Terlahir kembali di dunia yang dikuasai iblis dan makhluk ketiadaan, Ling Tian mengerahkan seluruh kekuatan dan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya.
Namun takdir sekali lagi menempatkan dirinya dalam posisi sulit. Meskipun akar spiritualnya lemah dan memiliki roh pelindung saling berlawanan yang bisa menghancurkan dirinya kapan saja, tak membuat Ling Tian gentar sedikitpun.
Dengan tekad baja, Ia berjuang melawan nasib buruknya, mengubah setiap kelemahan menjadi kekuatan, dan menantang kekuasaan iblis yang menindas dunia.
Mampukah Ling Tian mengatasi keterbatasannya, menyatukan roh pelindung yang berlawanan, dan mencapai ranah tertinggi? Ataukah dia akan terperangkap dalam lingkaran kehancuran yang menunggu dibalik kekuatan kegelapan?
Penuh ketegangan dan intrik, ikuti petualangan dan pertarungan intens yang ada di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Jast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hidup Sebagai Budak Iblis
“Terima kasih kak Chen,” ucap Ling Tian seraya tersenyum hangat, lantas meraih roti kering yang Ah Chen berikan.
“Emp… Selama aku ada di sini, aku akan melindungimu,” balas Ah Chen dengan percaya diri, lantas duduk tepat di sebelah Ling Tian yang berada di sudut penjara bawah tanah.
Meski roti kering yang mereka dapat terasa hambar, mereka memakan roti itu dengan perasaan senang, tidak seperti budak lain yang terlihat begitu putus asa dengan raut wajah terpuruk.
“Kak Chen… Besok ada upacara kebangkitan, apa kamu bisa menceritakan bagaimana prosesnya?” tanya Ling Tian sedikit penasaran.
“Oiya… Sekarang kamu sudah berusia sepuluh tahun ya? Itu berarti besok kamu juga akan mengikuti upacara kebangkitan.”
“Emp…” angguk Ling Tian kecil.
“Hmm… Bagaimana aku harus mengatakannya ya. Setidaknya ada banyak orang yang menghadiri upacara itu. Semua peserta disuruh untuk memegang sebuah batu besar satu persatu, kalau hasilnya bagus, kamu bisa direkrut seseorang yang ada di sana.”
“Setelah mengikuti upacara kebangkitan dua kali, aku selalu mendapatkan peringkat rendah, kalau sampai upacara kali ini juga hasilnya sama, sepertinya aku akan menjadi budak selamanya,” ucap Ah Chen mencoba menjelaskan seraya tertawa kecil, lantas mengalihkan pandangan ke arah langit-langit penjara dengan tatapan kekhawatiran.
Mendengar apa yang dikatakan Ah Chen itu, membuat Ling Tian merasa iba kepadanya, sedari kecil Ah Chen selalu baik dan melindungi Ling Tian dari gangguan budak-budak lain, meski harus melukai dirinya sendiri.
“Kak Chen, kamu tidak perlu khawatir, aku pasti akan membawamu keluar dari tempat ini.”
“Terima kasih Ling, tapi aku tidak apa-apa, mungkin takdirku memang seperti ini. Jika besok kamu terpilih oleh seseorang, maka kamu harus hidup bahagia,” balas Ah Chen hangat sembari mengusap kepala Ling Tian perlahan.
“Istirahatlah, besok ada hari penting yang menunggu kita. Jangan tidur terlalu malam ya,” timpal Ah Chen kemudian, kamudian berbaring sedikit meringkuk membelakangi Ling Tian.
“Takdir? Aku tidak percaya dengan takdir! Siapapun yang menghalangi akan aku hancurkan,” batin Ling Tian di dalam hati, menatap telapak tangan miliknya, lantas mengepal kuat dipenuhi akan amarah.
***
Dunia kecil di penghujung semesta yang dipenuhi akan awan kelam, dataran Cangyun nan membentang luas dipenuhi akan ras iblis dan makhluk ketiadaan, membuat dunia kecil itu terasa seperti di neraka.
