Niat menerjemahkan bahasa, berujung fucking!!
Cinta gelap seorang mafia Italia bernama Almo Da Costa pada seorang wanita sederhana bernama Luna Diaz yang berprofesi sebagai penerjemah bahasa.
Pertemuan yang tidak diinginkan harus terjadi sehingga Luna kehilangan mahkota berharganya bagi seorang wanita. Hingga 2 tahun mereka berpisah dan bertemu kembali namun hal yang mengejutkan bagi Luna adalah saat Mr. Mafia itu bertanya.
“Where is my child?”
!SEASON 1&2 DI SINI AJA, TIDAK TERPISAH!
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M'sDL — BAB 16
MENUNDA
Tertidur di atas seorang wanita di saat si wanita sudah tegang tak karuan. Luna memejamkan matanya dengan bernapas ringan saat ia merasakan kepala Almo yang masih berada di atas perutnya.
Sambil merentangkan tangannya, Luna benar-benar lega saat pria itu tak jadi menggaulinya.
“Apa kau pikir aku tertidur?"
Jantung Luna kembali berdegup kencang saat mendengar suara Almo mengalun tiba-tiba. Meski pria itu masih di posisi awalnya, tetap saja. Luna kembali panik.
“Ji-jika kau ingin istirahat— ”
Luna mengentikan ucapannya ketika dia mendelik saat merasakan tangan Almo bergerak ke atas hingga berada tepat di samping payudaranya, sementara ibu jarinya berada di bawah payudaranya. Hanya tinggal gerakan sedikit saja dia sudah bisa menangkup nya.
“Kau panik?" ucap pria itu yang masih menempelkan kepalanya di atas perut Luna.
“Tidak.” Ketus Luna namun ia berpaling dengan napas memburu ketika tangan nakal Almo yang lain mulai turun mengelus paha Luna secara perlahan.
Kini Almo bangkit sehingga mereka saling menatap. Tangannya tak berhenti ketika menelusup masuk ke bawah lingerie Luna sampai wanita itu langsung menghentikannya dan itu membuat Almo tak suka.
“Em... Aku.. Aku ingin ke toilet." Ucap Luna dengan kegugupannya.
Almo mendekati wajahnya sedekat mungkin. “Aku tahu itu hanyalah sebuah alasan.” Ucap pria itu menyeringai licik hingga Almo turun dari atas Luna dan duduk bersandar di sebelahnya.
“Aku ingin kau yang bergerak, berikan rayuan terbaikmu. Jika kau berhasil aku akan membiarkanmu menemui anak itu.” Ucapan Almo membuat Luna menoleh ke arahnya dengan tak percaya.
Wanita itu ikut terduduk dan menatapnya.
“Aku tidak percaya denganmu.” Balasnya.
“I promise. Dan jika Almo sudah berjanji, maka dia tidak pernah mengingkarinya.”
Terlihat meyakinkan, namun Luna masih ragu. Tentu saja! Terakhir kalinya pria itu penuh tipu muslihat meski benar, Almo tak mengatakan janji. Tapi kali ini—
“Apa yang akan terjadi jika... Jika aku tidak bisa melakukannya?" tanya Luna berpaling menahan malunya sendiri.
Sementara Almo kini menoleh ke arahnya dengan wajah santai. “Maka aku akan mengajarimu sampai kau memberikan aku seorang keturunan.” Jelas Almo sudah lebih dari cukup.
Luna terdiam beberapa saat, hingga dia memejamkan matanya dan pasrah.
Wanita cantik itu mulai bergerak sembari membuka jepit rambutnya sehingga tergerai indah, namun pandangan Luna masih fokus ke bawah sampai dia menduduki paha Almo dan saling berhadapan.
Terlihat bagaimana pria bermata hijau itu menatap lekat Luna dengan senyuman tipisnya.
Wajah gugup? Almo sangat menyukainya, dia baru pertama kali membuat wanita malang nan polos itu menjadi nakal.
“Kau tidak ingin menatapku?" goda pria itu sehingga Luna akhirnya berani menatapnya meski tanpa senyuman.
Begitu dekatnya dia saat tangannya mulai bergerak membelai lembut perut sixpack Almo hingga dada bidangnya, lalu menuju ke lehernya dan merangkulnya.
Pria itu memejamkan matanya saat dia mulai merasakan kelembutan bibir Luna menciumi lembut leher hingga rahang tegasnya. “Hahhh~ hahhh~ ” Entah kenapa Luna bernapas memburu ketika dia mulai merasakan gairahnya timbul tiba-tiba.
Ia tak bisa mengontrol dirinya saat dia terus duduk tepat di atas paha Almo hingga kepemilikannya berbenturan langsung dengan milik Almo meski masih terhalang kain. Namun, dia berhasil membuat pria itu menatapnya penuh gairah.
