Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB1 Menyusui CEO
"Please,,,gue lagi butuh banget duit ,Lho ada lowongan kan dikantor lho itu".
Suara dentuman keras musik diruangan itu tak membuat Emily menyerah , walaupun dirinya sudah setengah mabuk ini hal langka bertemu dengan sahabat lamanya disini.
"Ada ...cuman,..."
"Cuman..?.cuman apa..? Gue bakal jabanin semuanya "
"Cuman .. Bos gue itu sedikit gila .?"
"Hah.."
Beberapa orang di sekitar mereka menoleh dengan wajah kesal , sedikit terganggu karena Emily , sampai menggebrak meja bar.
"Sorry..gila gimana..? Emily berbisik mendekat kan diri ke telinga sang sahabat .
Cupp .
Dengan wajah ringan tanpa dosa pria itu mengecup bibir Emily mengesap rasa pahit dari alkohol yg tersisa di bibir gadis itu .
"Mulai mabok ya loh.."
"Kalo mau ,besok pagi loh datang ke kantor gue ". Setelah berkata demikian pria itu pergi meninggalkan meja bar dengan sedikit oleng .
"Segila apa sih bos nya gitu.."? Tapi gue lagi butuh duit buat sekarang .Jangankan gila ,bos ya galak kaya reptil aja gue jabanin ."
Emily melihat sahabatnya itu pergi hingga tak nampak lagi tubuhnya. Meninggalkan ia seorang diri , untuk malam ini dirinya tidak ingin mabuk parah karena besok harus mempersiapkan diri menghadap kantor yg disarankan Sebastian.
****
Hampir saja telat jika harus berlanjut adu argument dengan sang ibu ,yg lagi lagi meminta uang pada dirinya. Sudah tahu saat ini ia pengangguran , sedang mencari pekerjaan ,ibunya itu hanya tau uang uang dan uang .
"Selamat pagi.." Emily merapikan sejenak penampilan nya ia sudah berada didepan resepsionis .
"Selamat pagi, ada yg bisa saya bantu ..??" Wanita dihadapan nya itu terlihat memperhatikan .
"Saya dengar sedang mencari sekretaris baru untuk PT .Dinar Sastra .Saya bermaksud untuk melamar ini fortofolio saya."
"Untuk melamar ya.."
Wanita itu terlihat sedikit mengejek , Ia menyenggol teman di sampingnya .Mereka terlibat saling bisik.
"Baik..di taruh saja disini nanti kalau ada kabar lebih lanjut akan kami hubungi."
Emily segera menarik kembali Map berisi riwayat hidupnya "Maaf..apa tidak bisa langsung bertemu dengan yg berkaitan "?
" Maaf..tidak bisa , prosedur nya harus taruh dulu nanti akan kami hubungi ".
Emily dibuat bingung ,kata sahabatnya ia bisa langsung bertemu dengan sang CEO pagi ini. Ia mengeluarkan ponsel pintarnya dari tas selempang lalu mencari nama sahabat nya. Berdering..tapi tidak diangkat.
"Maaf ..mba saya tarik dulu ya.."
Ia memilih duduk di kursi tunggu mencoba mengulang untuk menelpon sahabatnya.
"Bastian..gue udah dikantor loh.Tapi ini.." Emily melirik kedua resepsionis itu masih menatap dirinya."Gue ada masalah di bawah ," lanjut Emily dengan suara mengecil.
"Oke .. tunggu gue."
Panggilan terputus selang beberapa menit orang yg sedang ia tunggu nampak batang hidungnya berjalan gagah kearahnya .
"Sorry lama.."
"Its..Oke...Tapi gimana ini dengan gue..?" Emily Manarik tangan Sebastian untuk duduk di sampingnya .
"Ayo langsung temuin aja lo sama si Bos. Udah dateng dari tadi."
"Hah..? Emang boleh .?"
"Siapa yg ngelarang ,emang keadaan nya juga lagi butuh sekretaris segera ."
Bagai ada angin segar, Emily terseram lebar .Ia sangat bersyukur bisa di pertemukan kembali dengan sahabat lamanya.
Mereka berdua menaiki lift ke lantai 16 ,dimana lantai paling atas dikantor tersebut hingga sampai diruangan tertulis Chiep Executive Officer .
Jantung Emily berdetak begitu cepat kala Sebastian mengetuk pintu berwarna cokelat itu . Terdengar sahutan dari dalam , Sebastian membuka pintu terlihat seorang pria yg sedang berdiri membelakangi nya.
"Selamat pagi..Maaf Bos ,saya membawa calon sekretaris baru ".
