NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Tak Terduga

Kisah Cinta Tak Terduga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Cinta Murni
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Bintang panggung dan penulis misterius bertemu dalam pertemuan tak terduga.
Rory Ace Jordan, penyanyi terkenal sekaligus sosok Leader dalam sebuah grup musik, terpikat pada pesona Nayrela Louise, penulis berbakat yang identitasnya tersembunyi. Namun, cinta mereka yang tumbuh subur terancam ketika kebenaran tentang Nayrela terungkap.


Ikuti kisah mereka....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Pertemuan

### Disisi lain dalam waktu yang sama....

Nayla melangkahkan kakinya dengan langkah ringan. Kepalanya tertunduk, membaca buku favorit miliknya yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi meski terkadang Rose lah yang membawakan buku itu untuk dirinya.

Buku tebal bercover hijau lumut dengan perpaduan warna hitam serta siluet seorang pria memakai topi dan tulisan Arthur Conan Doyle' sebagai nama penulisnya.

Matanya yang terbingkai kacamata menelisik tiap tulisan dan membuka tiap lembar dengan hati-hati, lalu tersenyum tipis kala menemukan kalimat yang mampu menghibur hatinya.

Kedua kakinya yang terus melangkah dengan kepala tertunduk tanpa melepaskan pandangan dari buku tidak membuat dirinya kesulitan saat berjalan. Bahkan, ia dengan terampil mampu menghindari apa saja yang ada di depannya seolah ingin mengatakan bahwa dirinya terbiasa dengan apa yang ia lakukan.

Perlahan, langkahnya mulai melambat, mengangkat wajah sejenak kala dirinya mulai memasuki area taman. Sebuah taman kota dengan air mancur yang cukup besar berada di sisi taman berhiaskan lampu dengan tambahan kursi santai yang mengelilingi air mancur, menjadi tempat ternyaman ketika ingin menghabiskan waktu dengan bersantai.

Nayla melangkah sembari menunduk, kembali fokus pada apa yang ada di tangannya seolah buku yang tengah ia baca jauh lebih menarik dibandingkan pemandangan taman kota yang tampak asri. Namun, saat dirinya baru membaca beberapa baris, langkahnya kembali terhenti tatkala kedua matanya menemukan sesuatu.

Tanpa mengatakan apapun, Nayla berjongkok ketika melihat sebuah dompet kulit berwarna coklat tergeletak di depan kakinya. Tangannya terulur mengambil dompet itu, menyelipkan ke dalam buku miliknya, lalu kembali berdiri.

Alih-alih pergi meninggalkan taman, Nayla justru berjalan mendekati salah satu kursi taman terdekat dengan tempatnya berdiri saat ini.

Ia meletakan dompet di balik bukunya dan kembali membaca. Sesekali mengangkat wajah manakala ada seseorang mendekat, memastikan apakah dia orang yang telah menjatuhkan dompet yang telah ia temukan, lalu kembali membaca saat orang itu pergi tanpa tanda-tanda mencari sesuatu.

Waktu terus berjalan, malam pun semakin larut. Hembusan angin dingin kian kuat menerpa tubuhnya yang hanya berbalut pakaian formal tipis. Nayla masih bertahan menunggu.

Beberapa saat setelahnya, seorang pria dengan setelan celana jens berjaket hitam, serta memakai masker dan topi hitam setengah berlari memasuki area taman dan berhenti tepat di depan Nayla duduk.

Tubuh tingginya sedikit membungkuk dengan napas terengah, lalu berjalan mendekati Nayla dan berhenti dengan jarak dua langkah di depan wanita itu, terdiam sejenak sebelum membuka suara tanpa melepaskan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya.

"Permisi, Nona,"

Nayla mengangkat pandang, sedikit menaikan alis.

"Ya? Apakah Anda membutuhkan sesuatu, Tuan?" sambut Nayla bertanya.

"Bolehkah saya duduk di kursi kosong di samping Anda?" dia bertanya sopan.

"Tentu, silakan," sambut Nayla tersenyum tipis.

"Terima kasih," jawabnya.

Pria itu segera duduk setelah mendapatkan ijin, sedikit membungkuk di sertai hembusan napas kasar dengan pandangan lurus ke depan.

'Aku yakin terjatuh di sini, setidaknya benar-benar terjatuh di sini saat aku tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang,' batin si pria.

Matanya menyusuri jalan yang ada di depannya. Namun, tidak menemukan apapun yang ia cari.

'Bodoh! jelas saja tidak ada, itu sudah beberapa jam yang lalu, kenapa aku ceroboh sekali. Seseorang pasti telah mengambilnya,' rutuk pria itu dalam hati.

