"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Heboh
Pagi hari jadi gempar dan penuh dengan tangisan pilu ketika mereka menemukan jasad Sandi dan Rea yang sudah tidak berbentuk, kepala mereka lepas dari raga nya masing masing sehingga nampak begitu mengerikan sekali tentu nya untuk di pandang mata manusia biasa. Bu lurah pingsan karena tidak sanggup melihat abak nya menjadi korban, keluarg dari pihak perempuan juga demikian.
Anak yang baru mereka nikahkan dengan perasaan bahagia, kini malah sudah jadi mayat di malam pertama. pelaku nya belum bisa di tebak, polisi juga sudah di panggil untuk menyelidiki kasus yang sangat mengerikan ini tentu nya, mereka sungguh merinding melihat keadaan jasad Sandi dan Rea.
Yang paling penting jantung kedua nya sama sama hilang, orang tubuh lain masih ada dan dalam keadaan utuh. hanya jantung nya saja yang tidak ada sehingga membuat semua bertanya tanya tentang apa yang terjadi ini, apa kah ada orang yang sedang menjalankan malapraktek ilmu hitam di desa ini.
Aneh nya bila memang hanya butuh jantung, kenapa kepala juga harus di potong begitu sehingga tambah mengerikan saja kelihatan nya. Pak Lurah sudah tidak bisa berkata kata karena anak pertama harus mati di malam pertama pernikahan nya, banyak juga yang menduga bahwa ini rival nya Pak Lurah yang dendam.
"Anak kuuuu...ya allah anak kuuu!" Bu Lurah menjerit tantrum.
"Istigfar, Bu!" Laila berusaha menghibur Ibu nya.
"Mas mu siapa yang membunuh, Laila? Sandiiii...ya allah, Sandi." Bu Lurah tergeletak sambil menangis.
"Polisi sedang mengusut nya, Bu! semoga saja sebentar lagi akan terungkap." hibur Laila walau hati nya sendiri juga remuk.
"Dia sangat bahagia karena sudah menikah, kenapa malah mendapat nasib begini, Ya allah?!" Bu Lurah meratap di depan jasad putra nya.
"Ayo kita baca yasin ya, biar hati Ibu tenang." bujuk Laila.
"Ibu mau nya sama Mas mu saja! ya allah dia pasti sangat kesakitan saat leher nya di gorok!" pekik Bu Lurah lagi.
Jasad Rea juga akan di makam kan di kampung ini karena dia sudah menikah dengan Sandi, nanti nya kuburan akan di buat berdampingan saja. semua warga datang untuk melayat pengantin baru yang harus nya sedang menikmati masa bahagia, namun malah mendapatkan malam yang tragis dari seseorang.
Pak Lurah terdiam seribu bahasa menahan rasa sedih nya, menyesal juga ada karena tadi malam orang tidak ada yang tidur karena mereka memang sengaja bergadang. tapi kok bisa bisa nya sama sekali tidak ada yang dengar teriakan atau jeritan pasangan itu, seolah mereka tidak menimbul kan suara saat di bunuh.
"Padahal kita main kartu sampai shubuh, kenapa kok bisa tidak dengar ya?" heran Mus.
"Jangan jangan orang yang membunuh nya langsung membekap, sehingga mereka tidak bisa teriak." tebak Rizal.
"Masuk nya lewat mana kalau gitu, kau lihat pintu rumah sama sekali tidak ada yang rusak." tukas Mus.
"Itu yang sangat heran, kalau pun di bekap berarti kan langsung barengan pas bekap nya." ujar Rizal lagi.
"Tebakan ku ini di bunuh masih sore, kau lihat mereka masih pakai baju pengantin kan." Mus semangat cerita.
"Ya allah, berarti mereka belum sempat belah duren ya." Celetuk Adil yang sejak tadi diam saja.
Ketiga nya pun saling pandang karena mungkin saja benar, sebab kedua nya masih pakai baju pengantin usai acara. belum ganti dengan baju tidur, kepala nya Rea saja masih pakai sanggul lengkap dengan tusuk konde juga karena saat malam dia mau melepaskan di kamar mandi, tapi kamar mandi ada di luar kamar.
"Gila! bahaya ini untuk kita semua." cemas Rizal.
"Kenapa bahaya? kan kita tidak ada musuh." jawab Mus.
"Kalau Pak Lurah kan mungkin saja ada yang tidak suka pada diri nya." Adil juga di pihak Mus.
"Memang nya kita sudah yakin kalau dia di bunuh oleh musuh Pak Lurah? bagai mana kalau ternyata dia adalah pembunuh berantai atau orang yang sedang menuntut ilmu." Rizal menebak sampai sana.
"Aaahhh susah sekali bicara dengan bujang tua!" keluh Adil.
Rizal mendengus karena di katai bujang tua oleh teman teman nya, sebab memang dia lah yang paling tua di sini. usia nya sudah tiga puluh lima tahun dan belum juga menikah, teman yang sebaya nya sudah pada punya istri dan anak tentu nya.
Mus saja yang usia nya baru dua puluh lima tahun sebentar lagi akan menikah, hanya tinggal menghitung hari saja pernikahan dia. Rizal cuek saja karena memang merasa belum ada jodoh, terserah orang mau bilang apa karena dia tidak peduli.
...****************...
Acara tahlil sangat ramai di rumah Pak Lurah karena mereka semua sangat berduka, apa lagi Sandi terkenal sebagai pemuda yang baik dan suka membantu orang tua. tidak peduli meski Ayah nya adalah Lurah, namun dia tetap mau bergabung dengan teman teman kampung.
Padahal dia di kota juga pegawai bank sehingga kehidupan agak terpandang, namun itu tidak membuat Sandi menjadi orang yang sombong atau besar kepala. dia tetap lah orang yang ramah pada siapa pun, dasar nya memang baik sikap pemuda satu ini karena didikan orang tua juga pasti nya sejak dia masih kecil.
"Bu Lurah layu sekali kelihatan nya, kasihan dia." bisik Mak Roh.
"Ya lah, Mak! anak baru nikah dan bahagia bahagia nya, malah pagi di temukan dalam keadaan begitu." jawab Nanda.
"Sungguh tega orang yang sudah membunuh nya, masa iya kepala orang di penggal lepas." Mak Roh menarik nafas berat.
"Yang heran itu kenapa kok orang main kartu tidak ada yang dengar, jarak kamar Sandi sama tempat main ini cuma berapa langkah saja." Nanda sangat heran.
"Mungkin ada orang yang pakai ilmu hitam, biasa nya kan begitu bila mau menyempurnakan ilmu." Mak Roh berbisik pelan agar tidak di dengar orang.
Nanda terdiam bila sudah membahas ilmu, sebab dia tidak banyak paham tentang ilmu yang Mak Roh katakan. kalau para orang tua memang akan banyak paham dengan ilmu begitu, beda hak dengan para anak muda keluaran terbaru yang tau nya cuma uang saja.
"Sudah lah jangan di bahas terus, kasihan Bu Lurah kita." Nanda memang kasihan.
"Ku sumpahi orang itu akan dapat musibah juga atas keluarga nya!" Mak Roh geram sekali.
"Iya kalau dia punya keluarga!" cetus Nanda.
Mak Roh memberikan tatapan tajam sehingga Nanda pun menutup mulut nya, lebih baik fokus saja lagi membaca doa agar arwah pasangan pengantin baru itu tenang di alam surga.
kalau salah nuduh entar tinggal minta maaf
wkwkkwkkw...