NovelToon NovelToon
Desa Terkutuk. Buku Kedua (Detektif Astral)

Desa Terkutuk. Buku Kedua (Detektif Astral)

Status: tamat
Genre:Tamat / Rumahhantu / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Roh Supernatural
Popularitas:30.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ady Irawan

Pembaca baru, mending langsung baca bab 2 ya. Walaupun ini buku kedua, saya mencoba membuat tidak membingungkan para pembaca baru. thanks.

Prolog...

Malam itu, tanpa aku sadari, ada seseorang yang mengikuti ku dari belakang.

Lalu, di suatu jalan yang gelap, dan tersembunyi dari hiruk-pikuk keramaian kota. Orang yang mengikuti ku tiba-tiba saja menghujamkan pisau tepat di kepalaku.

Dan, matilah aku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Black Death. 3

"Malam banget?" Kata Lenny ketika menyambut ku.

   "Iya. Tadi Pak Kumis menceramahi aku sedikit. Jadi, agak memakan banyak waktu. Hehee." Aku masuk setelah dia persilahkan untuk memasuki rumahnya. "Libur?"

   "Iya. Sudah beberapa hari ini libur."

   "Kenapa?"

   "Haah. Kamu selama dua bulan ini di RS sih, jadi ga tau ada apa di Desa Mulyorejo, terkhusus kampung kamu." dia ke arah belakang, sepertinya dia membuatkan minum.

   "Kamu sama sekali tidak pernah bercerita tentang kampung ku selama di rumah sakit. Ada apa emang nya?"

   "Banyak rumor kalau para korban dari pembunuhan itu, arwah nya gentayangan." dia kembali dengan segelas es Syrup, kebetulan malam ini cuacanya sedikit panas.

   "Haa? Gentayangan? Apa lagi ini?"

   "Pelanggan ku kan banyak yang tetangga kamu tuh. Mereka sering bercerita kalau malam hari setelah kejadian itu, banyak sekali penampakan setan. Terutama...." dia diam karena aku lihat dia menggigil hebat.

   "Terutama???"

   "Pocong!!" mendengar jawaban Lenny barusan, rasa merinding menjalar dari keningku hingga sekujur tubuh.

   Aku menelan ludah dengan susah punya. "Serius? Habis ini aku harus pulang kan? Jangan menakut nakuti aku donk!"

   "Engga. Serius aku ini."

   "Cih, kok mirip omongan seseorang ya?" guman ku.

   "Haa?"

   "Dulu Udin juga sering berkata seperti kamu barusan."

   "Aku bukan Udin!" dia mencoba menyerang ku, tapi aku berhasil menghindar. "Lagi pula, aku juga sempat melihatnya satu kali."

   "Hahaha. Bisa ceritakan selengkapnya?"

  "Huh. Pantesan Udin dulu sering sewot ke kamu. Kamu awalnya ga mau percaya, ujung ujungnya kamu paling semangat mendengar cerita horor."

   "Udah, udah. Jangan di sebut terus namanya, nanti dia datang lho." dan dia melempari aku dengan bantal sofa yang ada di sebelahnya.

Nex

Cerita Lenny

Seperti biasanya, kalau aku pulang jualan, aku selalu lewat kampung nya Riyono. Kan ada pertigaan tuh di sebelah warungku, lha itu jalan akhirnya terhubung ke perempatan jalan di masjid Al-Barkah. Selain di sana ramai orang, di kampung itu jalan tidak terlalu memanjakan. Sedangkan kalau lewat jalan raya, itu menanjaknya lumayan. Itulah alasanku selalu lewat kampung itu.

   Di awal awal kasus. Kampung itu masih lumayan ramai orang, karena di adakan tahlilan yasinan dan doa doa untuk para korban dari kebiadaban Udin. Orang orang yang selamat masih semangat beraktivitas malam hari. Tapi, itu semua menjadi terbalik ketika pada suatu malam, ada salah satu orang yang tiba berteriak kencang.

   "Ada apa?" kata Pak bapak sebut saja namanya sebagai Pa Ranu. Dan yang berteriak tadi adalah pemuda berusia sekitar dua puluh lima tahunan. Panggil saja dia sebagai Mas Jay.

   "Tadi ada bayangan aneh Pak." jawab Mas Jay.

   "Bayangan?" Pak Ranu kembali bertanya.

   "Ada bayangan pocong!! Pocongan!! Di sana." dia menunjuk ke arah gerbang Ba'an yang jaraknya dengan pos jaga yang fenomenal itu tidak terlalu jauh.

   "Walah, kamu terlalu capek Mas Jay. Kamu habis dari mana?" tanya Pak Ranu.

   "Tahlilan lah Pak."

   "Ooh. Sudah, pulang sana. Lihat, noh ga ada apa apa di sana." dia melihat ke arah gerbang Ba'an, lalu ngacir meninggalkan Mas Jay dan aku yang kebetulan berada tak jauh dari mereka.

