Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidurlah
"Lalu jika bukan sedang berpartisipasi dengan tubuhku, untuk apa bapak menatapku seperti tadi meresahkan." ucap Julya yang berpikir jika radit sedang memikirkan yang iya-iya dengan tubuhnya.
"Rahasia." jawab Radit, yang tidak mungkin berkata jika dia menatap Julya karena tidak percaya jika dirinya kalah hanya karena seorang Ob, dan kini Radit langsung merebahkan seluruh tubuhnya diatas tempat tidur Julya yang ukurannya sedang, masih muat untuk dua orang meski tubuh radit memang memakan banyak tempat.
"Eh, kok malah langsung tiduran, mandi dulu pak, jorok banget." ucap Julya saat melihat apa yang Radit lakukan.
"Udah tadi, di kamar tamu." Radit berucap dengan mata yang sudah siap ditutup.
"Kenapa dikamar tamu, tidak disini."
"Malas ngantri." jawab Radit dan dia mulai memejamkan matanya, bermaksud untuk segera tidur, agar hasratnya segera menguap.
"Oh." jawab Julya dan dia kini mulai membuka lemari pakaiannya, mengambil pakaian yang akan dia kenakan. satu set baju tidur, dan tidak butuh waktu lama Julya sudah keluar dari pintu kamar mandi, dengan pakaian tidur yang sering dia pakai.
Sementara Radit yang memang belum tidur, mencoba untuk mengintip sebentar penampilan Julya yang sudah berganti pakaian, Awalnya dia hanya membuka matanya sedikit, namun saat melihat penampilan Julya yang WAW, dimayanya kedua bola mata Radit langsung terbuka sempurna.
Radit terpaku tanpa berkedip bahkan tanpa sadar burung yang susah payah dari tadi dia tidurkan kini langsung On kembali.
"HEM." sebuah deheman dari Julya untuk Radit, karena Radit yang terpasang melihat kearahnya, dan hal itu sukses membuat Radit sadar, sangat sadar sampai dia langsung memunggungi Julya.
"Hais, susah payah aku tidurkan kau malah bangun lagi." Batin Radit yang kini sudah sadar jika burungnya kembali ke mode On.
Julua yang melihat Radit langsung membelakanginya, tentu bertanya-tanya ada apa dengan Bosnya itu.
"Tunggu, apa mungkin." ucap Julya yang berpikir mungkin bos Gendutnya itu sedang berusaha menekan hasratnya, dan hal itu entah mengapa sukses membuat Julya dilema.
Di satu sisi dia belum siap, andai malam ini harus memasrahkan diri dibawah kungkungan bos Gendutnya, tapi saat ingat sorot mata bos gendutnya barusan. jujur Julya iba. Sangat iba karena tahu pasti Bos gendutnya kini tengah tersiksa, akibat hasratnya yang sudah naik ubun-ubun dan itu sangat terlihat jelas dari sorot mata Radit tadi.
Berlandaskan rasa iba, Julya kini berkata "Jika Bapa ingin meminta hak bapa atas diri saya, lakukanlah! saya memang belum siap, tapi ini kewajiban saya sebagai seorang istri." dan radit hanya berkata "Tidurlah! sudah malam."
Julya tentu kaget luar biasa, karena dia pikir Radit akan merespon dengan langsung menariknya keatas tempat tidur dan tentu mengungkungnya. Tapi lihat sekarang, Radit malah menarik selimutnya, sampai kepalanya pun dia tenggelamkan kedalam selimut, yang tadi hanya menutupi sebagian tubuh Gendutnya.
"Ah sudah lah kenapa diambil pusing, toh bagus bukan jika dia tidak mau menyentuhku." Batin Julya yang memang belum siap disentuh siapa pun untuk saat ini, dan sekarang dia mulai naik keatas tempat tidur.
Radit yang merasakan pergerakan Julya yang mulai naik keatas tempat tidur tentu dibuat semakin ketar ketir. Alhasil dia yang tadi tenggelam dalam selimut kini membuka selimut itu dan bergegas turun dari tempat tidur menuju kopernya berada, dan hal itu tidak luput dari penglihatan Julya, yang semakin bingung dengan tingkah Radit.
Dari dalam koper Radit mengambil laptopnya dan hal itu langsung membuat Julya berpikir mungkin Radit mengingat jika dia memiliki pekerjaan yang sangat penting, dan harus diselesaikan malam ini.
Radit tentu sadar sedang diperhatikan dan tanpa melihat kearah Julya Radit berkata "Tidurlah, jika memang belum siap aku sentuh."
"Heh," Seketika dugaan Julya yang tadi sempat terlintas dibenaknya musnah, Karena ternyata apa yang dilakukan Radit saat ini adalah cara agar dia bisa menekan hasratnya.
Tanpa menunggu Radit mengulangi kata-katanya Julya langsung menutup matanya rapat-rapat, dan lamgsung memunggungi Radit yang ada di sofa dengan lap top yang ada diatas pahanya.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