NovelToon NovelToon
Bayang Perang Di Ujung Senja

Bayang Perang Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Kerajaan Avaris yang dipimpin oleh Raja Darius telah menjadi kekuatan besar di benua Estherya. Namun, ancaman datang dari Kekaisaran Zorath yang dipimpin oleh Kaisar Ignatius, seorang jenderal yang haus kekuasaan. Di tengah konflik ini, seorang prajurit muda bernama Kael, yang berasal dari desa terpencil, mendapati dirinya terjebak di antara intrik politik dan peperangan besar. Dengan bakat taktisnya yang luar biasa, Kael perlahan naik pangkat, tetapi ia harus menghadapi dilema moral: apakah kemenangan layak dicapai dengan cara apa pun?

Novel ini akan memuat konflik epik, strategi perang yang mendetail, dan dinamika karakter yang mendalam. Setiap bab akan menghadirkan pertempuran sengit, perencanaan taktis, serta perkembangan karakter yang realistis dan emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gerbang yang Terbuka

Bab 30: Gerbang yang Terbuka

Dengan satu ayunan pedang, Batu Kekuatan yang selama ini mengikat dunia mulai retak. Retakan itu berkembang dengan cepat, dan dalam hitungan detik, batu tersebut hancur berkeping-keping. Sebuah ledakan energi yang sangat kuat meletus, mengguncang seluruh ruangan dan membuat tanah di sekitar mereka terbelah. Kael dan timnya terdorong mundur, namun mereka berhasil menghindari serangan energi yang membabi buta itu.

Suasana menjadi sunyi setelah ledakan tersebut. Debu dan serpihan Batu Kekuatan beterbangan di udara, sementara di tengah kehancuran itu, sebuah gerbang hitam besar terbuka di tempat Batu Kekuatan sebelumnya berada. Gerbang itu tampak seperti sebuah lubang hitam yang tak terukur, memancarkan energi gelap yang sangat kuat dan mengerikan. Semua mata terfokus pada gerbang itu, merasa bahwa sesuatu yang lebih besar sedang menanti mereka di dalam sana.

Kael berdiri di tengah kehancuran, tubuhnya masih terasa lemah setelah bertempur melawan kekuatan Batu Kekuatan yang menguasai dirinya. Meski begitu, dia merasa ada sesuatu yang berbeda—sesuatu yang lebih besar dari apa pun yang pernah dia bayangkan. Ada perasaan berbahaya yang menguar dari dalam dirinya, seolah-olah gerbang itu memanggilnya.

"Kael," suara Aria terdengar cemas, menarik perhatian Kael. "Apa yang kita lakukan sekarang? Apa yang keluar dari sana?"

Kael menatap gerbang itu, merasakan getaran yang begitu kuat. "Aku tidak tahu," jawabnya, suara penuh ketegasan, meskipun di dalam hatinya ada rasa takut yang mendalam. "Tapi kita harus siap. Dunia yang kita kenal mungkin akan berubah selamanya."

Tidak ada waktu untuk meresapi perasaan takut atau kebingungan. Mereka harus segera mengambil tindakan. Kael memimpin timnya untuk maju ke arah gerbang tersebut, meskipun mereka semua tahu bahwa apa yang ada di balik gerbang itu mungkin jauh lebih kuat dan lebih mengerikan daripada apa pun yang pernah mereka hadapi.

Ketika mereka mendekat, sebuah suara yang dalam dan mengerikan terdengar dari dalam gerbang. Suara itu tidak hanya berbicara kepada mereka, tetapi juga seolah berbicara langsung ke dalam pikiran mereka.

"Akankah kalian menantangku? Kalian yang telah menghancurkan penyeimbang dunia? Apakah kalian siap untuk menghadapi kehancuran yang lebih besar?" suara itu bertanya, bergema di seluruh ruang yang mereka masuki.

Kael menggenggam pedangnya lebih erat, berusaha menenangkan hatinya yang mulai goyah. "Kami tidak takut. Dunia ini harus berubah. Jika harus berhadapan denganmu, kami akan melakukannya."

Suara itu tertawa, tapi tawanya mengandung sesuatu yang menakutkan. "Begitu berani. Tetapi, tidak ada yang bisa menghentikanku. Aku adalah bagian dari kegelapan yang lebih tua, jauh lebih dalam dari yang kalian bayangkan. Aku adalah kegelapan yang mengalir melalui setiap kehidupan yang ada di dunia ini."