   "Pak?" tanyaku. Tapi, dia tidak menghiraukan aku dan lari kencang ke arah barat. "Mas Jay? Kamu tidak apa apa kan?" aku memalingkan pandanganku ke Mas Jay tadi, tapi dia juga sudah kabur ke arah Utara. Dan tinggallah aku sendirian di pertigaan jalan itu, sambil merinding karena mendengar kata ajaib tadi. Pocong.

   Aku melihat ke arah yang Mas Jay katakan, dan aku tidak melihat apa apa yang sekiranya mirip ataupun pocong beneran. Jadi, aku beranggapan kalau mereka berdua salah lihat saja.

    Dan setelah yakin dengan pikiranku, aku berjalan ke arah barat menyusul Pak Ranu, dan berjalan sedikit cepat, karena suasana di sana begitu suram dan mencekam. Naas, baru beberapa langkah kemudian, ada pemadaman listrik di kampung itu dan gelap gulita langsung menemani sisa perjalananku pulang.

   Di sinilah, aku merasakan ada kejadian aneh, setiap kali aku melewati rumah, aku merasakan ada seseorang sedang berdiri di depan pintu rumah itu. Tapi, ketika aku menoleh ke arah itu, aku tidak melihat ada orang di sana. Hingga akhirnya aku telah di perempatan jalan Mulyorejo, aku tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan, aku menoleh ke arah kampung yang barusan aku lewati. Dan betapa terkejutnya aku saat melihat ke arah sana. Aku melihat bayangan putih, aku tidak bisa meyakinkan apa yang aku lihat itu, tapi sosok itu berdiri tepat di depan pagar rumah rumah yang ada di kampung itu. Sosok itu menyerupai pocongan.

   Aku mencoba mengalihkan pandanganku ke arah barat, dimana kampung aku tinggal, di sana ada makam, dan di depan makam sana ada sekolah TK, dan sebelah baratnya lagi ada gang kecil, di mana rumahku berada. Kini Aku menyebrang jalan menuju arah masjid Al-Barkah, dan disana Alhamdulillah listrik kembali menyala. Mungkin, aku masih penasaran dengan apa yang aku lihat tadi di kampung tadi, aku menengok ke arah sana. Bayangan putih tadi sudah hilang entah kemana. Tapi, aku yakin tadi ada banyak sosok yang mirip pocong, dan aku yakin itu.

Nex

My Diary

   "Jadi, kamu mulai hari itu tidak jualan?" tanyaku sambil menyeruput minuman yang di suguhkan oleh Lenny Anggraini tadi.

   "Engga lah. Aku tetap jualan seperti biasanya. Tapi, tidak berani lewat kampung kamu lagi. Waktu pulang pergi aku jadi lewat jalan raya. Bareng Pak Dirman." jawab dia sambil melirik sana sini. "Kamu mau nginap di sini kan?"

   "Jangan bercanda donk. Gua cowok!!" seru ku. "Bisa di grebek orang sekampung tau!"

   "Tapi, kamu ga takut pulang sendirian? Lagi pula aku tidak keberatan kok kalau kamu nginep di sini."

   "Akunya yang keberatan! Bisa bahaya." Aku beranjak berdiri lalu melihat ke arah teras rumah Lenny. "Di sini juga ada penampakan seperti itu?"

   "Alhamdulillah nya disini aman dan sentosa." dia mengikuti ku. "Amit jabang bayi kalau disini juga ada penampakan seperti itu. Aku bisa mati ketakutan."

   "Siapa saja yang di hantui sosok pocong di sana?"

   "Kayaknya hampir semuanya deh. Lihat saja nanti, orang orang di sana sehabis mahgrib langsung pada masuk ke rumah. Dan mematikan semua penerangan rumah. Seolah jadi kampung tempo dulu deh. Hiii." dia menggigil.

   "Anu... Len..."

   "Ya?"

   "Anterin pulang ya? Aku kok kayaknya rada takut gitu." Dia langsung mencubit pinggangku sekuat tenaga. "Adududuh, becanda! Becanda!! Salah kamu sendiri kan nakuti nakuti aku."

   "Kan kamu yang bertanya. Nginap yuk?"

   "Bodoh ah. Kalo sudah cukup umur mah, aku langsung terima tawaran nya. Heheh. Ok, kalau begitu aku pamit ya."

   "Beneran nih? Ga takut?"

   "Takut sih takut. Tapi, apa boleh buat kan?"

   "Tapi, akunya yang takut tinggal sendirian."

   "Kan pocong nya ga main sampe sini. Jadi aman kan?"

   "Main.. Ahahaha. Kamu masih bisa becanda juga di saat seperti ini. Ya sudah, hati hati di jalan. Jangan sampai mau di ajak maen sama para pocong itu ya."