Sesaat, Nayla melirik pria yang duduk di sampingnya, memikirkan kemungkinan terkecil yang mungkin bisa terjadi.

'Mungkinkah dompet ini miliknya?' tanya Nayla dalam hati.

Ketika Nayla berniat untuk menayakan hal yang tengah ia pikirkan, pria itu justru membuka suaranya lebih cepat.

"Menunggu seseorang?" tanyanya sopan.

"Yah,,, benar. Bagaimana dengan, Anda?" jawab Nayla balas bertanya.

"Menemui seseorang?" lanjutnya.

"Tidak persis seperti itu.Tapi, saya harap, saya bisa bertemu seseorang," jawabnya.

"Apa maksud_,,,"

Pertanyaan Nayla terhenti ketika suara dering ponsel dari saku celananya menyela.

"Ah,,,maaf. Tunggu sebentar!" ucap Nayla seraya mengeluarkan ponsel dari saku celana.

Pria itu hanya mengangguk, memberikan senyuman yang tidak bisa dilihat si wanita. Sedangkan Nayla menatap layar ponsel dan melihat nama 'ROSE' tertera di sana, lalu menggeser layar untuk menerima panggilan sekaligus mendekatkan ke telinganya.

[[ "DI MANA KAU? KENAPA MASIH BELUM TIBA DI APARTEMEN?"]]

Suara keras dari Rose segera terdengar tepat setelah Nayla menempelkan ponsel ke telinga, membuat Nayla praktis segera menjauhkan ponsel dari telinganya, sedang satu tangan yang lain memegangi telinganya sembari memberikan gosokan pelan dengan wajah meringis. Hal yang cukup untuk membuat si pria di samping wanita itu tersenyum geli di balik masker yang dia kenakan.

📞📞📞📞

"Jangan berteriak, Rose! Aku masih menyayangi telingaku!" Nayla menjawab dengan intonasi tenang.

"Aku dalam perjalanan" lanjutnya.

"Omong kosong apa itu?" sambut Rose kesal.

"Apa kau pikir perjalanan menuju Apartemenmu memerlukan waktu lebih dari EMPAT JAM?" tanya Rose lagi setengah membentak dan menekankan kalimatnya.

"Aaaa,,,?"

Nayla mengerjap bingung, mengangkat satu tangan untuk melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu membulatkan kedua matanya.

"Astaga,,, Sudah berapa lama aku berada di sini sebenarnya?" Nayla bergumam pelan, namun cukup untuk didengar wanita yang tengah menghubungi dirinya.

"Aku tidak menyadarinya,"

"Bagus sekali!" tukas Rose.

"Pulang sekarang juga!" perintahnya kemudian.

"Ayolah,,, Jangan marah. Aku melakukanya tanpa sengaja," bujuk Nayla

"Ada yang harus aku lakukan saat perjalanan pulang dan aku benar-benar lupa waktu," terang Nayla.

"Keluarkan semua alasanmu saat kau sudah sampai di Apartemen. SEKARANG!!" tegas Rose.

📞📞📞📞

"Tunggu dul_,,,"

Nayla mengerutkan kening, tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya ketika Rose sudah memutus panggilan secara sepihak, membuat ia menurunkan ponsel dan menatap layar sejenak.

"Haahh,,, Sepertinya dia benar-benar marah," Nayla bergumam pelan, namun cukup untuk di dengar pria di sampingnya.

"Kakak Anda?" dia bertanya.

"Ahh bukan, dia bisa disebut sebagai sahabat," jawab Nayla.

"Apa artinya itu? BISA?" dia bertanya lagi, namun kali ini sembari menaikan alis.

Nayla menoleh, memandangi wajah pria asing yang menutupi wajahnya menggunakan masker hitam, serta menutupi kepalanya menggunakan topi senada.

"Lebih dari sahabat," jawab Nayla.

Pria itu mengangguk mengerti.

"Saya rasa, Anda memang seharusnya pulang saat ini. Terutama karena malam ini sudah memasuki musim dingin dan Anda mengenakan pakaian tipis, hal yang cukup untuk membuat anda terserang demam,"

"Jari tangan Anda bahkan sudah berkerut. Anda berada di sini selama itu, hal wajar jika dia khawatir. Anda juga terlihat pucat," ujar si pria dengan sorot tulus.

Nayla terdiam dan berpikir sejenak, merasa pria asing di sampingnya bisa memperhatikan hal sederhana dengan begitu baik, kemudian mengangguk.

Tanpa diduga, pria itu melepas jaketnya, menyisakan t-shirt lengan pendek di tubuhnya, lalu menyodorkan jaket itu pada Nayla.

"Pakailah," dia berkata.

