulang bersama seperti biasa. Di bawah langit malam yang penuh bintang, mereka berbicara tentang masa depan.

"Aku udah daftar jadi sukarelawan di sebuah yayasan seni," kata Damar tiba-tiba.

Widuri terkejut. "Kapan kamu daftar? Kenapa nggak bilang-bilang?"

"Aku pengen kasih kejutan. Lagian, aku pikir ini bisa jadi cara aku buat bantu lebih banyak orang lewat seni."

Widuri tersenyum bangga. "Kamu selalu punya cara buat bikin aku kagum, Dam."

Malam itu, Widuri merasa hidupnya semakin jelas arahnya. Dengan dukungan dari orang-orang yang tulus menyayanginya, dia yakin bisa menghadapi apa pun yang ada di depan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!