NovelToon NovelToon
Setelah Talak Tiga

Setelah Talak Tiga

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Cerai / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aina syifa

Setelah menjatuhkan talak pada Amira, Reifan menyesalinya. Reifan ingin merujuk Amira, setelah dia tahu kalau perceraian mereka terjadi hanya karena kesalahpahaman. Selama ini Amira hanya di fitnah oleh ibu mertuanya. Dan setelah Reifan mengetahui hal itu, Reifan menyesal dan ingin menebus kesalahannya dengan merujuk Amira. Namun tanpa sadar Reifan telah mentalak Amira sebanyak tiga kali, sehingga tidak bisa membuat mereka rujuk lagi kecuali Amira menikah lagi dengan lelaki lain dan bercerai dengan lelaki itu.
Apa yang akan Reifan lakukan untuk bisa kembali dengan Amira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Aditya

Dua bulan setelah kepergian Reifan, hubungan Amira dan Aditya semakin dekat. Mereka seperti lupa dengan perjanjian mereka dengan Reifan dua bulan yang lalu. 

Malam ini, Amira masih berdiri di sisi jendela kamarnya. Sejak tadi, dia masih menunggu suaminya pulang. Selama menikah dengan Aditya, Amira tidak pernah makan malam sendiri. Dia selalu menunggu Aditya pulang untuk makan malam bersama. Cuman akhir-akhir ini, Aditya jadi lebih sibuk dari biasanya sehingga Aditya sering sekali lembur di kantor. Terkadang Aditya juga tidak makan malam di rumah melainkan makan malam di luar. 

"Aditya kenapa belum pulang sih. Padahal kan aku sudah menyiapkan makan malam di rumah. Apa jangan-jangan dia udah makan malam di luar. Percuma dong aku nyiapin makan malam untuk dia, " gumam Amira. 

Aditya tersenyum saat sampai di depan pintu kamar Amira. Sudah dua bulan mereka menikah, namun selama itu mereka belum pernah melakukan hubungan selayaknya suami istri. Karena sejak menikah, mereka tidur di kamar terpisah. Aditya juga masih takut untuk menyentuh Amira. Mungkin karena Aditya yang belum berpengalaman menghadapi wanita. 

Aditya melangkah masuk ke kamar Amira. Amira terkejut saat tiba-tiba saja Aditya memeluknya dari belakang.  Sejak menikah, baru pertama kalinya Aditya memeluk Amira. Membuat Amira merasa gugup. 

"A... Aditya kamu... " ucap Amira dengan terbata. 

"Apa kamu menungguku Amira? maafkan aku, kalau akhir-akhir ini aku selalu sibuk di kantor dan kurang perhatian sama kamu," ucap Aditya yang semakin mengeratkan pelukannya. 

Amira melepaskan pelukan Aditya, dia kemudian memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Aditya. 

"Aditya, kamu sudah pulang?"

Aditya tersenyum dan mengangguk. 

"Kamu dari tadi nungguin aku kan? kamu juga pasti belum makan kan? " terka Aditya.

"Kok kamu tahu kalau aku belum makan? " 

"Aku tahu lah, kamu kan lebih suka makan bareng aku dari pada makan sendiri."

Amira tersenyum. Semakin hari, sikap Aditya semakin hangat saja. Aditya selalu memperlakukan Amira dengan lembut dan penuh perhatian.

"Kebetulan aku belum makan. Ayo kita makan bareng!" ajak Aditya.

Amira mengangguk. Setelah itu Amira dan Aditya melangkah ke ruang makan untuk makan malam bersama..

"Kayla mana? apa dia udah tidur ?" tanya Aditya di sela-sela kunyahannya. 

"Udah Dit dari tadi. Dia juga sudah makan dan minum obat." 

"Bagaimana kondisinya. Apa sudah mendingan."

"Sudah Dit.  Alhamdulillah, kondisi  Kayla sudah mendingan. Bahkan sekarang nafsu makannya sudah bertambah. "

"Syukurlah kalau begitu."

Aditya menatap Amira lekat.

"Kenapa Amira? makanannya kok cuma di aduk-aduk gitu? Apa yang sedang kamu fikirkan?" tanya Aditya.

"Aku lagi nggak mikirin apa-apa kok Dit."

"Kamu lagi mikirin ayahnya Kayla ya?" terka Aditya.

"Nggak kok. Siapa juga yang lagi mikirin Reifan. Aku cuma lagi nggak enak makan aja," ucap Amira.

Amira kembali menyuapkan nasi ke mulutnya.

Sudah dua bulan aku bersama Amira. Namun nggak ada tanda-tanda, kalau Amira jatuh cinta sama aku. Sepertinya sulit untuk menyingkirkan Reifan di hati Amira. Apakah aku harus merelakan Amira kembali rujuk dengan Reifan. Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan hati Amira. Apa yang harus aku lakukan, waktuku bersama Amira tinggal satu bulan lagi, batin Aditya.

