Kisah Cinta Tak Terduga
"Nominasi untuk buku terbaik tahun ini akan jatuh kepada_,,,,,,,"
"....."
"...."
Suasana konser musik yang pada awalnya riuh secara perlahan berkurang. Sebagian besar dari mereka justru menatap layar ponsel masing-masing yang memperlihatkan berita siaran langsung tentang nominasi buku terbaik tahun ini.
Di saat yang sama, di belakang panggung, salah satu dari penyanyi yang seharusnya akan tampil malam itu juga terlihat fokus menatap layar ponselnya sembari bergumam,
"NYLOES,,,,"
Nama yang tidak di mengerti oleh kelima temannya yang berada di sekitarnya, namun sebagian besar penonton juga menggumamkan nama yang sama.
"Thomas, sebentar lagi kau akan keluar, letakkan dulu ponselmu!" tegur salah satu teman yang berada di dekatnya sekaligus sosok pria yang menjadi manager grup musik di mana dia berada di dalamnya
"Sstt,,, diam dulu sebentar!" jawab Thomas sembari mengangkat satu tangannya tanpa melepaskan pandangan dari layar ponsel.
"Apa sebenarnya yang sedang kau lihat?" satu teman yang lain bertanya penasaran.
"Acara nominasi buku terbaik tahun ini," jawab Thomas tanpa menoleh.
"Dasar kutu buku!" celetuk satu teman yang berbeda.
"Jika kau membaca satu saja buku karyanya, aku bisa menjamin kau akan menyukainya," jawab Thomas.
"Penulis ini bahkan sudah memenangkan nominasi buku selama enam tahun berturut-turut,"
"Selama itu juga buku-bukunya selalu menjadi terbaik dan selalu habis terjual di mana saja. Aku sendiri beberapa kali gagal mendapatkan bukunya karena kehabisan," Thomas menambahkan.
"Nama NYLOES terdengar sedikit aneh bagiku. Apakah dia seorang pria atau wanita? Bukan tidak mungkin dia juga orang aneh,"
"Jangan menghina idolaku!" tukas Thomas.
Wajahnya terangkat dengan sorot tidak terima.
"Dia pria atau wanita tidak ada yang tahu karena dia menyembunyikan identitasnya,"
"Sekarang diamlah!" imbuhnya kembali menunduk menatap layar ponsel.
"Nominasi buku terbaik tahun ini jatuh kepada,,,,, NYLOES,,,,"
"Wooooo,,,,,,,,,Yessss,,,,,,,!!!"
Thomas berseru senang, mengangkat kepalan satu tangannya ke atas, begitu pula dengan para penonton yang berada di depan panggung turut berseru senang saat idola mereka mendapatkan nominasi terbaik di tambah dengan idola penyanyi mereka akan segera tampil di depan mereka.
"Lihat mereka!"
"Mereka datang untuk menonton pertunjukan kita, tapi bersorak senang setelah mendengar nominasi buku terbaik," gerutu serempak dari dua pria kembar di samping Thomas.
"ACE,,,,,,,!!!!"
Suara teriakan para penonton menggema memenuhi udara menyebutkan satu nama yang memiliki penggemar terbanyak, sekaligus sosok yang menjadi leader dari tim Boy band yang akan tampil.
Para penonton seolah mendapatkan semangat baru dan kembali bersorak untuk idola mereka masing-masing yang sebentar lagi akan tampil di panggung. Mereka tidak lagi melanjutkan melihat acara nominasi sampai selesai seolah mereka tahu pasti bahwa penulis idola mereka tidak akan muncul untuk menerima penghargaan seperti yang biasa penulis itu lakukan.
Suara musik mulai mengalun, diikuti dengan personil yang keluar satu per satu dari belakang panggung dan mulai menampilkan kemampuan mereka. Menambah kemeriahan acara konser malam itu di mana grup idola mereka menampilkan lagu barunya.
...****************...
#### Beberapa saat sebelumnya....
Ditempat berbeda, tepatnya di sebuah Ballroom hotel di mana acara nominasi buku tengah berlangsung. Panggung yang berada di tengah ruangan berdiri megah dengan hiasan lampu gantung yang terlihat menawan.
Beberapa wartawan dari berbagai media terlihat di setiap sudut ruangan dengan kamera di tangan mereka.
Pria dan wanita yang berbaur menjadi satu saling menyapa satu sama lain kenalan mereka, saling berbincang dengan pembahasan yang hampir sama, yaitu buku terbaik tahu ini dan berharap bisa bertemu langsung dengan sang penulis.