Kael merasa tubuhnya bergetar mendengar kata-kata itu. Kegelapan yang lebih tua—makhluk yang lebih kuat dari Khalid—sepertinya benar-benar ada di dalam gerbang itu. Tetapi apakah ini berarti mereka benar-benar bisa mengalahkannya? Kael memutar pedangnya, siap untuk bertarung, namun sebuah perasaan asing mulai menyelimuti dirinya.

"Kael!" Aria teriak, menarik perhatian Kael dari pikirannya yang bergejolak. "Kita harus waspada! Ini bukan pertarungan biasa. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di dalam sana!"

Kael mengangguk, matanya tetap fokus pada gerbang. "Kita harus siap menghadapi apa pun. Jika kita menyerah sekarang, semua yang kita lakukan akan sia-sia."

Tanpa ragu, Kael melangkah ke depan, memasuki gerbang hitam yang penuh dengan aura kegelapan. Ketika dia melangkah lebih jauh, dia merasa seperti berjalan ke dalam dunia yang terbalik—di mana cahaya hilang dan hanya ada kegelapan yang mendalam. Setiap langkah terasa semakin berat, seolah-olah ada sesuatu yang menahan mereka.

Begitu seluruh tim memasuki gerbang, mereka mendapati diri mereka berada di ruang yang tidak bisa mereka kenali. Mereka tidak lagi berada di dunia yang mereka kenal. Dunia ini gelap, penuh dengan kabut tebal yang tak bisa diterobos, dan suara-suara aneh terdengar dari segala penjuru. Seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka, menunggu saat yang tepat untuk menyerang.

"Ini... ini bukan dunia kita," ujar Vira, salah satu anggota tim yang paling sensitif terhadap perubahan energi. "Ada sesuatu yang sangat salah di sini. Energi ini—ini sangat jahat."

Kael menatap sekeliling dengan serius. "Tetap tenang. Kita akan menemukan jalan keluar. Tapi kita harus berhati-hati. Kegelapan ini lebih kuat dari yang kita duga."

Saat mereka melangkah lebih dalam, sosok besar muncul dari kabut gelap di depan mereka. Sosok itu tampak seperti manusia, tetapi tubuhnya terbuat dari bayangan yang bergerak, hampir seperti cairan hitam yang mengalir. Wajahnya tidak bisa dikenali, hanya tampak sepasang mata yang menyala merah, menatap Kael dan timnya dengan kebencian yang mendalam.

"Kael," suara itu terdengar seperti bisikan yang dalam, namun menggetarkan seluruh tubuh mereka. "Kamu telah membuka gerbang yang tidak seharusnya dibuka. Dunia yang kamu kenal, hidup yang kamu perjuangkan, akan hancur karena kebodohanmu."

"Siapa kamu?" Kael bertanya dengan suara penuh ketegasan, meskipun ada sedikit kegelisahan dalam dirinya.

Sosok itu tertawa dengan suara yang menggema, seolah tidak ada akhir. "Aku adalah penjaga kegelapan yang lebih tua. Aku adalah bagian dari segala yang ada di dalam dunia ini, dan aku akan menghancurkan semua yang kamu cintai. Kegelapan ini adalah takdirmu, Kael."

Kael merasa kehadiran kekuatan yang sangat besar mengalir di sekitar sosok itu. Kegelapan yang ada dalam dirinya bergejolak, seolah ingin keluar dan bersatu dengan makhluk itu. Tetapi dia tahu, jika dia membiarkan kegelapan itu menguasainya, dia akan kehilangan segalanya.

"Dunia ini berhak untuk berubah," Kael berkata dengan suara penuh tekad, mencoba menahan kekuatan gelap yang mulai merasuki tubuhnya. "Dan aku yang akan memimpin perubahan itu."

Namun, makhluk itu hanya tersenyum, ekspresinya penuh dengan keangkuhan. "Kamu yang akan dihancurkan, Kael. Karena takdirmu sudah ditentukan sejak lama. Dunia ini milik kegelapan, dan kamu tidak bisa mengubahnya."

Kael menarik napas dalam-dalam, menyadari bahwa pertarungan ini jauh lebih besar dari sekadar menghancurkan Batu Kekuatan. Ini adalah pertarungan untuk menentukan nasib dunia—dan takdir dirinya sendiri. Dalam ketegangan itu, Kael dan timnya bersiap untuk menghadapi ancaman yang tak terbayangkan, yang mungkin saja akan mengubah segalanya.

1
Roni Sakroni
mantap bagus critanya
Roni Sakroni
dmn ibunya kael...??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!