   "Rumah rumah tetangga kamu saling berdempetan, kalau ada apa apa langsung berteriak saja. Pasti banyak yang menolong....."

   "Oh, ya. Aku minta nomor handphon kamu dong, kalau ada apa apa biar aku bisa langsung menghubungi kamu."

   "Aaahhh!!" aku baru ingat. Handphone ku handphone Nokimen N93i ku di mana!!! Oi ada yang tau kah?

   "Kenapa berteriak kayak gitu sih? Ga enak sama tetangga tau!" Lenny kembali mencubit pinggangku.

   "Adududuh. Jangan suka nyubit kenapa sih?" aku memegang tangannya yang mencubit pinggangku supaya dia melepaskan cubitannya. Dia melepaskannya dan memegang tanganku. "Handphone ku ilang!"

   "Ga di bawa para polisi kah?"

   "Mereka sama sekali tidak membicarakan tentang handphone ku. Jadi... Mungkin memang hilang... Hiks, itu HP sultan, hiks."

   "Hihihi, kamu lebay juga orangnya."

Nex

   Setelah bermesraan sedikit tadi. Aku pamit pulang ke rumah karena ada salah satu tetangganya keluar rumah, kami jadi merasa tidak enak karena malam hari berduaan, dan masih SMP pula.

   Ngomongin soal handphone ku, aku ingat dengan jelas. Di saat kejadian itu, aku merekam semua rentetan kasus di Ba'an dan aku yakin seyakin yakinnya! Jadi, dimanakah handphone ku? Tertinggal di Ba'an kah? Atau ada yang mengambilnya kah?

    Kalau tertinggal di Ba'an, pasti handphone itu sudah rusak. Mengingat kejadian itu sudah lebih dari dua bulan yang lalu. Dan kalau ada yang mengambilnya, pelaku siapa? Untuk apa? Bukti ke kepolisian? Tapi, para polisi tidak membicarakan tentang handphone ku sama sekali. Dan keanehan yang sangat jelas adalah apa yang di tunjukkan oleh Pak Zainal Abidin.

   Ada yang tau?

   Yupz. Bripda Cikita.

   Pak Zainal Abidin mengatakan kalau dia juga menjadi salah satu korban Udin sedunia. Tapi, dia tidak mau mengantarkan aku ke makamnya, padahal aku ini termasuk temannya.

   Lalu....

   Pak Pol muda tadi. Dia berkata kalau anak Pak Zainal Abidin itu masih SMP, seumuran dengan ku. Apa ini? Apa kamsud nya ini?

Nex!!!!!!

1
Green Force
nanggung Cok.
Eko Wahyulianto
lanjut Thor
Emma Shania
sekarang Lenny jadi setan? 😈😈😈😈😈👻
Ruri
😭😭😭😭😭
Ruri
riyono nya kok jadi sekejam itu sih?
Ruri
handphone tahun berapa itu?
Ruri
tidak kok
Rani_28
buru buru amat tamatnya. 😤 itu panti asuhan apa pantai asuhan? /Facepalm/
Ady Irawan: besok sudah rilis bab pertama kok. 😗😗😗
Ady Irawan: lho? pantai? 😰😰😰
total 2 replies
NiaNii
sudah mau tamat aja nih /Whimper/
Ady Irawan: 😅😅😅 ada ide lain buat buku baru.
total 1 replies
NiaNii
bisa kepikiran kode seperti itu juga ya? /Left Bah!/
Ady Irawan: wkwkwkw.. 🤣🤣🤣
total 1 replies
NiaNii
hii kampung pocong 😱😱😱
Ruri
riyono baper an amat.
Ady Irawan: haaaa... pocong mendatangi kalian.. haaaa. 👻👻👻👻
PiaPia_PipiOlipia: haaa pocong datang
total 2 replies
Ruri
perbanyak cerita horor nya!!!!
Ady Irawan: siyaaap.. 😭😭
total 1 replies
Emma Shania
pocong satu kampung /Gosh/
Rima Edogawa
Ceritanya bagus dan detail tapi kada ada kata-kata yang sulit di mengerti. semangat menulis Thor
Ady Irawan: tengkyu. tengkyu. 😭😭😭 ga tau harus bls gimana nih. pokok e tengkyu.. 😭😭😭
total 1 replies
Ruri
maen peluk aja Lenni nya.. /Shame/
NiaNii
aarrrgg
NiaNii
kok ga jadian sama Levi woiii
Green Force
jangkrikek cerita ne di Skip. ancen dontol koe cak.
Ady Irawan: wkwkwk.... sabar sabar... 😂😂😂
total 1 replies
Ruri
kok mereka hidup lagi sih?
Ady Irawan: wkwkw.. villain nya emang mereka. 😂😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!