Namun, hal itu tidak berlaku untuk wanita yang tengah duduk seorang diri di salah satu kursi yang berada di sudut ruangan seolah sengaja menjauh dari semua orang. Tidak ada satupun orang yang terlihat peduli padanya, bahkan untuk menyapa pun enggan mereka lakukan.
Satu tangannya sesekali menekan diantara kedua matanya, tubuhnya terus bergerak tidak nyaman dalam duduknya sampai seseorang yang mengenalnya menghampiri wanita itu.
"Nay, apa kau baik-baik saja?" tanyanya.
Wanita itu menoleh, memberikan senyuman lemah pada wanita yang memanggil namanya sekaligus orang yang menjadi asistennya.
"Apakah kamu membawa kacamataku, Rose?" Nayla balas bertanya tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan untuknya.
Wanita yang di sebut Rose itu menghela napas pelan, sangat memahami karakter dari Nayla yang menjadi sahabatnya sekaligus penulis yang ia dampingi. Satu tangan wanita merogoh tas miliknya, mengeluarkan sebuah kacamata, lalu menyodorkan kacamata itu pada Nayla yang segera memakainya.
"Pulanglah,,,!" ujar Rose.
"Biarkan aku yang mengurus sisanya. Kamu terlihat pucat. Sepertinya karena infeksi matamu," imbuhnya memberi saran.
Nayla mengangguk, namun tangannya justru terangkat ke arah Rose yang membuat wanita itu memberikan kerutan tajam di keningnya.
"Buku," kata Nayla singkat.
Rose menepuk dahinya, lalu menghembuskan napas kasar lantaran sedikit kesal dengan tingkah sahabatnya.
"Apa kau akan mengemudi dengan membaca buku?" tanya Rose kesal.
"Itu sama saja kau membeli satu tiket menuju kematian," imbuhnya.
"Hei,,, Aku tidak mengemudi, kaulah yang menjemputku ke tempat mengerikan ini, ingat?" sahut Nayla tanpa beban.
"Lagipula, aku lebih memilih pulang dengan berjalan kaki, aku terlalu malas menggunakan jasa taksi yang pasti akan mengambil jalan memutar. Apartemenku tidak sejauh itu dari hotel ini," lanjutnya.
"Baiklah,,, Baiklah,,," Rose berkata sembari mengangkat kedua tangan tanda menyerah dan mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
"Terima kasih, Rose," Nayla tersenyum dengan tangan bersiap untuk mengambil alih buku dari tangan sahabatnya.
"Tapi, tetap pakai kacamatamu! Ingatlah apa pesan dokter padamu!" ucap Rose sebelum melepaskan buku dari tangannya yang di jawab dengan memberikan anggukan serta mengedipkan mata.
"Tentu saja" jawab Nayla.
Nayla beranjak dari duduknya, meninggalkan Rose ke arah pintu keluar ballroom di mana acara masih berlangsung. Sementara Rose hanya menghela napas panjang sembari mengeleng-gelengkan kepalanya, lalu berbalik saat Nayla menghilang dari pandangannya.
"Kabur lagi?" seorang pria berjas putih bertanya segera setelah Rose berdiri di sampingnya
"Untuk kali ini dia terlihat benar-benar sakit, bahkan wajahnya seperti mayat hidup saja," jawab Rose terkekeh pelan.
"Setidaknya dia menyempatkan datang kali ini," ujarnya dengan suara datar.
"Anda benar, Mr." sambut Rose tersenyum membuat pria itu turut tersenyum.
"Ahh,,, Aku hampir melupakan sesuatu," ujarnya tiba-tiba.
"Besok pagi, minta Nayla untuk datang ke kantor! Ada yang harus dia tandatangani terkait bukunya yang baru saja diterbitkan," pintanya.
"Baik, jika Mr. Darwin yang meminta, saya yakin dia tidak akan banyak alasan untuk menolak," sambut Rose tersenyum.
Pria yang disebut dengan nama Darwin tersenyum simpul, kemudian berkata pelan,
"Yaahh,,, Dia memang masih sangatlah muda. Tapi, bakatnya memang luar biasa. Aku berani bertaruh, dialah yang akan memenangkan penghargaan malam ini sama seperti tahun lalu. Sisi terbaik dari dirinya adalah, dia tak bersikap melebihi batas terhadap orang yang lebih tua darinya. Bahkan terhadapmu," ungkapnya tulus.
Rose mengangguk setuju dan tersenyum, kembali memusatkan perhatian mereka pada acara yang sudah dimulai beberapa saat lalu sebelum Nayla pergi meninggalkan ballroom.