Tak bisa menahan lagi, Almo langsung menyambar leher jenjang Luna sampai ia mendongak kaget hingga mencoba berpaling seraya menahan desahnya dan meremas pelan lengan kekar Almo.
“Ahhh~ ” Suara indah yang mengalun lembut saat bibir hingga lidah Almo benar-benar membuat lehernya basah.
Tangannya pun mulai bergerak menurunkan lingerie Luna, mengecup pundaknya hingga ke tulang selangka nya. Terlihat bagaimana Luna hanya bisa pasrah memejamkan matanya dengan menahan malu yang luar biasa.
Cup! Almo mulai melumat bibir ranum Luna dengan penuh dorongan nafsu. Ya! Dia bak pemburu yang kelaparan hingga Berger penuh birahi sampai merobek lingerie Luna dan mendorongnya terlentang di bawahnya.
Tak berani membuka matanya. Luna terus saja terpejam saat Almo mulai menjamah tubuh indahnya itu dengan beringas. Sampai dia turun ke bawah di perut polos Luna.
Saat ia kembali menatap wanita itu. Almo terkejut ketika melihatnya terus terpejam hingga mengeratkan kedua tangannya yang meremas kuat sprei. (“Aaahhhhh!!!! Lari Almo!!”)
Betapa marahnya pria itu saat dia tak bisa menggerakkan tubuhnya karena terlalu tegang mengingat kejadian yang pernah menimpa ibunya.
Ya! Dia bisa melihatnya kembali ke ekspresi Luna saat ini. Tapi kenapa hanya dia?
Almo langsung beranjak dari tempatnya, berdiri membelakangi Luna sembari meraih botol berisi beer yang selalu siap tersedia dimanapun dia berada.
Tentu saja Luna mengernyit heran saat dia membuka kembali matanya yang basah.
“Keluarlah." Pintanya tiba-tiba dan hanya menoleh saja.
Luna yang mulai terduduk sembari menyelimuti tubuhnya yang hanya mengenakan celana dalam saja, dia mengernyit heran. “Bagaimana dengan janjimu?” ucapnya walaupun sedikit gugup.
Almo yang menoleh, pria itu masih terdiam beberapa detik. “Besok aku yang akan mengantarmu." Ucap pria itu yang langsung melenggang masuk ke dalam kamar mandi.
Luna masih tak mengerti kenapa pria itu berubah pikiran? padahal saat dia memperkosanya di club' biasa-biasa saja.
“Aku tidak peduli." Gumam Luna yang segera bangkit dan pergi sembari membawa selimut tadi.
...***...
Brakk!! Pintu mobil baru saja ditutup ketika Luna datang dan melihat keberadaan Almo yang entah baru datang dari manakah dia namun yang pasti, Almo tak ada di villa semalaman sejak keluar dari kamar mandi.
“Waktumu hanya 30 menit menemuinya, jadi pergunakanlah dengan sebaik mungkin." Ucap Almo membuka kacamata hitamnya yang kini saling beradu pandang dengan Luna— wanita cantik yang mengenakan pakaian elegan warna putih dengan celana panjang.
Betapa indahnya warna mata Almo saat terkena sinar matahari.
Tak ada balasan dari Luna selain kerutan di kedua alisnya. Almo segera masuk ke dalam mobil hingga wanita itu menyusulnya.
.
.
.
“Dasar, kemana dia pergi semalaman?" Gerutu Rebecca yang selalu berpakaian seksi.
Wanita itu mencoba menelepon Sergio, namun tak bisa. Hingga dari belakang, seorang pria merangkul tubuhnya yang seksi itu hingga mengendus lehernya.
“Hentikan dulu Camer!" pinta Rebecca menoleh ke pria berkulit sawo matang bertubuh kekar itu sedikit judes.
“Kenapa? Permainan semalam masih terasa di Junior ku!” bisik pria bernama Camer itu ke Rebecca dengan penuh nada sensual.
“Aku sedang menghubungi Sergio. Entah kemana pria itu berada sekarang." Kesal wanita cantik itu hingga membuat Camer terkekeh kecil dan terduduk di atas ranjang.
“Bukankah dia sama sepertimu?! Mungkin saja dia sedang bersama wanita seksi lainnya!” ucapnya memang benar.
Rebecca terdiam. Dia baru ingat, Sergio memanglah sedikit gila dengan sex apalagi wanita cantik dan seksi menurutnya.
“Ya... Kau benar! Hhffuuu—”
🤔 sebuah teka" siapakah kali ini musuh yang akan datang dan siapa kah orang yg berada dlm mobil yg misterius itu
sprti luna yg jg suka cemburu..
kpn mereka akan saling mengungkapkan isi hati nya 😍😍🤭🫢