NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Mas Duda

Mengejar Cinta Mas Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:25.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Tahu dengan Abrilla atau biasa di panggil Rila? Si bungsu dari Keluarga Anggara?
Dulu jatuh cinta dengan Ed? Tapi ternyata pria itu sangat tidak rekomended. Cukup lama menjomblo, Rila akhirnya merasakan buterfly era lagi.

Kali ini dengan siapa?

Maxwell Louis Sanjaya, pria berkebangsaan Indonesia-Belanda. Berdasarkan informasi yang Rila dapat, Max berstatus duda anak satu. Sulitnya informasi yang Rila dapat membuat gadis itu semakin nekat untuk mendekati Max.

Apakah Rila berhasil mendapatkan hati pria itu? Atau sebaliknya?
Kabarnya, kurang dari 3 bulan, Max akan melangsungkan pertunangan dengan wanita pilihan mami-nya. Bagaimana usaha Rila untuk mendapatkan apa yang dia inginkan?

Ikuti terus ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesalahpahaman Masa Lalu

BRUK

"Jelaskan!"

Max melemparkan sebuah berkas kepada dia orang karyawan yang sudah berdiri di hadapannya.

"Jelaskan apa tuan? Saya tidak paham."

Wajah Max langsung menatap sinis kepada pria dengan nametag bertuliskan Endi.

"Aku selalu mempekerjakan karyawan pintar dan berkompeten. Tapi kenapa yang ada di depanku saat ini adalah manusia dengan kapasitas minim? Apakah kalian masuk jalur orang dalam?"

Setelah Rila pergi, segera Max memeriksa berkas yang sebelum ditunjuk oleh gadis itu. Benar saja, ada tindak kecurangan yang telah dilakukan oleh karyawannya.

Marah.

Tentu saja. Siapa yang tidak marah ketika ada orang yang telah berani bertindak kotor di perusahaannya. Sudah payah dia bekerja secara jujur, bertindak adil dalam segala hal dan kali ini seseorang berniat licik pada bisnisnya.

"Ingin menjelaskan sendiri atau aku akan menyelidiki sendiri hingga ke akar-akarnya?" tanya Max dengan penuh penekanan. Dia tidak suka dibantah apalagi hingga dibohongi.

Josen, pria yang berdiri di samping Endi langsung menjatuhkan diri dan memohon pada Max.

"Tuan Max, ampuni saya. Saya dibutakan oleh harta hingga berani melakukan penyelewengan dana perusahaan."

Max terkekeh, akhirnya jujur juga. Kini beralih pada Endi yang masih menggelengkan kepala menatap Max dan Josen bergantian.

"Kau masih ingin tetap membela diri, Endi?" tanya Max yang kembali duduk di kursinya.

"Baiklah, berarti kau meminta aku yang bertindak sendiri." Max segera menghubungi seseorang dan tidak lama pintu ruangan nya di ketuk dan dibuka.

"Sorry, aku baru saja mencari bukti yang diperlukan."

Sandy Bagus Marino atau biasa dipanggil Sandy. Dia adalah tangan kanan Max. Siapa yang tidak mengenal pria satu ini? Selain wajahnya yang tidak kalah tampan dengan Max. Sandy merupakan lulusan IT dari salah satu kampus besar di Amerika dan ayahnya seorang petinggi di militer. Bagi karyawan perusahaan Max, Sandy bagaikan dewa pencabutan nyawa. Sekali bertindak langsung binasa.

"Urus mereka, San. Aku malas lama berasa basi." ujar Max melihat Sandy memutar sebuah flashdisk ditangannya. Sudah pasti itu bukti dari perilaku dua orang di depannya.

"Aku akui kalian sangat berani sekali melakukan kecurangan ini." ujar Sandy menatap kedua karyawan pria di depannya. "Apa imbalan yang mereka tawarkan?" tanya Sandy dengan nada penuh penekanan.

"Jangan berbohong, aku tahu kalian bekerja untuk seseorang." tambah pria itu saat Endi ingin membuka mulut.

