SEKUEL dari Novel ENGKAU MILIKKU
Biar nyambung saat baca novel ini dan nggak bingung, baca dulu season 1 nya dan part khusus Fian Aznand.
Season 1 : Engkau Milikku
Lanjutan dari tokoh Fian : Satu Cinta Untuk Dua Wanita
Gadis manis yang memiliki riwayat penyakit leukemia, dia begitu manja dan polos. Mafia adalah satu kata yang sangat gadis itu takuti, karena baginya kehidupan seorang mafia sangatlah mengerikan, dia dibesarkan dengan kelembutan dan kasih sayang dan mustahil baginya akan hidup dalam dunia penuh dengan kekerasan.
Bagaimana jadinya ketika gadis itu menjadi incaran sang mafia? Sejauh mana seorang pemimpin mafia dari organisasi terbesar mengubah sang gadis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilangnya Kehormatan
Malam itu Aditya benar-benar menghabisi Meri, dia memberikan potongan tubuh Meri pada hewan peliharaannya yang ada di belakang rumah mewah itu, Aditya memelihara beberapa buaya. Dia selalu memberikan daging manusia untuk makanan hewan buas tersebut, setiap pembunuhan yang dia lakukan tidak pernah diselidiki atau ditindak oleh pihak berwajib, karena selain dia kaya raya, Aditya juga ahli dalam menghilangkan jejak.
Aditya menjalankan niatnya untuk menculik Gaby, dia sudah memantau Gaby dari sore hari, Zeline dan Gaby saat ini tengah asik kulineran diluar.
“Kak, abis ini kita pulang ya, dari tadi papa udah nelfon aku terus.” Zeline mulai resah saat ini, berbeda dengan Gaby yang memang terlihat santai.
“Iya iya, santai aja, abis ini kita pulang kok.”
Selesai belanja, mereka berdua menaiki mobil dan menaruh semua barang belanjaan di dalam mobil. Zeline sudah memasuki mobil terlebih dahulu, lalu disusul oleh Gaby.
Aditya, Geo, Fajar dan Damar mengikuti mobil Gaby, disaat yang pas, mereka mencegat mobil itu dan berhasil membawa Gaby dan Zeline ke rumah Aditya.
Aditya memasukkan mereka berdua ke dalam ruangan tempat Meri tadi di siksa, ternyata di sana ada seorang gadis yang sudah diculik oleh Aditya, entah siapa itu Gaby dan Zeline tidak tahu.
“Mau apa lo hah? Ngapain lo nyulik kita begini?” teriak Zeline pada Aditya dan langsung mendapat hadiah tamparan dari Aditya di pipi Zeline.
“Heh lo jangan kasar sama cewek dong, mau lo apa?” tanya Gaby.
“Gue mau lo.” Gaby terlihat bingung, karena dia tidak mengenal Aditya sama sekali.
Gaby dan Zeline diikat oleh Damar dan Fajar, sedangkan Aditya akan mengeksekusi seorang wanita yang dia bawa tadi.
Aditya mengambil sebuah pedang tajam lalu menancapkannya di leher wanita tersebut setelah itu dia menarik dengan kuat ke atas sehingga kepala wanita itu terbelah menjadi dua.
Zeline dan Gaby tak kuasa melihat semua itu, mereka memalingkan wajah mereka karena takut.
Damar dan Fajar menahan wajah mereka, memaksa mereka untuk melihat apa yang Aditya lakukan.
“Gila ya lo, lo pembunuh.” Aditya yang saat ini sedang sibuk dengan mayat di depannya langsung menatap tajam ke arah Zeline.
“Jangan berisik atau lo akan bernasib sama dengan dia.” Suara Aditya memang lembut namun mengerikan.
“Gue nggak takut sama lo, gue juga nggak takut mati, gue bakalan laporin lo ke polisi biar lo membusuk di penjara.” Aditya tertawa mendengar ancaman dari Zeline.
“Inilah alasan kenapa gue mau nyulik lo dan kakak lo ini, karena kalau gue nyulik lo doang, lo nggak bakalan takut sama gue, sudah dipastikan kalau lo siap untuk mati di tangan gue. Bukan itu yang gue mau.”
“Lo mau apa brengsek?”
“Nanti lo bakalan tau, gue mau kasih makan peliharaan gue dulu.” Aditya memotong tubuh wanita itu dan memberikannya pada buaya peliharaannya.
Aditya kembali ke ruangan tersebut lalu duduk dengan santai di depan Zeline, Gaby dari tadi mulutnya di lakban oleh Damar.
Tangan dan wajah Aditya sudah dipenuhi oleh darah, penampilannya begitu mengerikan.
“Lo tau nggak kenapa cewek tadi gue bunuh? Karena dia berani meminta pertanggung jawaban dari gue, dia itu jalang dan sudah banyak ditiduri banyak pria dan seenaknya dia bilang kalau dia hamil anak gue.” Zeline membulatkan matanya.
“Sakit jiwa ya lo, kalo lo malas tanggung jawab, ya jangan tidurin anak orang goblok.” Aditya tertawa lepas, entah kenapa dia suka dengan gaya Zeline ini.
“Lo mau gue praktekin nggak gimana gue nidurin tu cewek?”
