Judul : Jantung kita yang ajaib
Kisah perjalanan hidup sepasang insan yang kehilangan keluarganya. Sang pria memiliki jantung lemah, sementara sang wanita mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya di tambah dia tidak memiliki kaki sejak lahir.
Keduanya menjalani operasi transplantasi jantung. Pendonor jantung mereka adalah sepasang suami istri yang misterius dan meninggalkan memori penyesalan suami istri itu di dalam nya, jantung mereka mendorong mereka untuk mencari satu sama lain kemudian menyatukan mereka.
Inilah kisah perjuangan dua insan yang menjadi yatim piatu karena keadaan, mereka hanya saling memiliki satu sama lain dan keajaiban jantung mereka yang terus menolong hidup mereka melewati suka dan duka bersama sama. Baik di dunia nyata maupun di dunia lain
Remake total dari karya teman saya code name the heart
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
“Aaaaaah....tolooong,”
Adrian memberontak, tangan dan kakinya bergerak memukul juga menendang kemana mana, dia melihat dokter di depannya sebagai tengkorak berjalan yang memiliki organ dalam dan bola mata,
“Aaaaa...ja..jangan makan aku....tolong....siapa saja tolong,”
“Tenanglah,”
Seorang perawat pria dan beberapa perawat wanita memegangi Adrian, namun dia tambah ketakutan dan semakin menjadi panik karena para perawat yang memegangi dirinya itu nampak seperti tengkorak hidup yang sedang memegangi dirinya. Adrian menoleh melihat ke kanan, dinding yang berada di kanan nampak tembus dan pandangan matanya sangat jauh menembus bangunan yang menghalanginya.
Melihat Adrian yang histeris dengan wajah nampak sangat ketakutan, akhirnya dokter mengambil jarum suntik dan menyuntik lengan Adrian dengan obat penenang agar Adrian tertidur. Adrian kembali pingsan dan tertidur, sampai beberapa jam kemudian, “ugh,” Adrian kembali membuka mata, dia menatap langit langit yang berbeda dari langit langit sebelumnya.
Dia menoleh melihat sekeliling, ternyata dia sudah di pindahkan ke kamar lain tanpa ada peralatan medis di dalamnya kecuali mesin ekg dan tiang infus. Tapi ketika dia ingin duduk, “grek,” Adrian mendongakkan kepalanya, dia melihat pergelangan lengan dan kakinya nya ikat ke ranjang sehingga dia tidak bisa bergerak.
“Ke..kenapa aku di ikat...hei...siapa saja, tolong,” teriak Adrian.
Seorang perawat membuka pintu dan masuk ke dalam, dia langsung menghampiri Adrian yang sedang menatap nya. Adrian melihat perawat itu nampak normal seperti manusia tidak seperti yang dia lihat sebelumnya.
“Sekarang kamu sudah tidak apa apa ?” tanya sang perawat.
“Tidak apa apa, kenapa aku di ikat,” jawab Adrian kesal.
“Maaf, tapi selama menjalani pemeriksaan kamu akan di ikat sementara,” balas sang perawat.
Tapi tiba tiba di atas kepala sang perawat muncul layar hologram kecil yang berisi tulisan, Adrian memicingkan matanya dan membaca tulisan di layar itu,
[Huh pake nanya lagi, pasien ga tau diri, kamu di ikat karena kamu tadi mengamuk di ruang icu tau, sekarang kamu berada di kamar isolasi yang kedap suara, jadi kalau mau berteriak silahkan teriak, dasar pasien merepotkan, aku benar benar benci pekerjaan ini.]
“Ada apa ? apa kamu lapar ?” tanya sang perawat tersenyum.
Adrian langsung menyadari kalau yang tertulis di layar hologram yang berada di kepala sang perawat adalah isi pikirannya dan dia langsung merasa mual, karena wajah sang perawat yang tersenyum cantik di depannya berbanding terbalik dengan pikirannya.
“Sudah sana pergi, aku merepotkan kan, sori ya tadi ngamuk, kalau benci pekerjaan ini cari kerjaan lain,” ujar Adrian ketus.
“Eh...kamu...bilang apa ?” tanya sang perawat yang kaget setengah mati.
Wajah sang perawat berubah, dia menyadari apa yang baru saja dia pikirkan dan kaget karena Adrian tahu apa yang di pikirkan nya, di tambah dia merasa bersalah karena menyinggung Adrian pasiennya.
“Ma..maaf,” ujar sang perawat.
“Hah maaf ? emang mba ngomong apa ?” tanya Adrian ketus dan nampak sekali dia tersinggung.
“Saya permisi dulu,” jawab sang perawat.
Langsung saja sang perawat lari keluar dari kamar meninggalkan Adrian sendirian, Adrian kembali merebahkan kepalanya, dia kembali menatap ke langit langit, kemudian dia mencoba memfokuskan matanya ke satu titik, ternyata dia bisa melihat menebus langit langit dan melihat suasana lantai atas.
“Wow...ternyata om Jimmy bener ya,” pikir Adrian dalam hati.