Bagaimana slowmotion Emily melihat gerakan pria itu menghadap mereka. Yang ia pikirkan sama seperti CEO lainnya seorang pria tua yg sudah keriput tapi kali ini berbeda .Matanya terlalu silau melihat pria dihadapan nya. Dia... Terlalu gagah.
"Selamat pagi.." Pria itu menatap penampilan Emily dari atas sampai bawah.
"Baik...Kamu boleh pergi.."
"Baik ..Pak.."
Emily terlihat gelisah ,menahan tangan sang sahabat namun Sebastian segera melepaskan nya sembari menepuk pundaknya.
"Siapa namamu .?" Tanya pria itu setelah hanya mereka saja di dalam ruangan .
"Saya .. Emily Pak.."
"Emily .. sebelumnya kamu sudah menikah..?"
Pertanyaan tersebut membuat dirinya melongo ,apakah memang seperti ini di perusahaan PT.Dinar Sastra.?
"Belum ..Pak.."
Pria itu kembali menelisik ,berjalan lebih dekat hingga kini jarak antara keduanya sangat dekat bahkan hembusan nafas sang CEO
bisa Emily rasakan.
"Kamu ...bisa menyusui..?"
"Hah.." Emily terbelalak . Ia menatap pria di hadapannya dengan tatapan yg sulit diartikan.
"Saya tanya kamu ..Kamu bisa menyusui..?" P*yudara mu besar.."
"Ma....Maaf Pak... Jika saya terkesan tidak sopan .tapi disini saya ingin melamar jadi sekretaris".
"Maka ..dari itu saya tanya ,kamu bisa menyusui ..?"
Bagai rasa tanpa bersalah pria itu kembali mendesak dengan pertanyaan yg sama .
Emily bingung ingin menjawab apa . Ini benar benar di luar pemikiran nya .Apakah ini yg dikatakan Sebastian bosnya ini gila .?
"Jika kamu bisa menyusui saya akan terima saat ini juga .."
Emily menoleh cepat .Binar matanya mengisyaratkan sangat berharap .Tapi untuk menyusui ..
"Saya belum pernah menyusui ..Pak."
"Tidak mengapa..Jika kamu bersedia bisa melakukan laktasi "..
Emily meneguk saliva dengan cepat .Ini mengerikan sekali dirinya yg masih gadis harus dipaksakan memproduksi ASI.
"Maaf ..jika boleh tau ,,untuk siapa ya Pak .? Tanya Emily sesopan mungkin."
"Untuk saya.."
****
"Gila ..ini gila ..! Gue gak mungkin menyusui orang
Yg udah tua bangka .Astaga yg bener aja
Ada orang kelainan seperti itu.."
Emily melemparkan tasnya ke segala arah ,badannya terasa panas. Ia melepas bajunya asal,enyisakan baju dalam saja.
"P*yudara gue semontok ini ,harua di paksa laktasi.??? Gila aja ..!! Walaupun lagi butuh kerjaan tapi enggak kaya gini juga.."
Tubuhnya ia hempaskan di atas ranjang , menatap langit langit kamar. Pasrah akan hidupnya seperti sekarang ini, mengapa semuanya menyulitkan baginya.
Pintu kamar di buka terlihat ibunya masuk bersama sang adik .Ia tidak perduli bahwasannya sekarang hampir setengah telanjang .
"Emily..Ibu butuh uang sekarang.."
Hah... Hembusan nafas kasar terdengar ,ia sudah muak mendengar kata uang dari mulut ibunya .
"Mana ada uang.."
"Loh ..Tadi bukannya mau ngelamar kerja?"Ada uang pasti .."
Emily beranjak ,ia mengambil sebatang rokok dari laci nakas lalu mengisapnya ,mengembuskan asap tepat mengenai wajah sang ibu.
"Memang langsikeja langsung dapet duit ..? Dikira gue tempat pencetak duit kali ."
"Kata ibu juga apa ...Udah ..terima aja tawaran kenalan ibu. Lumayan 15 juta semalam."
"Gue ..bukan pelacur. .."!
"Tapi hidup ini butuh duit ,sadar diri kehadiran kamu itu bikin kita makin miskin.."!
"Bu ..udah Bu. Ayo keluar .."
Sang adik langsung melerai ia membawa ibunya keluar dari kamar sang kakak . Pemandangan seperti ini memang hampir setiap hari ia lihat.
"Kamu juga sama aja ,bukannya Kerja tapi malah main game terus.Punya anak dua duanya gak berguna.."