Naiya adalah gadis miskin yang diabaikan ibunya. Karena ketidak mampuan sang kakek membuat Naiya harus terpaksa mengikuti ibunya untuk tinggal bersama dengan ibunya yang sudah menikah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myranda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 8
Keesokan harinya ini adalah pertama bagi Naiya untuk bekerja full time. Seperti jadwalnya dia akan bekerja di jam tujuh pagi sampai jam dua siang.
Manajer restaurant pun memanggil Naiya.
"Ada apa pak... " Kata Naiya
" Naiya.... "
" Ini sudah jam setengah dua belas dan setengah jam lagi sudah jam makan siang. "
" Tolong kamu antarkan beberapa pesanan ini ke perusahaan Pradana yang ada disebelah barat. "
" Biasanya memang tugas Yogi yang mengantarnya namun karena hari ini dia sift malam jadi kamu sajalah. "
" Nanti kamu langsung saja keruangan CEO nya, tidak usah melalui perantaraan karena CEO nya tidak akan memakannya jika melalui perantaraan kamu mengerti" Kata Manager
" Baik pak,, saya mengerti" Kata Naiya
" Pergilah usahakan sampai sebelum jam dua belas" Kata manager
" Baik pak" Kata Naiya
Naiya pun pergi ke perusahaan tersebut dan sudah jam dua belas kurang lima menit berlalu kini Naiya baru saja tiba di perusahaan.
Naiya pun bertanya ke petugas resepsionis tentang kantor CEO nya. Petugas resepsionis pun mengatakan ada di lantai dua puluh.
Naiya pun memasuki lift dan setelah itu menekan angka dua puluh. Kini lift mulai bergerak dari lantai kelantai selanjutnya akan tetapi setiap lantai lift akan berhenti karena ada saja beberapa orang yang masuk.
Naiya melihat ini sudah lantai tujuh belas dan sudah jam dua belas kurang tiga menit akan tetapi di lantai tujuh belas tiga orang masuk kedalam lift membuat lif kelebihan muatan.
Karena lift tidak bergerak membuat orang-orang disana pun mulai bersuara. Akan tetapi tidak ada yang mengalah untuk keluar. Seseorang pun menyadari pakaian Naiya.
" kamu bukan karyawan disini, hanya seorang kurir sebaiknya kamu turun dan tunggu lift selanjutnya " Kata seseorang mendorong Naiya.
Naiya pun terdiam dan melihat lift tersebut bergerak akan tetapi kini waktunya tersisa satu menit lagi membuat dia berlari memilih tangga darurat.
Untuk mengejar waktu Naiya pun berlari karena dia tidak ingin melakukan kesalahan di hari pertama dia bekerja, kini sudah tiba di lantai 19 akan tetapi Naiya sudah merasa lelah. Dia pun berhenti sejenak untuk bernafas namun dia menyadari kini dia sudah terlambat tiga menit. Naiya pun kembali berlari akan tetapi baru beberapa anak tangga yang dia lewati karena kelelahan dia pun terjatuh. Makanan yang dibawa Naiya pun berserakan di sepanjang tangga.
Kini Naiya mencoba bangkit akan tetapi pergelangan kakinya terkilir, lututnya terluka, dan siku tangannya juga terluka. Naiya merasakan ada sesuatu yang mengalir di wajahnya, Naiya pun memegang keningnya ternyata keningnya juga terluka dan mengeluarkan darah. Akan tetapi Naiya tidak memperdulikan keadaannya saat ini.
Dia pun menangis dan mengutip makanan yang berserakan di anak tangga tersebut.
Naiya melihat dia sudah terlambat sepuluh menit, akan tetapi makanan yang ia bawa pun tidak memungkinkan lagi untuk dimakan. Naiya pun duduk sambil menangis karena hari ini dia gagal di tambah lagi makanan yang ia bawa sangat mahal. Bagaimana dia akan mengganti rugi.
Kini ponsel Naiya pun berdering dan itu dari manager restaurant.
" Naiya kamu dimana, kenapa belum sampai juga. " Kata manager
" Maaf pak, saya mengalami kecelakaan " Kata Naiya
" Kecelakaan bagaimana?? "
" Saya tidak mau tahu pikirkan cara untuk memperbaikinya, jangan gara-gara kesalahan yang kamu buat restaurant ini jadi kena imbasnya. "
" Saya tidak mau tahu alasan kamu, jika sesuatu terjadi ke restaurant ini akibat kelalaian kamu, kamu yang saya tuntut " Kata manager dan memutuskan panggilan.
Naiya pun hanya terdiam dan menangis disana. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya dia pun memutuskan untuk menemui CEO tersebut dan menjelaskan keadaan nya bagaimana pun juga dia harus bertanggung jawab.
Dengan kaki pincang Naiya pun menaiki anak tangga satu persatu dan didalam hatinya dia berdoa semoga saja CEO nya orang yang baik bersedia memafkan nya dan bersedia membayar makanan tersebut.