Josen melirik Endi, kedua terlihat bingung dan gemetar. "Tuan, kami di ancam oleh seseorang untuk melakukan ini." ujar Josen dengan penuh hati-hati.

Brughh

Sandy memukul wajah Josen dengan keras, darah segar mengalir dari pelipis Josen, menandakan pukulan Sandy tidak main-main.

"Sudah aku peringati, jangan berbohong. Aku sangat menjunjung tinggi kejujuran." ujar Sandy mengusap lembut tangannya.

"Maafkan kami tuan, maafkan kami." Baik Josen dan Endi akhirnya berlutut di kaki Sandy. Keduanya tidak menunjukkan ada tanda ingin menjelaskan.

DOR DOR

Sandy menembak keduanya tepat di kepala, lalu menendang tubuh mereka hingga terhuyung ke belakang.

"Sampah yang harus di bersihkan." ucapnya memasukkan pistol ke saku celana.

"Apa yang mereka perbuat?" tanya Max sambil meneguk kopinya.

"Mereka berniat memanipulasi isi kontrak. Dari bukti yang aku dapatkan, Perusahaan Orla tidak terima dengan keterlibatan kita sebagai pemenang mega proyek nusantara. Sebagai perusahaan pembantu mereka ingin menggagalkan rencana kerja kita dengan memanipulasi isi kontrak yang sudah di sepakati. Dan kedua pria ini menerima tawaran dari mereka, dengan imbalan sebuah mobil serta rumah di pusat kota." Sandy menjelaskan secara singkat saja, untuk beberapa pihak lain yang ikut terlibat sudah dia amankan lebih dulu.

"Aku minta maaf karena lalai memeriksa berkas tadi. Mungkin kita harus mengucapkan terima kasih pada gadis itu karena sudah memberitahu mu." kata Sandy membuat Max menatap tajam pria itu.

"Kau pikir aku bodoh, tidak akan memeriksa kembali berkas yang harus aku tanda tangani? Tanpa dia memberitahu, aku juga pasti akan tahu." jawab Max kembali kesal saat mengingat kelakuan Rilla tadi.

Sandy terkekeh mendengar jawaban Max. "Jangan terlalu benci, akan sangat repot jika kau tiba-tiba jatuh hati padanya. Gadis itu bukan dari keluarga sembarangan, mungkin bisa jadi pertimbangan untukmu."

"Aku tidak tertarik dengan gadis berisik seperti dia. Meski keluarganya juga terpandang, tapi kau tidak lupa kan jika kakaknya dulu pernah terlibat perkelahian denganku." jelas Max dengan wajah menahan marah.

"Hei, itu hanya kesalahpahaman. Bukan dia pelakunya, sudah cukup kau membenci orang yang tidak terlibat dengan kejadian masa lalu." Sandy jelas paham arah pembicaraan Max. Dia tidak ingin sahabatnya terus menerus hidup dalam rasa benci yang tak berkesudahan.

"Aku tahu, tapi pertemanan kita sudah hancur sejak hari itu. Bahkan aku yakin, Rila juga tidak tahu akan hal ini." kata Max seakan ragu dengan semuanya.

Sandy hanya bisa menghembuskan napas kasar. tidak di pungkiri dia juga ikut memikirkan hal itu. Andai waktu bisa di ulang, dia rela menggantikan posisi Max. Terjebak di antara pertemanan dan percintaan.

**

1
aca
lanjut
Adinda
Rila sama sandy aja thor biar tau rasa max
Adinda
sandy tembak aku dong tepat dihatiku/Smile//Smile//Smile/
Ruang Rindu
sangat bagus
Anonymous
Jgn2 Rico dan max musuh tor?
Anonymous
Iris, apa dia wanita gatal?
Anonymous
sandy kejam sekalii, langsung tembak saja. keren sih. smngt author 🔥🔥
Ruang Rindu
awal yang menarik/CoolGuy/
author pare
wah terimakasih yaa sudah mau mampir. sehat selalu ✨
Noey Aprilia
Hai kk....
akoh udh mmpir....
ni anknya feli sm alfi y kk???
d tnggu up'ny.....smngtttt....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!