Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Andah merasa tertekan
Akhirnya Nabila sampai juga di toko kuenya ibu dari tiga anak itu sudah selesai mengecek bahan-bahan yang sudah kosong, segera dia mendatangkan bahan-bahan dari pabrik untuk segera mengirim ke toko kuenya, Nabila sangat bersyukur meskipun usahanya kecil tapi peminatnya cukup banyak, dan hal ini menjadi pemicu untuk lebih semangat lagi dalam mengais rezeki.
Selesai mengecek barang diapun langsung pulang dengan membawa beberapa bahan yang akan di buatnya untuk membuat pempek untuk usaha sampingannya, rencana dirinya ingin memperluas lagi usaha rumahan nya itu, hanya saja saat ini dirinya terkendala biaya jadi mau tidak mau dia harus bersabar dulu.
"Nek, Nabila pulang! di mana anak-anakku yang cakep-cakep dan cantik itu?" tanya Nabila.
"Anakmu lagi bersama kakek di ruang keluarga, biarkan saja lebih baik kamu cuci tangan dan kaki jika ingin menyentuh cicit-cicit nenek," titah wanita paruh baya itu.
"Iya, ela ini nenek buyut over banget mengalahkan emaknya," celetuk Nabila yang mendapatkan pukulan sayang dari neneknya.
"Hus, dasar ya kamu bocah gendeng!" cibir nenek Soraya.
"Ya Nenek .... Cucunya pinter gini di bilang gendeng," protes Nabila sambil merajuk
Selesai cuci tangan dan kaki Nabila mulai mendekati putra putrinya. " Anak ibu Masya Allah tabarakallah, kalian semua itu tambah hari kenapa tambah gembul, terbuat dari apa sih pipi kalian itu, dari adonan super ya? Iya, ya adonan super ya?" tanya Nabila kepada ketiga anaknya dengan nada gemesnya.
"Wes to nduk jangan di ciumi kaya gitu, nanti pipinya sakit, ini bayi bukan orang tua," omel nenek Soraya, dengan logat jawanya.
"Ya makanya itu Nek, mumpung dia bayi kalau dia sudah besar mana mau di ciumi kaya gini," sahut Nabila.
****
Sedangkan di tempat lain saat ini sedang terjadi pertengkaran antara Revan dan juga istrinya, pasalnya Andah tau kalau suaminya itu mencoba berhubungan dengan mantan istrinya, meskipun Revan sudah menjelaskan kalau dirinya hanya berbicara mengenai anak, tapi wanita ini tetap tidak mau mendengar, dengan alasan dirinya tidak ingin suaminya tersebut berbagi kasih sayang terhadap anaknya yang dari perempuan lain.
"Kamu jangan egois Andah biar bagaimanapun anaknya Nabila itu darah dagingku saya, ayahnya jadi sudah sepatutnya saya harus memberi kasih sayang dan materi secara merata seperti Ziona!" tekan Revan.
"Nggak Mas, aku tidak terima kalau anak Nabila mendapatkan hal yang setara dengan Ziona, Ziona anak pertama kamu jadi kamu harus memprioritaskan dia ketimbang anak-anak kamu yang lain!" teriak Andah.
"Kamu jangan egois, mana ada seorang ayah pilih kasih terhadap anak-anaknya, mereka semua darah dagingku, jadi sudah sewajarnya aku memberikan hak mereka secara adil!" Bentak Revan tidak mau kalah.
"Terserah kamu mau berbuat apa yang jelas aku tidak sudi jika anakku harus berbagi kasih sayang dengan anak-anak dari Nabila," terang Andah.
"Tutup mulutmu, jangan pernah kamu melarang aku untuk tidak memberikan kasih sayang terhadap anak-anakku, jangan mentang-mentang diriku ini mencintaimu terus kamu bisa mengendalikan ku semau mu, oh, jelas tidak bisa sayangku!" desis Revan yang membuat Andah sedikit ketakutan.
Ya, memang sedari dulu Revan mencintai dirinya tapi meskipun begitu Andah sulit untuk menguasai dan mengendalikan laki-laki yang sekarang menjadi suaminya itu, Revan adalah sosok lelaki yang sangat dingin dan kaku bahkan ibunya sendiri tidak bisa mengendalikannya kecuali nenek Miranti.
"Mau kemana lagi kamu?" tanya Revan dengan nada sineasnya.
"Mau keluar sumpek di rumah terus," ketus Andah.
