Fell Harder to You
Awalnya Marley merasa biasa saja dengan Elang. Semakin kesini takdir selalu mempertemukan mereka. Berteman dengan kaka dan teman teman kaka nya membuat Marley seperti berada di kebisingan yang tiada henti.
Termasuk Clara ia lah mak comblang bawel nya.
Apakah Marley akan menyukai ketos itu?
atau apakah Marley akan menelan ludah nya sendiri dengan berkata tak akan suka dengan lelaki populer?
Saksikan kisah mereka dii Fell Harder to You yaaa
jangan lupa tinggalin jejakkkk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byanzaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan
"Assalamualaikum..."
Salam dari lelaki di depan pintu. Seluruh murid X Mipa 2 itu menjawab salam dari lelaki bernama Elang itu.
"kurang semangat Assalamualaikum teman teman semua" ucap Elang sembari menebarkan senyum manis nya.
"waalaikumsalam.." ucap kencang dari kelas X Mipa 2 membuat Elang tersenyum.
"izin memperkenalkan diri saya Elangga Atmadewa dan.." terlihat tangan nya menunjuk ke arah wakil nya di samping nya.
Yang di tunjuk juga tersenyum "dan saya Wildan Samudra"
Perempuan di X Mipa 2 berbisik bisik yang masi terdengar oleh Elang dan Wildan.
"mundur lang ganteng nya kelewatan"
"wildann kok manis banget sihh"
"lang jadi pacar aku plis"
Dan masi banyak lagi, membuat Sagara si ketua kelas X Mipa 2 menggebrakan meja menyuruh teman-teman nya diam.
"sebagian disini pasti punya keunggulan tapi malu untuk ngomong ke guru? Visi Misi saya sebagai caketos di sini adalah 'Menyediakan platform bagi siswa untuk mengembangkan bakat dan minat'." ucap nya menggerakan tangan nya. Dan entah kenapa lagi lagi pandangan Elang terus menatap perempuan di baris ke 2.
Wildan mengangguk "benar kata teman saya. Kami menyediakan platform untuk kalian yang malu malu kucing nih. Cara kerja platform ini bot di aplikasi WhatsApp dimana seperti teknik ai. Kita juga ingin bahwa High School Nusantara ini menjadi ajang banyak perlombaan yang bisa kalian ikuti nih man teman...."
Kampanye Calon Ketua Osis dan Wakil Ketua Osis di kelas X Mipa 2 ni benar benar serius. Dimana Elang dan Wildan juga tau murid di sini rata rata pintar.
"hmm sangat berat ya saya kampanye di Mipa 2 ini. Tapi ada yang di tanyakan tentang visi misi saya?" tanya Elang menatap seluruh murid Mipa 2 satu persatu.
Barisan ke 2 perempuan itu angkat tangan "bagaimana jika pihak sekolah masih tidak akan mengakui minat dan bakat kita sebagai murid. Apa yang kamu lakukan kak?"
Ruangan kelas X Mipa 2 ini mendadak sepi dan pertanyaan dari Marley. Ada juga yang menyoraki Marley bahwa itu sangat keren.
Elang tersenyum lalu langkah kaki nya menghampiri perempuan bernama Marley itu. Tangan nya ia simpan di ujung meja Marley. "saya dan wildan berada di ekskul olimpiade. Kita juga pasti akan menguji si pengajuan bakat mereka. Jika sekiranya serius maka saya akan membuktikan pada staf sekolah minat dan bakat mereka harus di acc.." Terjadinya beradu tatap dengan Marley Elang menerbitkan senyum simpul nya.
"apa sekarang kau paham Marley?" masi senyum nya di balas tatapan datar dari Marley dan mengangguk.
Elang menghampiri Wildan kembali "terimakasih atas pertanyaan nya Marley. Mohon dukungan nya untuk saya dan Wildan. Saya dan Wildan pamit undur diri, terimakasih atas perhatian nya. Assalamualaikum" Salam perpisahan dari Elang dan Wildan. Sembari berdadah dadah ria kepada ciwi ciwi Mipa 2.
Setelah keluar dari kelas X Mipa 2 Elang dan Elang duduk di kursi yang di sediakan di sana.
"wkkw capek juga mau istirahat dulu ga lang" tanya Wildan pada Elang. di dahi Elang terdapat keringat. Elang dan Wildan juga sudah kampanye ke 10 kelas dengan pasti suara yang sedikit tinggi agar terdengar. Mereka sisa kampanye ke 5 kelas lagi untuk hari ini.
Elang mengangguk "iya deh lo juga capek pasti dan. Gw mau beli minum dulu di kantin, lo tunggu dulu dan" suruh Elang berdiri dari duduk nya dan berjalan ke arah kantin.
Banyak yang menyapa Wildan sendari ia menunggu Elang. Tanpa lama Elang datang membawa 2 botol minum di tangan nya.
Setelah beristirahat mereka melanjutkan kampanye ke 5 kelas sisa nya itu.
Bell istirahat berbunyi dimana semua kelas langsung berhamburan ke arah kantin. Dengan alasan malas untuk mengantre dan panas panas an di kantin. Marley ia membekal makanan dari rumah nya.
