Di dunia di mana para dewa pernah berjalan di antara manusia, sebuah pedang yang terlupakan bangun, melepaskan kekuatan yang dapat mengubah dunia. Seorang pemuda, yang ditakdirkan untuk kehebatan, menemukan sebuah rahasia yang akan mengubah nasibnya, tetapi dia harus memilih pihak, pilihan yang akan menentukan nasib dunia. Cinta dan kesetiaan akan diuji ketika dia menjelajahi dunia sihir, petualangan, dan roman, menghadapi ancaman yang dapat menghancurkan jaringan eksistensi. Warisan Para Dewa menunggu... Apakah kamu akan menjawab seruannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pramsia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11: Bayangan Kembali, Mempersiapkan Pertempuran di Lembah Tersembunyi
Udara di Lembah Tersembunyi terasa lebih dingin dari biasanya. Meskipun langit masih dihiasi warna jingga senja, sebuah aura gelap menyelimuti lembah, menciptakan suasana mencekam yang tak biasa. Jian berdiri di puncak bukit, menatap ke arah jalan setapak yang berkelok-kelok menuju kuil utama. Ia merasakan debaran jantungnya berpacu, seolah-olah alam pun merasakan ketegangan yang sama.
"Sekte Bayangan telah kembali," kata-kata Master Agung bergema di telinganya. Ia ingat pertemuan pertamanya dengan sekte jahat itu, ketika ia masih seorang pemuda yang naif. Kini, ia telah menjelajahi dunia, menemukan jati dirinya, dan mengasah kekuatannya. Ia tidak lagi anak muda yang tak berdaya itu.
Ia melihat ke arah kuil utama. Cahaya lampu minyak yang remang-remang menyeruak dari celah-celah jendela berukir. Di dalam sana, Master Agung sedang mempersiapkan diri. Jian tahu bahwa pertempuran ini akan berbeda dari pertempuran sebelumnya. Sekte Bayangan telah menjadi lebih kuat, lebih licik, dan lebih berbahaya.
Ia mengingat ketika ia pertama kali memasuki Lembah Tersembunyi beberapa tahun yang lalu. Saat itu, ia hanya seorang pemuda yang penuh rasa ingin tahu dan ketakutan. Ia mencari pelarian dari kehidupan yang sulit di desanya. Ia mencari kekuatan dan makna hidup. Ia menemukan Master Agung, yang menerima dengan tulus dan mengajarkan banyak hal tentang kultivasi, kehidupan, dan diri sendiri.
Ia terkenang saat-saat indah bersama Master Agung, saat ia belajar menguasai pedang sakral, saat ia bermeditasi di pinggir kolam lotus, saat ia mendengarkan kisah-kisah bijak Master Agung. Ia merasakan kehangatan dan kasih sayang yang telah diberikan Master Agung kepadanya. Ia bertekad untuk melindungi Lembah Tersembunyi, melindungi Master Agung, dan melindungi dunia dari kejahatan Sekte Bayangan.
Ia turun dari puncak bukit, langkahnya tegas dan penuh keyakinan. Ia menemukan Master Agung sedang berlatih pedang di dekat air terjun. Master Agung terlihat lebih kuat dan bijaksana dari sebelumnya. Rambut putihnya tertiup angin, dan matanya memancarkan aura kekuatan yang tak terukur.
"Kau telah kembali, Jian," kata Master Agung. "Aku telah menunggu kedatanganmu."
"Aku telah siap, Master Agung," jawab Jian. "Aku akan melindungi Lembah Tersembunyi."
"Baiklah," kata Master Agung. "Kita harus mempersiapkan diri. Sekte Bayangan akan menyerang segera. Mereka telah mengirim pasukan yang lebih kuat dari sebelumnya."
Master Agung kemudian menceritakan tentang rencana Sekte Bayangan. Ia menceritakan tentang kekuatan mereka yang menakutkan. Ia menceritakan tentang strategi mereka yang licik. Ia menceritakan tentang tujuan mereka yang jahat. Ia menceritakan tentang bahaya yang mengancam Lembah Tersembunyi dan dunia.
Jian mendengarkan dengan saksama. Ia merasakan adrenaline mengalir di dalam tubuhnya. Ia merasakan tekad baru menguatkan hatinya. Ia siap untuk bertempur. Ia siap untuk melindungi Lembah Tersembunyi. Ia siap untuk melindungi dunia.
Master Agung kemudian memberikan Jian beberapa petunjuk dan strategi untuk menghadapi Sekte Bayangan. Ia mengajarkan Jian teknik-teknik kultivasi baru yang lebih kuat dan efektif. Ia mengajarkan Jian cara untuk mengendalikan emosi dan menemukan keseimbangan di dalam dirinya.
Jian berlatih dengan tekun dan sabar. Ia berlatih pedang dengan Master Agung. Ia bermeditasi untuk meningkatkan kekuatan spiritualnya. Ia mempelajari teknik-teknik kultivasi baru yang diberikan Master Agung. Ia berusaha untuk menemukan keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwanya.
Ia merasakan kekuatan baru mengalir di dalam dirinya. Ia merasakan tekad baru menguatkan hatinya. Ia siap untuk menghadapi tantangan baru ini. Ia siap untuk melindungi Lembah Tersembunyi. Ia siap untuk melindungi dunia. Ia siap untuk menjalani takdirnya.
(Bersambung ke Chapter 12)