Manusia yang tidak memiliki kualifikasi akan menjadi budak, dan mereka yang memiliki sedikit kekuatan akan dijadikan sebagai pelayan rendahan atau tumbal untuk pengorbanan.
Semburat mentari pagi nampak terang di bagian timur, mengusir kegelapan dan memperlihatkan altar besar dengan sebuah monumen batu di tengah-tengahnya.
Semua budak berusia sepuluh sampai dua belas tahun digiring dengan rantai yang terikat di kaki dan tangannya, membuat para iblis dan makhluk ketiadaan seketika menatap sengit ke arah mereka.
Mengalihkan pandangan ke segala arah, Ling Tian mencoba memperhatikan area sekitar dengan teknik mata langit miliknya, memperlihatkan qi kelam yang memenuhi seluruh altar.
“Apakah itu batu yang dikatakan kak Chen? Sepertinya batu itu digunakan untuk mengukur akar spiritual,” batin Ling Tian di dalam hati, menatap tulisan kuno yang terukir di atas batu.
“Semuanya, terima kasih karena sudah hadir di upacara kebangkitan kali ini. Aku sebagai tuan rumah akan memandu jalannya upacara ini,” ucap seorang iblis dari atas altar, memiliki paras seperti manusia dengan sepasang tanduk kecil di dahinya, Mou Jian.
“Tidak usah berlama-lama! Cepat mulai upacaranya!” teriak para iblis terlihat tidak sabar.
“Huhh… Karena kalian begitu tidak sabaran, maka aku akan memulai upacara ini. Penjaga, bawa mereka satu per satu ke atas altar,” pungkas Mou Jian.
Mendapatkan perintah itu, seorang pemuda di bawa ke atas altar, kemudian dengan perlahan meletakkan telapak tangan di atas batu itu, dan kemudian,
“Wushhhh!”
Semburat cahaya mencuat ke angkasa, memperlihatkan sebuah angka besar berwarna merah darah.
“Angka 3… Huhh, kualitas buruk. Apakah ada yang ingin membeli anak ini?” ucap Mou Jian mencoba menawarkan budak itu.
Mendengar hal itu, membuat Ling Tian seketika mengepalkan tangan.
“Upacara kebangkitan? Omong kosong! Ini pelelangan budak! Para iblis bedebah, beraninya kalian melakukan ini kepada kami,” geram Ling Tian di dalam hati, menatap Mou Jian dengan tatapan tajam.
Satu persatu budak dipaksa untuk melakukan upacara kebangkitan, sampai akhirnya tibalah giliran Ah Chen untuk naik ke atas altar.
Tapi sangat disayangkan, Ia hanya mendapatkan angka 2, membuat Ah Chen mau tidak mau harus menjadi budak selama sisa hidupnya.
“Kamu naiklah ke atas altar!” perintah iblis yang memiliki rupa kadal, menunjuk Ling Tian dengan tatapan tajam.
Bangkit dari tempatnya, Ling Tian perlahan naik ke atas altar, lantas berdiri tegak di depan batu besar.
“Setelah sepuluh tahun meditasi, aku tau kalau tubuh ini tidak memiliki bakat untuk berkultivasi. Aku tidak tau akan mendapatkan angka berapa, yang pasti mendapatkan angka tinggi maupun rendah sama-sama tidak menguntungkan,” batin Ling Tian dalam diam, membuat para iblis yang mengitari altar mulai meneriaki dirinya.
“Hei… Kenapa kamu malah diam! Cepat sentuh batu itu,” perintah Mou Jian dengan suara berat.
Mendengar hal itu, Ling Tian kemudian meletakkan telapak tangannya secara perlahan, dan kemudian,
“Wushhh…”
Tampak qi yang ada di dalam tubuhnya perlahan mulai terhisap ke dalam batu, membuat Ling Tian mencoba untuk menahan dirinya.