Baru saja Marley membuka tutup wadah bekal nya telihat Angkasa teman kaka nya menghampiri nya. Keadaan kelas X Mipa 2 terlihat sepi, hanya sebagian yang berada di kelas termasuk Marley.
"ada perlu ka kasa?" tanya Marley to the point karena ia sangat ingin memakan bekalnya.
Angkasa tersenyum simpul "ikut gw ley, udah ada Clara nunggu lo disana"
Menatap aneh pada Angkasa Marley memukul kencang lengan Angkasa "awas kalo boong muka lu yang gw tonjok kak" ucap nya lalu menutup kembali bekal nya dan berjalan mendahului Angkasa.
"siap cantik, ga usah marah marah gitu jepit nya jadi ga lucu nanti" ucao lembut Angkasa meredakan amarah Marley padanya.
Marley tak menggubris omongan Angkasa dan terus berjalan. Walau ia sebenarnya sudah ingin menyombongkan jepit nya.
Setelah sampai di kantin bagian belakang dimana geng red flag suka berkumpul disana entah membahas apa.
Perkataan Angkasa benar disana sudah ada Clara yang sedang bercanda ria dengan Fadil.
"ada apa?" tanya nya masi degan ekspresi datar.
Marvel berdiri dari duduk nya. Merapikan rambut milik adik nya "jangan marah dong ley, kaka kan bercanda tadi"
"maafin gw juga ley, gw ga tau mood lo lagi buruk tadi pagi" ucap Fadil langsung menyeruput minuman nya.
Marley menyilang kan tangan nya di dada "ada syaratnya"
"apa?" tanya kedua nya berbarengan.
Tersenyum tengil terpancar di wajah Marley "beliin gw pc Seventeen samaa beliin gw buku gimana?" tawaran nya membuat Marvel dan Fadil terpaksa menganggukan kepala.
Terdengar tertawa dari mulut Clara "hahaha modus banget anj. Kalo ga buku ya k pop, ya ga ley?" dukung Clara memainkan alis nya untuk Marley.
Marvel menepuk kursi di sebelahnya agar Marley duduk "iya gw beliin, pesen apa gw traktir"
Fadil mengangguk setuju "gw juga nanti beliin, sekarang lu gw traktir minuman deh ley."
Marley dengan bahagia nya ia tersenyum dan pesan kepada bibi kanting dan yang membayar hanya Marvel dan Fadil.
Mie ayam dan es jeruk miliknya sudah berada di meja. Baru saja ia akan menyuapkan sesuap mie ayam nya
"si marley suka kak elang" celetuk Clara membuat dirinya tersedak dan menatap Clara tajam.
"stop fitnah gw felish"
Marvel langsung menatap Marley " kamu suka elang?"
Marley langsung menggelengkan kepala nya "engga kak, lagi ga mau suka sama siapa siapa ah. Itu mah si clara yang suka"
"kalo lu nelen ludah lu sendiri gw ketawa paling kenceng, gimana?" tawaran Clara membuat Marley menunjukan garpu nya ke wajah Clara.
"iya dah iya, elu juga kalo lo jadian sama si kak wildan yang kata lu bukan type lu gw ketawa paling kenceng" balas Marley tanpa takut pada Clara.
"wait wait garpu lo turunin, psikoplok banget liatnya" ujar Malik pada Marley yang masih memegang garpu.
"psikopat lik, jangan di improv terlalu jauh deh" balas Fadil memukul belakang kepala Malik.
Tawa Marley terdengar "wkww psikoplok cenah. Btw ka mal lo jangan deketin cewe ngasih mixed signal. Temen gw udah suka banget sama lo"
"lah? Gw kan mau temenan doang, emang gw salah" jawab polos Malik sembari mengangkat pundak nya.
"nanya lagi anjir"
"lah gw mah bener ra, gw mah mau banyak temen" ucap Malik masi menjawab perkataan Clara.
Angkasa memukul pundak Malik "mana ada temen lo cewe semua kah? Ya lo panggil sayang lagi." balas Angkasa sembari memasukan batagor besar ke arah mulut Malik.
Malik mengunyah batagor yang di berikan Angkasa sembari memasang mata kesal nya "mangap ajwa dweh sa. Gw nantwi tobwat"
"makan lo kunyah dulu kunyuk" ucap Fadil menatap jijik pada Malik karena makanan dari mulut Malik muncrat di dekat meja.
Marley menggeleng "ini kata tobat keberapa kali si ka mal. Insap kata gw kak"
"si Malik mah ga main di sekolah main nya nanti di club" cerocos Marvel sembari menyeruput minuman coklat nya.
"sembarangan lo vel. Gw anak sholeh gini" jawab Malik menepuk dada nya.
Clara mencibir "sholeh dari mana anjir"
Malik berdiri dari duduk nya "dari mata mu mata mu ku mulai jatuh cintaa~" Malik bernyanyi membuat semua nya menutup telinga sebagian juga memukul Malik untuk berhenti bernyanyi.