“Klap,” pintu ditutup, Adrian kembali mendongakkan kepalanya dan menoleh, dia melihat dokter yang sudah bukan tengkorak lagi masuk kemudian duduk di sebelahnya,
“Bagaimana perasaan mu sekarang ?” tanya dokter.
“Sudah baik dok, bisa tolong lepaskan ikatan saya, saya tidak nyaman seperti ini, saya tidak akan mengamuk lagi,” jawab Adrian.
“Ah ya, untuk sementara aku tidak melepas ikatan kamu dulu, tapi aku bantu kamu duduk,” ujar sang dokter.
Sang dokter berdiri kemudian dia menunduk di sebelah ranjang Adrian dan menekan sesuatu di bawah ranjangnya, ranjang Adrian menekuk dan membuat dirinya menjadi duduk.
“Terima kasih dok,” ujar Adrian sambil menoleh melihat dokter di sebelahnya.
“Sama sama, sebelumnya aku mau minta maaf,” ujar dokter.
“Kenapa dok ?” tanya Adrian.
“Dua bulan lalu, hanya berbeda beberapa hari ketika mendengar kabar soal orang tua mu, tiba tiba aku melakukan operasi transplant jantung untuk mu tanpa memikirkan perasaan mu yang saat itu sedang berduka, aku minta maaf,” jawab dokter.
“Tapi itu bukan salah dokter kan, kata dokter waktu itu karena dokter kebetulan menemukan jantung yang cocok untuk ku kan dan harus cepat di lakukan transplantasi sebelum terlambat,” ujar Adrian.
“Memang benar, aku sendiri kaget melihat kecocokan kamu dengan jantung itu mencapai angka 80%, tidak pernah terjadi sebelumnya dan aku menyebut nya keajaiban,” ujar dokter.
Adrian melirik ke kepala dokter yang menampilkan isi pikirannya di layar hologram kecil yang melayang di atas kepalanya. Isi tulisannya,
[Aku minta maaf karena waktu itu sebenarnya jantung itu sudah mati karena sudah berada di luar tubuh selama satu setengah tahun sebelum di bawa ke kita, tapi entah kenapa jantung itu hidup kembali dan menyatu sempurna dengan Adrian, ini memang keajaiban, tapi tetap saja aku tidak bisa berkata yang sebenarnya di tambah waktu itu dia sedang dalam posisi berduka akibat kematian ayah, ibu dan adik perempuan nya, tapi keajaiban ini adalah keajaiban kedua yang terjadi di rumah sakit ini.]
Adrian yang membaca pikiran sang dokter tersenyum, dia menoleh menatap sang dokter di sebelahnya,
“Terima kasih ya dok,” ujar Adrian sambil tersenyum.
“Oh...iya, sama sama, tapi untuk sementara kamu harus di sini dulu ya selama enam bulan sebab kita harus pantau kondisi kamu,” balas dokter.
“Aku tidak masalah dok, tapi....”
“Kalau soal biaya dan administrasi, kamu tidak perlu khawatir, terakhir ayah dan ibu mu kesini sebelum kecelakaan terjadi, mereka sudah melunasi semuanya dan meninggalkan deposit yang cukup besar untuk mengcover selama enam bulan ke depan, mereka juga menitipkan sesuatu untuk mu yang nanti akan kami berikan kalau kamu keluar dari sini,” ujar dokter memotong ucapan Adrian.
“Begitu ya dok,” ujar Adrian.
“Iya, jadi kamu tidak usah khawatir dan tenang tenang saja di sini, setelah itu kamu boleh kembali ke indonesia,” balas dokter.
“Baik dok, lalu boleh tanya dikit ga ?” tanya Adrian.
“Oh mau tanya apa ?” tanya dokter.
“Tadi dokter bilang kalau diriku ini keajaiban, apa ada yang sama seperti ku dok ?” tanya Adrian mengetes.
“Ada, satu setengah tahun lalu, kejadiannya sama persis dengan mu, sekarang pasiennya sudah kembali ke indonesia, kalau tidak salah di kota bandung,” jawab dokter.
“Gitu ya, lalu yang mendonorkan jantung ini ke saya siapa ?” tanya Adrian.
“Wah, saya tidak terlalu tahu soal itu, tapi jantung itu cocok dengan kondisi tubuh mu seperti seakan akan jantung itu memang untuk kamu, baiklah, saya periksa kamu dulu ya sebentar,” jawab dokter.
“Baik dok,”
Setelah itu dokter memeriksa Adrian, begitu selesai dokter keluar dari kamar dan meninggalkan Adrian sendirian dalam posisi duduk, dokter juga sempat melepaskan borgol yang mengikat tangan Adrian sehingga Adrian menjadi leluasa, Adrian menoleh melihat jendela, dinding di kamarnya menghilang dan dia bisa melihat suasana kota tanpa halangan. Adrian tersenyum dan air matanya mulai menetes, tiba tiba dia menyadari kalau dia menangis dan memegang matanya,
“Oh...aku menangis ? rasanya bukan....ini...om Jimmy ? (terdiam senjenak dan tangannya naik memegang bekas jahitan vertikal tepat di tengah dadanya) tenang ya om, aku pasti akan mencari orang yang membawa jantung istri om,” ujar Adrian.