“Sial… Batu ini terlalu banyak menghisap qi milikku, aku harus menghambat merdian untuk mengurangi aliran qi,” batin Ling Tian sedikit gusar, lantas dengan cepat memanipulasi qi yang keluar dari dalam tubuhnya.
“Ting…”
Semua pandangan seketika tertuju ke arah langit, membuat semua orang sedikit tercengang dengan angka yang muncul di hadapan mereka.
“Angka 7… Kualitas menengah, bagus, akhirnya ada budak yang berguna untukku. Silahkan para tamu yang terhormat untuk memasang harga,” pungkas Mou Jian dengan semangat, membuat para iblis seketika berlomba-lomba untuk mendapatkan Ling Tian.
Ketika riuh para iblis memenuhi seluruh altar, terdengar suara berat kian menggelegar di angkasa, membuat para iblis sontak terdiam, lantas mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.
“Sepuluh ribu batu spiritual tingkat tinggi!”
Tampak sosok misterius mengenakan pakaian serba hitam, dengan sebuah topeng iblis berwarna merah yang menutupi wajahnya.
“Apakah ada yang berani menawar lebih tinggi?” ucap Mou Jian tersenyum lebar, mendapatkan untung besar hanya dengan menjual seorang budak.
“Karena tidak ada yang menawar lebih tinggi, maka selamat tuan, anda bisa membawa anak ini setelah menyelesaikan pembayaran.”
Turun dari atas altar, Ling Tian melirik tipis ke arah sosok hitam yang membeli dirinya, lantas mengalihkan pandangan ke arah Ah Chen yang terlihat memasang senyum hangat kepadanya.
“Ling Tian… Selamat, kamu tidak perlu lagi menjadi budak dan pergi menambang batu spiritual. Semoga kamu bisa hidup lebih baik di tempat yang ba-”
“Kak Chen… Aku pasti akan mengeluarkanmu dari tempat ini!”
Belum sempat Ah Chen menyelesaikan perkataannya, Ling Tian menyela pembicaraan, kemudian pergi bersama dua prajurit iblis yang berdiri tepat di sisinya.
***
“Siapa namamu?” tanya sosok hitam kepada Ling Tian yang sudah menunggu di ruangan kecil.
“Ling Tian.”
“Ling Tian? Tidak buruk, mulai sekarang kamu harus ikut denganku,” ucap sosok hitam dengan suara berat, lantas berbalik arah bersiap untuk pergi.
“Kalau kamu menginginkanku, maka aku memiliki satu syarat,” balas Ling Tian tanpa keraguan sedikitpun.
“Sett!”
“Woshhhh!”
“Brakkk!”
“Lancang! Atas dasar apa kamu mengajukan syarat kepadaku? Kamu hanya budak rendahan, jangan sampai membuatku marah dan membunuhmu di tempat ini!”
Aura yang mendominasi seketika menekan Ling Tian dari atas, membuat tubuh kecil itu berlutut dengan pandangan tertunduk.
“Kuat sekali, hanya dengan aura yang dikeluarkan bisa membuatku berlutut,” batin Ling Tian di dalam hati, mencoba untuk bertahan dari tekanan yang terasa begitu berat.
Mengepalkan kedua tangan kuat, Ling Tian melawan dengan semua kekuatannya, bangkit dengan tertatih lantas menatap sosok hitam dengan tatapan tajam.
“Anak ini tidak biasa, bahkan bisa bertahan dari tekanan aura milikku. Kalau dia hanya manusia biasa, pasti sudah kehilangan kesadaran. Sepertinya aku tidak salah pilih,” ucap sosok hitam di dalam hati, melihat sorot mata Ling Tian yang dipenuhi akan ambisi.
“Hehh… Apa hanya ini yang bisa kamu lakukan? Aku masih bisa bertahan,” tegas Ling Tian mencoba bertaruh dan menantang sosok hitam.
Mengibaskan pergelangan tangan pelan, membuat aura mendominasi yang menekan Ling Tian seketika menghilang, lantas berbalik badan membelakangi dirinya.
“Katakan… Apa yang kamu inginkan?”
***