Pembawa acara yang kini telah berdiri di panggung tersenyum, bersiap untuk mengumumkan tentang siapa yang terpilih sebagai pemenang nominasi buku terbaik tanpa menyebutkan nama pemenangnya. Seolah ia sengaja membuat para pendengar penasaran dengan nama yang tertera pada amplop yang berada di tangannya.
Si pembawa acara membuka dengan perlahan, membuat mereka serentak menahan napas mereka, berharap idola mereka lah yang akan mendapatkan penghargaan.
Hingga dia kembali membuka suara,
"Baiklah,,, Beberapa orang menebak dengan benar. Penerima penghargaan kali ini adalah pemenang selama empat tahun berturut turut. Nominasi buku terbaik tahun ini jatuh kepada,,,, NYLOES," ujar si pembawa acara menyebutkan nama pena yang di sambut tepuk tangan meriah.
"Kepada NYLOES agar bersedia naik ke atas panggung!" pinta pembawa acara.
Semua orang menunggu, sampai Rose berjalan perlahan dan naik keatas panggung yang di sambut dengan sorot kecewa dari semua orang dimana mereka tahu bahwa Rose adalah asisten dari NYLOES yang selama ini selalu mewakili untuk menerima penghargaan.
Rose tersenyum ramah, mengulurkan tangan meminta microphone dari tangan si pembawa acara yang segera memberikannya.
Rose manarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan, mengedarkan pandangannya pada seluruh tamu yang hadir sebelum mulai berbicara,
"Pertama-tama saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para hadirin sekalian. Dikarenakan keadaan yang tiba-tiba tidak baik, Nyloes tidak dapat menerima penghargaan ini secara langsung,"
"Malam ini, Nyloes sempat hadir di sini, hanya saja kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun dan mengharuskannya untuk pulang labih cepat. Saya sebagai asistennya mewakili menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,"
"Tak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini. Saya sangat mengharapkan anda sekalian dapat menerima alasan ini,"
"Lagi...????" seruan semua orang serentak terdengar dengan nada kecewa.
"Ahh,,, Sayang sekali, kita tidak bisa bertemu langsung dengan pemenangnya," ucap si pembawa acara.
"Padahal saya termasuk salah satu pengemarnya," lanjutnya.
Tak memiliki pilihan, si pembawa acara menyerahkan trophy kepada Ros yang segera menerimnya. Wanita itu mengucapkan kata maaf sekali lagi serta berterima kasih sebelum dirinya meninggalkan panggung.
Hampir seluruh tamu memperlihatkan wajah kecewa mereka, terutama para wartawan yang sengaja hadir untuk mendapatkan berita tentang penulis yang namanya berhasil menarik hati banyak orang. Namun, disaat yang sama mereka juga merasa cemas dengan satu pertanya tentang idola mereka dalam benak masing-masing.
'Apakah NYLOES baik-baik saja?'
Acara masih terus berlanjut sampai pesta puncak yang diadakan setelah acara penghargaan selesai. Sementara Rose memilih pergi meninggalkan hotel dengan satu tujuan pasti, Apartemen Nayla.
...%%%%%%%%%%%%...
. . . .
. . . .
To be continued...
.
.
.
## Pengenalan tokoh...##
- Rory Ace Jordan.
Panggilan keseharian Rory, namun memiliki panggilan rumah Jo. Panggilan artis Ace
Leader dari grup musik sekaligus pemilik vokal terbaik, namun minus dalam tarian/ dance.
- Kevin Marc Jordan.
Kakak Rory.
- Thomas.
Satu-satunya personil yang sudah menikah, namun tidak tinggal bersama istrinya karena pekerjaan sebagai penyanyi.
- Si kembar Ethan dan Nathan
-Martin
Manager grup musik mereka.
- Shadow
Nama grup musik yang memiliki nama asli Fimm Shadow, namun dikenal dengan grup Shadow atau FM.
# Tokoh Wanita
- Nayrela Louise
Akrab di panggil Nayla, hidup sebatang kara, seorang penulis buku yang menyembunyikan identitasnya dengan nama samaran NYLOES.
- Rose.
Asisten sekaligus editor, namun akan digantikan oleh Adrian karena keadaan yang membuat Rose harus pindah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
〈⎳Mama Mia
Mama Mia, dengan karya terpopuler nya,
CEO itu AYAH ANAKKU.
beri tepuk tangan yang meriah untuk Mama Mia 👏👏👏👏👏👏👏
2024-11-06
1
Zhu Yun💫
Sukses buat karya barunya kakak. like, subscribe, 🌹🌹🌹 buat kakak author biar semakin semangat update 💪🥰🥳
2024-10-29
4
Ucy (ig. ucynovel)
ini kisah lanjutan kah? nama ini sptnya ada di novel kak author sblmnya
2024-10-30
1