"ASI Ziona sudah kamu penuhi!" tekan Revan dengan dingin.
"Sudah," jawab Andah singkat.
"Jangan pergi dulu aku masih berada di dalam rumah, aku ini suamimu tolong hargai aku sedikit, sebagai seorang istri seharusnya kamu paham akan tata krama yang seperti itu," ucap Revan sedikit menyindir.
Andah begitu tertekan dia pikir menikah dengan lelaki yang selama ini dia cintai akan sebahagia yang dia bayangkan, ternyata semua itu salah, rasa takut akan karma, ataupun bayangan di masa lalu yang kapan pun akan segera datang terus melintas di pikirannya, apalagi saat ini dia tahu kalau Nabila sudah melahirkan anak Revan dengan selamat, kalau saja dia mengetahui sejak awal pasti dia akan menggunakan caranya untuk menyingkirkan anak-anak Nabila.
Sedangkan saat ini dirinya sudah terlambat Nabila dan anak-anaknya sudah di bawah pengawasan kakeknya yang seorang mantan jenderal itu, meskipun usaha dari kakek Nabila sudah bangkrut tapi kakek Nabila masih memiliki orang-orang hebat yang nantinya akan mendekengi jika sesuatu terjadi terhadap cucu kesayangannya itu.
'Sial.... dasar kau sialan Nabila, kenapa dari dulu aku tidak bisa menyingkirkan lmu, bahkan ketika aku sudah memiliki Revan secara utuh pun kamu masih menjadi bumerang dalam rumah tangga ku!' geram Andah dalam hatinya.
Revan pun mulai menghampiri anaknya, Ziona sudah bisa di ajak berinteraksi, bahkan dia sudah bisa menimbulkan gelak tawanya di saat Revan bermain ci luk ba, sedangkan di sisi lain Andah begitu tertekan melihat keakraban antara ayah dan anak tersebut.
'Andai saja Revan mengetahui semuanya apa dia masih menyayangi Ziona seperti itu?' tanya Andah di dalam hati.
****
Nenek Soraya baru saja menidurkan satu persatu cicit-cicitnya di dalam box, saat ini usia cucunya sudah memasuki bulan kelima jadi tidurnya sudah mulai teratur, dan Alhamdulillah sudah tidak terlalu begadang seperti waktu bayi, paling nangis di kasih susu sudah diam dan kembali tidur lagi.
Sedangkan si ibu dari bayi-bayi tersebut sibuk membuat adonan pempek, karena memang setiap harinya selalu ada pesanan dengan porsi yang cukup banyak, beruntung Nabila memiliki kakek dan nenek yang masih kuat meskipun sudah berumur, hal itu mempermudah dirinya untuk mengais rezeki karena memang anak-anaknya sudah ada yang mengasuh, meskipun kadang Nabila tidak tega harus melihat wajah-wajah lelah dari keduanya, tapi bagaimana lagi keadaan yang membuat dirinya seperti ini.
'Alhamdulillah akhirnya pempekku matang semua, tinggal bikin kuahnya,' ucap Nabila dalam hati.
Semuanya sudah selesai dan proses packing sudah hampir selesai mungkin tinggal sedikit saja, rasa lelah tiada di rasa yang terpenting saat ini dirinya masih bisa mengais rezeki dengan cara di rumah saja, ternyata setelah perceraian dunianya tidak sekejam yang dia bayangkan, apalagi ketika usaha kakeknya bangkrut, Nabila merasa itu akhir dari segalanya, dan ternyata tidak semua belum berakhir jika kita sebagai manusia masih mau berusaha dan berdoa maka Allah akan selalu mempermudah jalan untuk hambanya.
'Terimakasih ya Allah ternyata di balik semua ujianmu, ada kado yang terbungkus dengan indah,' ucap Nabila dalam hati.
"Sayang kenapa senyum-senyum sendiri?" Pertanyaan nenek Soraya membuyarkan lamunannya.
"Tidak Nek, Nabila hanya merasa lega saja karena semua pesanan sudah siap di antar tinggal tunggu kurir saja yang mengambil.
Zahra yg dibisik aku yg kaget dan mukaku merah padam krna nahan malu 😍😍😍
mau kabur atau diusir bisa lah duduk teras bntr nunggu hjn reda br pesan grab yg sllu online. klo dia jln pake mantel ujan msh ok lah..
yahh namanya alur dibuat dramatis tp kdg tak logis..ngikut aja dan jg crta bagus n rapi