“Berani lo nyentuh gue, gue habisin lo.”
“Bukan lo bocah, tapi gue akan praktekin sama kakak lo yang cantik itu.” Zeline mengikuti arah pandangan Aditya pada Gaby, Zeline menggeleng dengan cepat.
“Jangan sentuh Kak Gaby, lo masalah sama gue, jangan apa-apain kakak gue.” Aditya tertawa melihat ketakutan di wajah Zeline, ini yang dia inginkan.
“Wah benar kan apa yang gue bilang, kalo cuma nyulik dia, nggak bakalan ada kepuasan buat gue, karena dia sama sekali nggak takut sama gue.” Ujar Aditya pada ketiga temannya.
“Langsung nih?” tanya Damar.
“Oke, bawa dia ke dalam kamar.” Damar membawa Gaby ke dalam kamar.
“Jangan apa-apain kakak gue, lo marah sama gue kan, gue aja yang nerima semuanya jangan Kak Gaby.” Zeline menangis memohon pada Aditya, semakin memohon korbannya maka dia semakin puas dan lebih bringas.
“Lo telat.”
Aditya memasuki kamar kecil yang ada di ruangan itu, Gaby diberikan suntikan agar dia tidak bisa melawan lagi, Damar merekam apa yang akan diperbuat oleh Aditya pada Gaby.
“Please jangan sentuh gue, lo mau uang? Berapa pun lo minta bakalan gue kasih, tolong jangan sentuh gue.” Gaby memohon pada Aditya tapi tidak diindahkan oleh pria itu.
Aditya menarik kasar baju yang Gaby gunakan hingga baju itu robek dan lepas dari tubuh Gaby.
“Waw, body nya gila juga.” Puji Damar melihat tubuh Gaby yang saat ini hanya mengenakan pakaian dalam saja. Gaby berusaha untuk menutupi tubuhnya namun percuma.
Zeline mendengar teriakan Gaby dari dalam, dia terus memohon pada Fajar dan Geo agar melepaskan Gaby tapi mereka tidak peduli dengan tangisan Zeline.
Aditya merekam adegan antara Gaby dan Damar yang sedang bergumul di atas ranjang, entah kenapa Aditya tidak ingin menyentuh Gaby, dia malah menyuruh Damar yang melakukannya.
“Saakiiittt.” Teriak Gaby saat Damar menerobos keperawanannya.
“Teruslah berteriak, kami menyukainya.” ujar Aditya sambil tertawa.
Gaby terus berteriak kesakitan karena Damar melakukan hubungan dengan kasar, Gaby seakan tidak kuat untuk menerima setiap hujaman dari Damar.
Setelah dua jam menggauli Gaby, Damar selesai dan mereka berdua keluar dari kamar dengan wajah puas. Zeline sudah menangis di luar mendengar setiap teriakan dari Gaby tadi.
“Gimana suara kakak lo? Merdu kan? Sana bawa kakak lo pulang. Jika sampai orang-orang tau mengenai hal ini, gue akan sebar rekaman kakak lo ini.”
Geo melepaskan ikatan Zeline, gadis itu bergegas ke ruangan dimana Gaby tergeletak pingsan. Zeline menangis melihat tubuh Gaby yang begitu memprihatinkan.
Damar dan Aditya memukuli Gaby dengan kuat, wajah, punggung, perut dan kaki Gaby terdapat bekas kekerasan dari mereka berdua, darah juga mengalir di bagian paha dalam Gaby yang menandakan kalau tadi Gaby benar-benar disetubuhi oleh mereka namun Zeline tidak tahu siapa di antara Damar dan Aditya yang melakukan itu pada Gaby.
Zeline memakaikan jaket pada Gaby, dia juga mengambil seprai untuk menutupi tubuh telanjang Gaby karena pakaian Gaby sudah tidak bisa digunakan lagi.
Zeline bersusah payah untuk memapah Gaby, namun Aditya dengan senang hati mengendong Gaby dan memasukkan Gaby ke dalam mobil.
“Sekarang kalian boleh pulang, dan buat lo bocah, jangan sembarangan jika bicara sama orang lain.”
“Jahat lo, lo sakit jiwa, lo nggak punya hati tau nggak, kalau saudara perempuan lo yang diginiin gimana?”
“Ya gue nggak peduli.”
“Bajingan lo.”
Zeline memasuki mobilnya, dia mampir ke toko baju, membelikan pakaian untuk Gaby, saat kembali ternyata Gaby sudah sadar dan dia menangis.
“Maafin aku kak.” ucap Zeline yang merasa bersalah pada Gaby, Zeline memberikan baju pada Gaby namun ditepis kasar oleh gadis itu.
“Aku udah ternoda Zeline hiks, mereka ngerusak harga diriku.” Zeline memeluk Gaby.
“Kakak, maafin aku ya, semua karena aku.”
“Ini bukan salah kamu kok, sekarang lebih baik kita pulang, aku akan bilang sama papa semuanya.”
“Tapi kak, mereka memiliki rekaman kakak, mereka tadi ngancam aku jika aku bilang, rekaman itu akan disebar.”
“Kamu serius?”
“Iya kak.”
...***...