Keyra Putri Utami adalah nama yang di sematkan oleh kedua orang tuanya, sejak usianya delapan tahun dia mengalami kebutaan karena sebuah kecelakaan yang ikut menewaskan kedua orang tuanya.
Keyra di asuh oleh Paman dan Bibi yang begitu sayang kepadanya, yang menyebabkan kedua puteri Paman dan Bibi nya cemburu kepada Keyra.
Hutang sang Paman yang di lunasi oleh sahabat Pamannya kepada seorang juragan tanah, yang menyebabkan Keyra harus berakhir menikah dengan putera sahabat dari Pamannya sebagai penebus hutang keluarga.
Entah bagaimana nasib Keyra si Gadis Buta yang hanya mengenal satu warna saja dalam hidupnya yaitu Hitam, akankah seseorang mampu mengenalkan warna lain selain Hitam kepada Keyra?
Jika kebahagiaan itu harus di jemput, kenapa harus menunggu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putribulan21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Terlalu Buruk
Pov Dewa
Dewana Airlangga adalah namaku, sejak duduk di bangku kuliah aku sudah biasa banting tulang menghidupi diriku sendiri.
Ayah memintaku menjauh dari keluargaku, entah apa tujuannya. Yang jelas aku berusaha keras agar perutku tidak lapar, agar aku bisa bertahan hidup.
Meski semua biaya kuliahku memang di tanggung Ayah, namun untuk biaya sehari hari aku harus peras keringat sendiri agar perutku tak kelaparan.
Aku sering di ejek oleh teman temanku, dan mengatakan aku orang miskin, bahkan Meysha gadis yang aku kagumi begitu sangat menjauhiku.
Yang mereka tahu aku hanya seorang pekerja kasar, buruh serabutan yang miskin. Semua pekerjaan aku lakukan demi bisa bertahan hidup.
Di saat teman temanku menghabiskan waktu dengan bersenang senang, aku harus berjuang sendiri untuk tetap bertahan hidup.
Suatu hari Ayah memintaku untuk menikah dengan puteri dari sahabatnya, awalnya aku menolak namun setelah tahu bahwa gadis yang akan aku nikahi adalah Meysha langsung saja aku setuju.
Namun malangnya aku, rupanya Meysha pun menolakku, juga adiknya Keysha. Aku melihat sosok seorang gadis buta yang mau menikah denganku, entah mungkin karena dia buta yang tak bisa melihat rupaku sehingga dia setuju saja untuk menikah denganku.
Awalnya aku ragu, namun keputusan Ayah tak bisa di ganggu gugat. "Ini demi keselamatanmu Nak, menurutlah kepada Ayah."
Begitulah yang Ayah katakan padaku waktu itu, jadi aku pun menurut saja.
Gadis buta itu juga tak terlalu buruk, namun dia pasti akan jadi beban yang berat karena aku harus merawat istri yang buta.
Setelah hari pernikahanku, aku membawanya untuk tinggal di rumah kontrakkanku. Awalnya dia seperti ketakutan, namun aku berusaha membangun hubungan yang baik dengannya.
"Ayo kenalan, namaku Dewa." Ucapku sambil menarik tangan lembutnya.
Lalu dia pun memperkenalkan dirinya, dia terlihat sangat cantik dan aku baru menyadarinya, bulu matanya yang lentik bergerak gerak ketika dia berbicara.
Aku membiarkan dia istirahat di kasurku sedangkan aku harus tidur di bawah, ini semua demi menjaga perasaannya.
Dan pagi ini aku melihat Keyra istriku sudah mempersiapkan sarapan pagi, kopi panas yang mengeluarkan uap dengan aroma yang wangi.
"keyra bagaimana kau melakukannya?" tanyaku penasaran.
Aku baru sekali saja memeberitahukannya tata letak semua barang yang ada di rumah kontrakkan kecil ini, dan dia sudah hafal semuanya.
"Aku ingat semua barang yang mas simpan satu persatu, dan pagi ini aku hanya membuat nasi goreng semoga mas suka."
Jawabannya membuatku tak percaya, tapi hasil masakannya ada di hadapanku, lalu aku pun melahap masakannya yang rasanya sangat enak.
"Aku sudah menyiapkan seragam kantormu, dan bekal untuk makan siangmu juga sudah aku buatkan."
Aku melongo mendengar apa yang di katakannya, ku kira dia akan menjadi beban dalam hidupku namun rupanya dia mampu melayaniku dengan sangat baik.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk kantor, aku bekerja sebagai staff keuangan di sebuah cabang perusahaan, padahal bisa saja Ayah menempatkan aku dengan posisi tinggi di perusahaan miliknya.
Namun nyatanya aku masih harus berjuang sendiri, aku mematut diri di cermin aku akui wajahku tampan, namun karena aku miskin jadi aku sering di hina bahkan di jauhi oleh para wanita.
Entah apa rencana Ayah selanjutnya? aku pun tidak tahu.