Dibalik diamnya seorang istri ada penyesalan suami yang sangat mendalam.
Zhia Vanelesia yang telah merasa lelah dengan sikap sang suami yang suka seenaknya saja akhirnya memilih untuk Diam. Dia tidak perduli lagi dengan apa yang di lakukan suaminya dan memilih untuk mengejar karirnya kembali.
Rayyan Ardinata sosok suami yang masih suka kebebasan. Dia selalu menghabiskan waktunya dengan nongkrong dengan teman temannya di bar. Hingga akhirnya Rayyan terkejut melihat reaksi istrinya yang akhirnya diam dan tidak perduli lagi akan apa yang dia lakukan.
Rayyan langsung saja membuat keputusan untuk membawa wanita ke rumah besar mereka untuk melihat bagaimana reaksi istrinya nantinya.
Namun, alangkah terkejutnya Rayyan melihat reaksi istrinya ketika melihatnya sedang bercumbu mesra dengan selingkuhannya di dalam kamarnya.
Mulai dari kejadian itu, Rayyan memilih untuk berubah dan mengejar kembali cinta sang istri.
Akankah Rayyan berhasil merebut hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part O4
Setelah mengenakan pakaiannya Rayyan langsung turun untuk sarapan. Dia berjalan ke arah ruang makan lalu duduk di kursi. Melihat Rayyan telah duduk Nur menyiapkan makanan untuk Rayyan.
"Silahkan, Tuan" ucap Nur memberikan piring yang telah berisi lauk pauknya kepada Rayyan.
"Hem" dehem Rayyan menerima makanan pemberian Nur. Berlahan Rayyan mencoba memasukkan sesendok makanan itu ke dalam mulutnya.
Baru satu suapan Rayyan memuntahkan makanan yang ada di mulutnya, melihat itu Nur ketelatipungan. Jujur saja Zhia tidak memberitau apapun yang disukai dan tidak di sukai Rayyan sehingga Nur tidak tau apa apa tentan Rayyan.
"Apa rasanya tidak enak, Tuan" ucap Nur langsung saja menunduk ketakutan.
"sudahlah! aku akan makan di kantor saja. Pasti Zhia akan mengantarkan bekal makan siang untukku" ucap Rayyan datar lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Nur yang masih menunduk merasa bersalah.
"Baru beberapa menit di tinggalkan Zhia. Tapi, kenapa kehidupanku sangat kacau seperti ini ya?" batin Rayyan mulai merindukan ocehan Zhia yang selalu membuatnya pusing.
Tak mau banyak berpikir Rayyan melajukan menaiki mobil mewahnya lalu melajukannya ke kantornya. Sesampainya di kantor sekertarir Rayyan yang bernama Ardiyan datang menyambutnya.
"Haii, Bos. Kenapa wajahmu terlihat kesal seperti itu? Apa Nyonya Zhia menceramahimu lagi?" ucap Ardiyan membuat mot Rayyan semakin memburuk.
"Diamlah! aku sedang gak mood bicara denganmu" ucap Rayyan kesal sambil melangkahkan kakinya meninggalkan Ardiyan dengan penuh kekesalan.
Akibat kekesalannya semua karyawan terkena amukan dari Rayyan. Hingga Adiyan yang menjadi sekertarisnya mendapat omelan yang tidak ada hentinya. Ardiyan yang meras kesal dengan tingkah Rayyan mencari tau apa yang mengakibatkan kekesalan Rayyan.
Hingga akhirnya waktu makan siang tiba. Biasanya Zhia akan datang untuk mengantarkan bekal makan siang kepada Rayyan. Namun, kali ini tidak ada terlihat sosok Zhia melangkahkan kakinya ke kantor Rayyan. Melihat itu Ardiyan mengerti apa penyebab kekesalan Rayyan.
"Apa kamu bertengkar dengan Nyonya Zhia, Bos?" ucap Ardiyan memberanikan diri.
"Ia, aku kira aku akan bebas jika dia diam dan tidak mengoceh lagi. Tapi, kenapa perasaanku seperti tidak lengkap jika tidak mendengar ocehannya yang seperti kereta api itu" ucap Rayyan kesal mengutarakan semua isi hatinya.
"Memangnya apa penyebab Nyonya Zhia diam dan tidak mengoceh lagi?"
"Kamu ingat'kan jika semalam aku lupa membawa ponselku. Dia menemukannya dan memeriksa semua isinya. Padahal di dalam ponsel itu banyak chatingan mesraku bersama wanita wanita hiburanku. Aku rasa dia membacanya sehingga membuatnya sangat marah. Apa kamu tau jika dia juga memberikan surat perjanjian kepadaku" jelas Rayyan menceritakan semua masalahnya dengan Zhia secara ditail.