Selama beberapa saat, pandangan Nayla terkunci pada pria itu, lalu beralih pada jaket yang disodorkan dan kembali ke wajahnya.

"Jangan khawatir, saya tidak memiliki niat buruk. Anda juga tidak perlu mengembalikan jaket ini jika itu yang Anda khawatirkan," pria itu berkata lagi.

Nayla menggeleng pelan, lalu tersenyum sembari mendorong tangan si pria yang membuat jari tangan mereka tanpa sadar bersentuhan lebih lama dari yang seharusnya.

"Terima kasih, tapi tidak perlu, Apartemenku tidak begitu jauh dari taman ini," tolak Nayla tersenyum.

Pria itu mengangguk lagi, lalu menarik tangannya kembali.

"Sepertinya seseorang yang Anda tunggu benar-benar tidak datang. Berhati-hatilah saat berjalan pulang" ucap si pria mengingatkan.

"Baiklah, semoga beruntung untuk Anda," balas Nayla.

Mereka beranjak dari duduknya, memberikan anggukan singkat sebelum berjalan dengan arah berbeda. Satu waktu Nayla menghentikan langkah, menoleh kebelakang, dan menatap punggung pria itu yang berjalan kian menjauh.

"Apakah dia nyaman tanpa melepas masker?" Nayla bergumam pelan.

Wanita itu menaikan bahu, lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya. Tanpa diduga, pria itu juga melakukan hal yang sama tepat setelah Nayla berbalik. Dia menghentikan langkah, lalu menoleh ke belakang menatap punggung Nayla.

"Dia manis sekali. Tangannya sampai sedingin itu hanya untuk menunggu seseorang. Entah mengapa, aku sangat ingin melindunginya," pria itu bergumam pelan.

"Tck,,, Kenapa aku tidak menanyakan namanya?" dia berkata lagi, melepas topi seraya mengacak kasar rambutnya lantaran kesal tidak menanyakan nama wanita yang baru saja ia ajak berbincang.

"Semoga kita bertemu lagi, kacamata," harapnya.

Pria itu pun berbalik, melanjutkan langkahnya. Namun, baru beberapa langkah yang pria itu ambil, langkahnya kembali terhenti, lalu berbalik.

"Aku datang kemari untuk mencari dompetku yang terjatuh, bagaimana bisa aku melupakannya?" pria itu berdecak kesal.

Untuk kedua kalinya, pria itu kembali ke tempat di mana Nayla duduk, mengedarkan pandangan, bahkan berjongkok untuk melihat di setiap bawah kursi mencari dompet miliknya namun tidak menemukan apapun.

...%%%%%%%%%%%...

. . . . .

. . .. .

To be continued...

1
🌟~Emp🌾
mawar dan iklan utk mu author 🙏
🌟~Emp🌾
maksh pujian nya /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
🌟~Emp🌾
yuk, main gitar /Angry/
🌟~Emp🌾
ya ya ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🌟~Emp🌾
wah hebat kamu nay. bisa bedain vocal yg mirip
🌟~Emp🌾
wkwkwk jujur sekali, EMG harus kenal gitu? y kan nay /Joyful//Joyful//Joyful/
Teteh Lia
suudzon Mulu Martin mah ..
Teteh Lia
peka juga donk pastinya ....
Teteh Lia
sat set donk Rorrrr... kalo cuma kode. Mana paham... aihhhhh...
Teteh Lia
kopi ya...
aq nda boleh minum kopi 😔
Teteh Lia
harapan yang adalah kenyataan... 🤭
Teteh Lia
kamu yang menyembunyikan sesuatu. wajar Nayla merasa kecewa
〈⎳ Moms TZ
vote untukmu, takut lupa
〈⎳ Moms TZ
menyelsaikan???
〈⎳ Moms TZ
tingkat apa tingkah ini?
〈⎳ Moms TZ
pengharpan???
Dewi Payang
Nyambung baca, maklum.emak2, banyak wara wirinya🙈🙈
Dewi Payang: bangeeeet pokoknya kak/Facepalm/
F.T Zira: sibuk pake banget yaa🤭
total 2 replies
Dewi Payang
Mirp dengan arti bunga mawar....🤔
Dewi Payang: Iya benner kak😁😁
F.T Zira: kalo mawar lebih ke romantis
total 2 replies
Dewi Payang
Bagaimana reaksi Rory klo suatu hari nanti Nyloes adalah Nay....
Dewi Payang: Masih perlu sabar menunggu🤭🤭
F.T Zira: itu masih agak jauh🤭
total 2 replies
Zenun
Kak Zira buat lagu lagi?
Zenun: mantap👍
F.T Zira: lagi proses.. tapi gak bisa panjang kyk nya😅😅😅
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!