Kini dia sudah tiba di lantai dua puluh, dia pun melihat sebuah papan kecil bertuliskan CEO tergantung di atas pintu.
Naiya pun berjalan kearah pintu itu kemudian mengetuk pintu tersebut.
" Masuk.... " Kata seseorang dari dalam sana.
Setelah Naiya membuka pintu tersebut dia pun terdiam sejenak melihat CEO itu karena CEO yang dimaksud adalah Risky.
Risky yang melihat keadaan Naiya seperti itu langsung menghampiri Naiya.
" Naiya..... Apa yang terjadi " Kata Risky langsung menggendong Naiya ke sofa.
Namun Naiya pun malah menangis.
" Naiya katakan ada apa, dan mengapa kamu ada disini" Kata Risky
" Kak,, bisa kah Kamu membantu ku" Kata Naiya menangis
" Katakan ada apa? " Kata Risky
" Aku tidak sengaja menjatuhkan makanan kakak, dan untuk mengganti rugi aku juga tidak memiliki uang. Tolong jangan tuntut restaurant itu ini kesalahan ku yang tidak berhati-hati " Kata Naiya menangis.
" Maksud kamu apa, aku tidak mengerti coba kamu ceritakan apa yang terjadi " Kata Risky
Naiya pun menceritakan semuanya.
" Jadi tolong jangan tuntut restaurant itu kak. Soal makanan itu, aku janji setelah aku punya uang nanti aku akan mengganti nya pada kakak tapi untuk saat ini aku tidak memiliki uang untuk ganti rugi. " Kata Naiya
" Sudah begini keadaan kamu, kamu masih memikirkan ganti rugi. "
" Sebaiknya obati luka kamu dulu. " Kata Risky menggendong Naiya.
" Kak... Kita mau kemana, aku baik-baik saja" Kata Naiya
" Di lantai satu ada sebuah klinik, kita kesana" Kata Risky membawa Naiya masuk ke lift khusus.
"Kak,,, benaran aku tidak apa-apa" Kata Naiya tidak ingin berobat karena dia tidak memiliki uang untuk membayar biaya obat nya sedangkan saat ini dia sudah berutang kepada Risky dan dia tidak ingin berutang banyak lagi.
" Diam lah.... " Kata Risky tetap menggendong Naiya dan kini mereka sudah tiba di lantai satu Risky pun langsung pergi menuju Klinik.
"Bibi tolong obati dia" Kata Risky meletakkan Naiya keatas tempat tidur.
" Risky..... Siapa dia....? " Kata wanita itu sambil tersenyum penuh makna. wanita itu adalah adik kandung ayahnya Risky dan ibu kandung nya Johan.
" Bibi saat ini itu tidak penting, bibi tidak kihat dia terluka parah " Kata Risky
" Baiklah.... Kamu sangat cerewet " Kata wanita itu dan mulai membersihkan luka Naiya.
" Aku melihat kepalanya mengeluarkan darah yang banyak, sepertinya luka disana sangat parah. "
" Bila perlu lakukan pemeriksaan lanjut " Kata Risky
" Kamu sangat berisik, tidak usah berlebihan. "
"Luka di Kepala nya tidak terlalu serius, kepala memang akan mengeluarkan darah yang cukup banyak jika terluka. "
" Ini hanya terluka akibat terbentur ke sudut tangga. "Kata Wanita itu
" Berikan diabobat yang bagus bi.." Kata Risky
" Lihatlah dia begitu cerewet, apa perlu aku mengusir nya? " Kata wanita itu kepada Naiya. Naiya pun hanya tersenyum.
Setelah beberapa menit kini luka Naiya sudah di balut.
" Pergelangan kaki kamu terkilir, kamu harus ke rumah sakit melakukan pemeriksaan. "
" Kalau soal luka nya, aku sudah meberikan nya obat. "
" Akan tetapi untuk saat ini usahakan jangan terkena air, dan jangan banyak gerak dulu. " Kata wanita itu.
" Terimakasih bu" Kata Naiya
" Kamu jaga dia baik-baik " Kata Wanita itu.
" Jika begitu kami ke rumah sakit dulu" Kata Risky
" Kak kita tidak usah ke rumah sakit, bisa kah kita pergi ke tukang pijat saja? "
" Ini hanya terkilir, dibawa ke tukang pijat ini akan sembuh beberapa hari" Kata Naiya
"Tukang pijat tidak menjamin itu sembuh"
" Sebaiknya kita kerumah sakit lakukan pemeriksaan langsung " Kata Risky
" Tapi kak aku tidak memiliki uang, jika kerumah sakit biaya nya pasti sangat mahal. Utang ku akan semakin bertambah banyak, bagaimana caraku untuk membayarnya nanti. " Kata Naiya
" Kamu tidak perlu pikirkan soal itu."
" jika kamu ingin membayarnya cukup kamu terima aku menjadi teman dekat kamu"'
" Mari kita pergi " Kata Risky menggendong Naiya. Sementara wanita itu pun tersenyum melihat Risky.