"Aditya, kenapa kamu malah bengong, makan dong."

"Mir, sudah dua bulan kita menjadi suami istri, tapi aku belum bisa memberikan apapun sama kamu. Maaf ya Mir, aku belum bisa menjadi suami yang baik untuk kamu."

"Kamu sudah cukup baik untuk aku dan Kayla Dit. Nggak usah berfikiran macam-macam."

"Sebenarnya aku pengin kamu panggil aku Mas dan Kayla panggil aku ayah. Karena walau bagaimanapun juga, sekarang aku kepala keluarga di rumah ini."

Amira tersenyum.

"Seharusnya aku yang minta maaf sama kamu. Karena sebagai seorang istri, aku kurang menghormati kamu dan aku belum bisa menjadi istri yang baik untuk kamu. Mulai sekarang, aku akan panggil kamu Mas, dan aku akan ajari Kayla untuk memanggil kamu ayah."

"Makasih ya Amira."

Selesai makan malam, Amira dan Aditya pergi ke kamar mereka masing-masing. Aditya naik ke atas tempat tidurnya. Setelah itu dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Aditya menatap ke langit-langit kamar.

Satu bulan lagi, aku harus melepaskan Amira. Apakah hubungan aku dan Amira akan seperti ini terus. Menjadi suami istri tapi tidak pernah saling menyentuh. Padahal aku juga pengin merasakan kasih sayang seorang istri. Pengin merasakan kehangatan pelukan seorang istri. Tapi bagaimana caranya aku harus memulainya. Amira selalu bilang kalau dia belum siap, batin Aditya

Aditya memang sudah jatuh cinta pada Amira, sejak pertama kali Amira menjadi istrinya. Namun Aditya tidak tahu bagaimana perasaan Amira padanya. Sampai dua bulan pernikahan mereka, sikap Amira masih sama seperti biasa. Amira tidak pernah menunjukkan kalau Amira sudah mulai jatuh cinta pada Aditya.

"Kenapa, aku nggak ungkapkan aja sama Amira perasaan aku yang sebenarnya, kalau aku sudah jatuh cinta sama dia. Sebenarnya aku nggak ingin bercerai dari Amira. Tapi, apakah Amira mau menerima cinta aku," gumam Aditya.

****

Ting

Sebuah chat masuk ke dalam ponsel Amira. Amira mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan membaca chat dari Aditya.

(Mir, aku haus. Tolong sayang ambilkan aku minum)

"Sayang? tumben amat dia panggil aku sayang. Ada apa dengan Aditya ini," ucap Amira.

Amira bangkit dari ranjangnya. Setelah itu dia keluar untuk mengambilkam Aditya minum.

"Minum aja mesti di ambilin. Kenapa juga nggak ambil sendiri. Dasar manja," gerutu Amira sembari melangkah ke kamar Aditya dengan membawa segelas air putih.

Sesampainya di depan kamar Aditya, Amira mengetuk pintu kamar itu.

Tok tok tok...

"Mas...Mas Aditya...!"

Tidak ada sahutan dari dalam kamar Aditya. Amira membuka pintu kamar Aditya.

"Ternyata pintunya nggak di kunci. Kenapa aku harus repot-repot mengetuknya tadi," gumam Amira.

Amira kemudian buru-buru masuk ke dalam kamar Aditya. Amira tersenyum saat melihat Aditya sudah terlelap

"Cepat banget dia lelap. Baru saja dia chat aku untuk di bawain air minum. Sekarang udah tidur lagi."

Amira meletakan segelas air putih di atas nakas. Amira terkejut saat Aditya tiba-tiba meraih tangannya.

"Aditya ternyata kamu cuma pura-pura tidur?" Amira tampak gugup.

Aditya menarik tangan Amira sehingga membuat tubuh Amira jatuh di atas tubuhnya. Amira dan Aditya sejenak saling menatap. Amira terkejut saat Aditya memeluknya dengan erat.

"Mas, apa yang mau kamu lakukan." Amira mencoba memberontak untuk melepaskan diri. Namun pelukan Aditya terlalu kuat sehingga membuat Amira tidak bisa memberontak.

"Aku kangen sama kamu Amira. Apakah kita tidak bisa tidur satu kamar," bisik Aditya tepat di dekat telinga Amira.

1
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
lah kmu gimn sih mir, klo emng mau rujuk ya kmu hrs melakukn HB sm suami yg bru ga cm asal stuts nikah² aja,🙄
Putri Chaniago
jgn bilang Aditya ada rasa dg Amira, jgn bilang pula Aditya yg d jadikan muhalil antara Amira n suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!