"Jika Nyonya tidak melarang anda kemanapun lagi itu artinya anda akan bebas melakukan apapun, Bos"
"Ia, tapi dia juga tidak mau mengurusiku lagi. Bahkan dia juga menyewa pelayan baru untuk melayaniku"
"Apa pelayannya cantik, Bos?" ucap Ardiyan memperlihatkan mata keranjangnya.
Sama seperti Rayyan, Ardiyan juga hobi bergonta ganti wanita. Tapi, Ardiyan masih sigle dan masih bebas melakukan apapun sesuka hatinya. Bahkan Ardiyan tidak mempercayai yang namanya hubungan. Yang dia tau jika dia hanya ingin menghibur diri dengan wanita wanita yang dia kencangi.
"Cantik sih cantik. Tapi, dia tidak seperti istriku. Bahkan dia tidak mengetahui sedikitpun tentangku" ucap Rayyan kesal mengingat apapun yang di lakukanNur tidak sesuai dengan seleranya.
"Aku punya ide untuk masalah bos yang satu ini"
"Apa?" ucap Rayyan langsung saja bersiap mendengarkan ide dari Ardiyan.
"Nyonya muda'kan sangat sensitif dengan yang namanya wanita. Bahkan dia selalu cemburu jika ada wanita yang berdekatan dengan, Bos. Bagaimana jika bos membawa salah satu teman kencang bos kerumah. Jika Nyonya marah berarti dia masih mencintai, Bos. Namun, jika dia diam saja berarti rasanya sudah mati untuk, Bos"
"Tapi, jika dia menghajarku bagaimana?" ucap Rayyan mengidik ngeri membayangkan amarah Zhia yang memuncak.
Semalam saja Zhia sudah marah besar dan memukulinya tanpa ampun. Bahkan, Zhia hanya membaca chatingannya dengan wanita lain. Bagaimana jadinya jika Zhia melihat itu secara langsung. Bisa bisa burung kututnya di sate oleh Zhia.
"Itu berarti dia masih mencintai, Bos"
Cukup lama Rayyan berpikir dengan ucapan Ardiyan. Hingga akhirnya dia setuju dan akan mengatur rencana untuk menguji rasa cinta Zhia kepadanya. Setelah mendapatkan ide yang bagus dari Ardiyan, Rayyan langsung saja kembali pokus bekerja.
Namun, kali ini dia memilih untuk langsung pulang dan menolak ajakan teman temannya untuk nongkrong di bar favorit mereka. Tapi, sesampainya di rumah Rayyan tidak melihat keberadaan Zhia sehingga membuatnya semakin kesal.
"Di mana istriku?" ucap Rayyan datar ketika Nur langsung datang menyambutnya.
"Nyonya belum pulang, Tuan" jelas Nur sambil menerima tas dan jas yang di berikan Rayyan.
"Kemana kamu, Zhi?" ucap Rayyan frustasi sambil menghampaskan tubuhnya di sofa.
Biasanya Zhia yang duduk di sofa itu untuk menunggu kepulangannya. Tapi, kali ini Rayyanlah yang menduduki posisi Zhia dan bergantian menunggu kepulangan Zhia yang entah kemana.
Cukup lama Rayyan duduk termenung di sofa itu tapi, Zhia tak kunjung pulang juga. Rayyang yang merasa lelah langsung saja pergi ke dapur untuk mengambil air mineral. Di sana dia melihat Nur yang sedang menyiapkan makan malam untuknya.
"Tuan mau makan?" ucap Nur ketika melihat Rayyan hanya diam menatapnya.
"Ia, tapi apa boleh aku memintamu untuk menemaniku?"
"Bo... Boleh, Tuan. Tunggu sebentar saya akan menyiapkan makanannya terlebih dahulu"
"Aku tunggi di meja makan" ucap Rayyan melangkahkan kakinya menuju meja makan sambil membawa segelas air mineral di tangannya.
Tak menunggu lama akhirnya Nur datang sambil membawa makanan yang telah dia masak. Nur menata makanan itu di meja makan lalu memberikan piring yangtelah dia isi ke Rayyan.
"Apa aku boleh bertanya kepadamu?" ucap Rayyan sambil menyuap makanan ke mulutnya. Walaupun dia tidak suka dengan masakan Nur tapi dia tetap berusaha untuk memakannya karna perutnya yang sudah sangat kelaparan.
"Boleh, Tuan"
"Kalau boleh saya tau suami impianmu itu seperti apa?"
"Hem... Kalau kriteria suami idamanku itu tidak banyak kok, Tuan. Aku hanya menginginkan suami yang setia dan bertangung jawab. Pria yang selalu memuliakanku sebagai wanita satu satunya dalam hidupnya" ucap Nur sambil membayangkan pria idamannya.
Mendengar ucapan Nur, Rayyan langsung saja terdiam. Dia berpikir, apa Zhia juga sama seperti Nur? Wanita yang ingin menjadi satu satunya dalam kehidupan suaminya
Bersambung......
Kinan cinta Zhia
Zhia cinta Rayyan
ini cinta segi 4 atau jajar genjang 😅😅